RSS

Kiprah Gus Dur Selamatkan TKI Dari Hukuman Mati


Kiprah Gus Dur Selamatkan TKI Dari Hukuman Mati

Organisasi pembela buruh migran, Migran Care beberapa waktu lalu memberikan Award kepada mantan Presiden KH. Abdurrachman Wahid terkait dengan dedikasinya dalam membela hak-hak buruh migran di luar negeri. Pada zamannya, Gus Dur menggunakan kekuasaan dan posisinya sebagai Presiden Bangsa Indonesia untuk kepentingan para buruh migran.

Berikut catatan Migran Care dan apresiasinya kepada KH Abdurrachman Wahid.

Sebagai presiden, pada tahun 1999, Gus Dur melakukan diplomasi politik tingkat tinggi, yang tidak pernah dilakukan oleh presiden sebelum dan sesudahnya, untuk memberikan perlindungan bagi pahlawan devisa ini. Atas upaya diplomasi Gus Dur, Siti Zaenab, pekerja rumah tangga (PRT) migran asal Desa Martajasah, Bangkalan, Madura, terselamatkan dari tiang gantungan di Saudi Arabia. Meskipun Mahkamah Saudi Arabia pada tahun 1999 telah menjatuhkan vonis hukuman mati kepada Siti Zaenab atas tuduhan pembunuhan terhadap majikan, namun atas upaya diplomasi yang dilakukan oleh Gus Dur, eksekusi atasnya ditunda. Kerajaan Saudi Arabia memutuskan menunda eksekusi mati bagi Siti Zaenab, dan menunggu permaafan dari ahli waris majikan yang kala itu masih belum aqil baligh (belum dewasa secara hukum). Hingga kini, Siti Zaenab masih di penjara dan menunggu keputusan ahli waris majikannya.

Selama kurun waktu 2004 – 2009, Migrant CARE memiliki banyak pengalaman dengan Gus Dur dalam upaya advokasi terhadap TKI dan keluarganya. Sang guru bangsa ini senantiasa konsisten di garda depan dalam melakukan pembelaan terhadap TKI yang mengalami ketidakadilan dan berbagai macam pelanggaran HAM.

Dalam rangka mengawal kasus Siti Zaenab, Migrant CARE bersama P.P. Fatayat NU bertemu dengan Gus Dur pada Februari 2007. Selama 15 menit pertemuan di kantor PBNU tersebut, Bapak Hasan (Kakak Siti Zaenab), menyampaikan: “Gus, Waktu Gus Dur jadi presiden, Siti Zaenab sudah dibantu Gus Dur sehingga ditunda eksekusi mati. Sekarang kita minta presiden Gus Dur lagi agar Siti Zaenab yang masih menunggu di penjara benar-benar bisa dibebaskan dari hukuman mati”. Menanggapi permohonan tersebut, Gus Dur mengatakan: “Saya sudah bukan presiden lagi”. Mendengar pernyataan Gus Dur, Pak Hasan dengan cepat menimpali: ”bagi kami, Gus Dur masih presiden. Di Madura Gus Dur tetap presiden”. Pertemuan itu diwarnai ger-geran tawa namun tetap memberikan harapan baru bagi keluarga Siti Zaenab dimana Gus Dur akan kembali mengirimkan surat kepada Raja Saudi Arabia untuk mengupayakan pembatalan hukuman mati.

Pada pertemuan yang sama, Gus Dur juga sekaligus menerima keluarga Adi Bin Asnawi, TKI asal Desa Kediri, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, yang terancam hukuman mati di Malaysia. Ibu Zakiyah (Ibunda Adi Bin Asnawi) ketika mendapat giliran berbicara menyebut Gus Dur dengan panggilan “Bapak Presiden Gus Dur”. Mendengar panggilan seperti itu, Gus Dur dengan cepat menyatakan: “Sudah saya bilangin, saya sudah bukan presiden lagi, kok ngeyel”! Seluruh keluarga TKI tertawa.

Pada kesempatan tersebut Gus Dur mengatakan akan mengirimkan surat kepada Perdana Menteri Malaysia untuk upaya pembatalan hukuman mati. Dan meski pada bulan Juli 2008, Mahkamah Tinggi Negeri Sembilan memutuskan vonis bebas kepada Adi Bin Asnawi, namun baru pada tanggal 9 Januari 2010 Adi Bin Asnawi baru dapat dipulangkan ke Indonesia.

Pengalaman Migrant CARE, di daerah-daerah basis buruh migran, sering menjumpai foto Gus Dur sebagai presiden terpampang di rumah-rumah buruh migran Indonesia.

Diplomasi politik Gus Dur tersebut semestinya merupakan pelajaran penting dan harus diteruskan oleh presiden selanjutnya. Namun sayangnya setelah era Gus Dur sebagai presiden, diplomasi politik tingkat tinggi untuk melindungi buruh migran Indonesia itu tidak diprioritaskan. Seperti gagalnya pemerintah Indonesia dalam melakukan pembelaan terhadap Yanti Iriyanti, sehingga pada tanggal 11 Februari 2008, Yanti Iriyanti dieksekusi mati di Saudi Arabia . Setiap tahun angka kematian buruh migran Indonesia di luar negeri juga terus mengalami peningkatan secara tajam. Tahun 2009, kematian buruh migran Indonesia telah menembus angka 1018.

Merespon 81 orang buruh migran Indonesia tidak berdokumen yang dideportasi dari Malaysia dalam kondisi belum menerima gaji selama berbulan-bulan, Gus Dur juga melakukan upaya penting dengan menampung 81 orang buruh migran Indonesia tersebut di asrama pesantren Ciganjur. Tidak hanya menampung mereka, Gus Dur dengan didampingi putrinya Yenni Wahid berangkat ke Malaysia pada 5 Maret 2005 untuk bertemu Wakil Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak. Gus Dur ingin membantu proses penyelesaian kasus buruh migran Indonesia tidak berdokumen tersebut sampai tuntas. Langkah Gus Dur melakukan pembelaan terhadap mereka merupakan langkah progresif di tengah stigmatisasi pemerintah Indonesia terhadap buruh migran Indonesia tidak berdokumen yang sangat negatif dengan menyebut mereka sebagai TKI ilegal.

Ketika perlakuan tidak manusiawi kembali dialami oleh 4 PRT migran Indonesia di Saudi Arabia, yakni Susmiyati, Siti Tarwiyah, Rumini, dan Tari yang disiksa majikannya secara keji pada bulan Agustus 2007, Gus Dur juga kembali melakukan pembelaan. Penganiyaan yang berbuntut pada kematian Siti Tarwiyah dan Susmiyati serta cacat permanen bagi Rumini dan Tari merupakan insiden pelanggaran HAM terhadap TKI sepanjang tahun 2007. Pada tanggal 24 Agustus 2008, Gus Dur menerima keempat keluarga korban, Migrant CARE, dan Rieke Dyah Pitaloka. Dalam pertemuan tersebut Gus Dur menyatakan bahwa perbuatan binatang jauh lebih baik daripada majikan penyiksa keempat TKW tersebut. Gus Dur mendukung perjuangan keluarga keempat TKW tersebut dan berharap keluarga korban tidak memaafkan pelakunya, karena jika dimaafkan, pelakunya hanya akan dikenai membayar diyat (denda) oleh Kerajaan Saudi Arabia .

Dalam pertemuan itu Gus Dur menegaskan bahwa problematika buruh migran Indonesia masih akan terus terjadi. “Wong di sini nggak ada pertumbuhan ekonomi”, ujar Gus Dur. Menurutnya, persoalan TKI harus diselesaikan oleh kepemimpinan yang jujur sehingga kejadian tragis seperti itu tidak terus berulang. “Saya lama tinggal di Saudi Arabia , pandangan orang Arab terhadap kita rendah sekali”, lanjutnya. Gus Dur juga mengajak semua komponen bangsa untuk peduli terhadap nasib TKI. “Mari bersama-sama memperjuangkan nasib TKI, memang untuk sementara belum selesai, tetapi harus terus dilakukan, ini perjuangan jangka panjang, nggak bisa selesai dengan cepat, pungkasnya di akhir pertemuan itu.

Ironis sekali, pesan Gus Dur kepada keluarga korban untuk tidak memaafkan penyiksa dan harus berjuang untuk menuntut keadilan, dijawab berbeda oleh pemerintah Indonesia . Tercatat dalam kasus Siti Tarwiyah dan kawan-kawan, pemerintah lebih memilih untuk menyelesaikannya melalui jalur perdamaian (impunitas) dengan pelaku tindak kriminal dengan kompensasi sejumlah uang. Sungguh martabat TKI, yang merupakan bagian integral dari bangsa ini sudah digadaikan, dan itu oleh bangsa kita sendiri. Selamat jalan Gus Dur, presiden pembela buruh migran!


Sumber:seruu.com
READ MORE -

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

‘Dagang Hukum’, Keniscayaan Era Pasar Bebas

‘Dagang Hukum’, Keniscayaan Era Pasar Bebas

Gara-gara jadi korban praktek ‘dagang keadilan’ yang dilakukan hakim Jembuddin dalam peradilan sesat, sekumpulan orang yang dikordinasi Sukiran berencana akan melakukan aksi unjuk rasa bersama sejumlah LSM dan aktivis kampus ke gedung Mahkamah Agung. Mereka mendesak penerapan hukuman mati terhadap para hakim yang telah memperdagangkan hukum dalam kegiatan ‘Mafia’ yang mengoyak-koyak rasa keadilan masyarakat. Sebelum aksi turun ke jalan dilaksanakan, Sukiran menelepon Guru Sufi, memohon doa restu agar aksinya berjalan lancar dan tidak menyimpang dari tujuan. Ternyata, tidak mendapat doa restu, Guru Sufi malah menertawakan tindakannya sebagai hal naif yang ditopang emosi kekanak-kanakan.

Penasaran dinilai naif dan kekanak-kanakan, setelah membatalkan aksi demonya, Sukiran bersama tiga orang temannya bergegas menemui Guru Sufi yang sedang berbincang dengan Sufi tua, Sufi Sudrun, Sufi Kenthir, dan Dullah di teras mushola pesantren. Dengan nafas masih tersengal-sengal ia meminta kejelasan seputar alasan Guru Sufi menilainya naif dan kekanak-kanakan. “Kami adalah korban kedzaliman hakim Jembuddin, Mbah Kyai. Salahkah kami ramai-ramai meminta hakim jahat seperti Jembuddin dihukum mati?” kata Sukiran tidak terima.

“Justru karena kalian korban dan kemudian menuntut,” kata Guru Sufi dengan suara datar, ”Masalahnya jadi semacam dendam pribadi. Artinya, kalau yang ditangkap bukan hakim Jembuddin, kalian tidak akan melakukan aksi turun ke jalan kan?”

“Tapi kami didukung LSM dan aktivis mahasiswa, Mbah Kyai,” Sukiran tak terima.

“Lepas dari didukung atau tidak didukung, yang pasti niat kalian semata-mata ditujukan kepada pribadi hakim Jembuddin. Padahal, masalah justicionomic adalah suatu keniscayaan dalam kehidupan di era global dengan pasar bebas dan masyarakat terbukanya (a global open society). Jadi mana mungkin sesuatu yang terjadi sebagai bagian dari keniscayaan jaman dapat diubah secara parsial oleh aksi-aksi unjuk rasa jalanan,” kata Guru Sufi.

“Justicionomic, apa itu Mbah Kyai?” tanya Sukiran heran.

“Itu istilah dari kata Nemein=mendistribusikan dan Iustitia= keadilan, yang bermakna mendistribusikan keadilan, hukum, dalam arena pertukaran ekonomi. Jadi yang dimaksud Justicionomic adalah mendistribusikan keadilan atau hukum sebagai komoditi pertukaran ekonomi. Demikianlah, produk dari proses hukum seperti penetapan pasal-pasal, rencana tuntutan, duplik sampai vonis adalah komoditi yang diperdagangkan untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi,” kata Guru Sufi.

“Kayaknya mustahil Mbah Kyai, ada produk hukum dijadikan komoditi seperti produk pabrik,” sahut Sukiran.

“Engkau menilai mustahil, karena caramu memandang dengan menggunakan wacana lama yang didasarkan pada paradigma negara bangsa (nation state). Coba sesuaikan caramu memandang dengan wacana baru yang didasarkan paradigma liberalisme dan lebih-lebih neo-liberalisme, engkau akan mendapati semua hal sebagai komoditi. Maksudnya, bukan hanya hukum dan keadilan yang dijadikan komoditi untuk diperdagangkan, bahkan nafsu syahwat pun akan dijadikan komoditi yang didistribusikan sebagai barang dagangan dalam suatu pertukaran ekonomi, yaitu fenomena yang disebut Libidonomic. Agama yang suci pun, jadi komiditi yang diperdagangkan yang diberi sebutan mentereng: Religionomic,” kata Guru Sufi menjelaskan.

“Jika hukum sudah jadi komoditi, bagaimana kedudukan negara?” tanya Sukiran ingin tahu. “Negara akan dikuasai oleh aparatur yang disebut Bung Karno dengan istilah Kabir singkatan dari Kapitalis Birokrat (bureaucrat capitalism), yaitu aparatur yang menjadikan seluruh mekanisme dan produk kebijakan negara sebagai komoditi untuk pertukaran ekonomi,” sahut Guru Sufi.

“Nah kasus Miranda Goeltom menjadi Deputy Gubernur BI dengan cara membeli dukungan suara dari anggota DPR RI seharga Rp 500 juta, apakah ‘dukungan suara’ itu bisa disebut komoditi dukungan legislatif dan anggota DPR RI yang terima duit bisa disebut sebagai aparatur Kabir?” tanya Sukiran ingin tahu.

“Benar sekali,” sahut Guru Sufi,”Dan selama menjadi deputy gubernur BI, Miranda pun berkedudukan sebagai Kabir dengan nilai komiditi lebih mahal dibanding modal yang telah dia keluarkan untuk membeli suara dukungan, “ kata Guru Sufi.

“Berarti kasus pemberian komisi atau fee dalam pembangunan perumahan atlit SEA Games di Sumatera Selatan, dilakukan para Kabir juga,.Mbah Kyai?” tanya Sukiran minta penegasan.
“Ya, begitulah.”
“Tapi kan duitnya untuk kas parpol?”

“Meski ke parpol tapi Kabir juga kebagian,” kata Guru Sufi,”Nah, parpol di era global dalam negara yg menganut prinsip-prinsip neoliberalisme adalah berkedudukan sebagai counter dan distro untuk menjual macam-macam jabatan, di mana modalnya dengan cepat berlipat-lipat hingga meluber ke mana-mana terutama jika jabatan-jabatan yang dijualnya itu dipakai rezim berkuasa. Demikianlah, di era pasar bebas dan masyarakat terbuka ini, parpol lebih kaya daripada negara.”.

“Maaf Mbah Kyai,” sahut teman Sukiran menyela,”Apa mungkin parpol bisa lebih kaya dari negara? Kok rasanya mustahil, Mbah Kyai.”
“Aku tidak mengada-ada, itu adalah fakta,” sahut Guru Sufi.
“Buktinya apa Mbah Kyai?” tanya teman Sukiran.
“Sampean yakin parpol-parpol di negeri kita memiliki dana berlimpah-limpah?” Guru Sufi bertanya balik.
“Haqqul yaqin, Mbah Kyai.”
“Pernahkah sampeyan dapat info ada parpol punya utang? Terlilit utang? Menggadaikan inventaris milik parpol?” tanya Guru Sufi.
“Ya tidak mungkin ada parpol punya utang.”
“Kalau negara kita?” tanya Guru Sufi dengan suara ditekan,”Apakah sampeyan percaya negara kita punya hutang?”
“Alamaaaak, benar sekali,” sahut teman Sukiran menggaruk-garuk kepalanya,”Kasihan negaraku. Sudah miskin, banyak utang lagi.”

“Itulah tatanan global jika sebuah negara menganut prinsip-prinsip neoliberal dengan konsep para bebas dan masyarakat terbukanya, yang memunculkan tragedi paling menyakitkan dalam sejarah bangsa-bangsa di dunia ketiga,” kata Guru Sufi datar.

“Kenapa Mbah Kyai menyebutnya tragedi?” tanya Sukiran kurang faham.

“Aku sebut tragedi, karena di negara penganut prinsip-prinsip neoliberal eksistensi negara secara sistematis dibikin menjadi sedemikian rupa miskinnya sampai langkahnya terseok-seok memikul hutang segunung, sementara pejabat dan aparatur negaranya kaya raya luar biasa karena memperdagangkan mekanisme dan produk kebijakan negara sebagai komoditi yang menguntungkan pribadi dan kelompoknya,” kata Guru Sufi.


Dawuh: Mbah Agus
READ MORE -

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Banyak Membaca tapi Tetap Tolol!!

Apa tujuan anda rajin membaca?
Baik dengan membaca buku, makalah, artikel, koran, kitab suci dan sebagainya?
Secara kasar bagi saya ada 2 tujuan orang membaca, meski kedua hal ini jarang terucap:

Pertama: Ingin mencari tempat bersandar

Cirinya adalah, baik dalam tulisan maupun komentarnya tampak seperti puzzle kutipan. Kerjanya hanya menyambung-nyambung kutipan demi kutipan. Baik dari nama-nama besar, ulama, kitab suci dan sejenisnya. Sedang pendapatnya sendiri tidak ada. Jika muncul pertanyaan atau gugatan atas tulisannya, maka dia akan menambah kutipan berikutnya. Singkatnya, apa yang dibacanya, adalah sebagai tempat bersandar secara psikologis, bahwa dirinya tahu dan paham. Tapi giliran diajak berpendapat bebas, dia tidak berani. Tetap dia akan merujuk pada sebuah nama dan Kitab Suci.

Kedua: Mencari Kenderaan Berpikir

Cirinya adalah, baik tulisan maupun komentarnya jarang mengutip. Kecuali jika memang diperlukan. Misalnya karena topiknya memang membedah sebuah nama, literatur, kitab suci, dan sejenisnya. Jika muncul pertanyaan dan gugatan atas tulisan dan komentarnya, dia berani berpendapat atas nama dirinya sendiri. Kata kuncinya lebih kurang adalah: Menurut saya, bagi saya, pendapat saya. Bukan menurut Si Anu, menurut Islam, menurut Kristen, berdasarkan agama Tuhan, dan seterusnya.

Intinya, mereka membaca dalam rangka mencari tuas. Sebagai dongkrak untuk mendorong laju berpikirnya sendiri. Mereka berani meloncat dari satu nama ke nama lainnya. Bahkan mungkin dengan pendapat yang tidak populis. Karena apa? Karena dirinya, tidak mau menjadi orang lain. Tidak mau menjadi buku, tidak mau menjadi nama lain selain dirinya.

Penutup:

Keduanya sama-sama gandrung membaca. Tapi sikapnya berbeda. Yang satu membaca sepeti siswa yang akan menghadapi ujian nasional. Atau seperti mahasiswa yang akan menulis dan menghadapi ujian skripsi. Sedang yang kedua membaca untuk meluaskan cakrawala. Untuk meloncat lebih tinggi. Sejauh dia mampu meloncat membangun paradigma berpikirnya sendiri.

So, dimana posisi anda?

Beranikah anda untuk mengakuinya?
Hati-hati, pengakuan malu-malu dan tebar pesona tidak akan pernah membawa anda kemana-mana.


Sumber: Ea Setan
READ MORE -

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Menyingkat URL

Siapa yang rajin meng-update status di Twitter, Purk, atau Koprol? Jika Anda salah satunya, Anda mungkin sudah pernah menggunakan layanan website penyingkat URL. Contoh yang populer adalah Bit.ly dan Tiny.URL. Kini, ada lagi layanan sejenis yang bisa Anda jajal. Namanya Pendek.in, asli buatan dalam negeri.

Taruh kata, Anda pengguna Twitter. Anda ingin berbagi link berita atau artikel yang menarik dengan rekan-rekan Anda via akun microblog Anda di Twitter. Sayang, link-nya terlalu panjang, tak bisa ditampilkan utuh sebagai status microblog yang dibatasi maksimal 140 karakter. Nah, website penyingkat URL dibuat sebagai solusi untuk mengatasi masalah ini. Bit.ly misalnya, akan menyingkat link terpanjang di Internet yang terdiri dari 263 karakter menjadi http://bit.ly/PFfFp.

Sekarang, mari membahas tentang Pendek.in. Adalah Sanny Gaddafi yang mengembangkan website ini. Sagad, demikian dia biasa disapa, adalah seorang pengembang web asal Jakarta. Pendek.in bukan karya website pertamanya. Sebelumnya, Sagad sudah mengembangkan website jejaring sosial lokal Fupei.com dan Bundagaul.com.

Kenapa Sagad tertarik membuat Pendek.in, padahal sudah ada website lain yang menawarkan fungsi serupa? Alasannya cukup simpel. “Saya hanya ingin menambah koleksi website lokal saja,” ujar Sagad. Pendek.in sendiri sudah mulai dipublikasikan sejak Februari 2009.

Domain India
Jika Anda perhatikan, domain .in yang digunakan Sagad untuk Pendek.in merupakan domain India. Mengenai hal itu, Sagad memang sengaja mengambil domain .in untuk website ini.

“Supaya namanya lucu, menjadi Pendek.in,” kata dia. Nama Pendek.in juga sekaligus menjelaskan fungsi dari website buatannya. Website terpanjang di Internet tadi, contohnya, dapat di-pendek.in menjadi http://pendek.in/00mze. Dalam mengembangkan website ini, Sagad mengaku tidak mengalami kesulitan. Untuk pemrogramannya juga tidak rumit karena Pendek.in hanya menampilkan fungsi penyingkat URL dan tidak dilengkapi dengan fungsi statistik pengguanaan link atau fasilitas khusus member.

Mudah Digunakan
Menyingkat link URL menggunakan Pendek.in caranya sangat mudah. Anda cukup memasukkan link asli ke dalam boks yang tersedia pada website-nya, lalu mengklik pendek.in. Hasilnya, link URL baru nan singkat, alias dari alamat website yang asli, akan ditampilkan untuk Anda. Tidak percaya? Coba saja pendek.in URL panjang Anda di sini.

Menyingkat URL Dengan Google Shortener
URL Shortener atau yang sering kita sebut dengan penyingkat url kini dapat kita temui di Google Shortener. Search Engine terbesar ini mengeluarkan pemutakhiran terbarunya, yaitu dengan menyediakan fasilitas penyingkat URL.

Url Shortener ini dapat kita gunakan untuk mempersingkat url asli yang panjang bahkan ribet untuk diingat. Url Shortener juga dapat kita gunakan untuk menyembunyikan url afiliasi, terutama bagi yang berkecimpung dalam dunia afiliasi. lebih praktis bukan?. Cara menggunakannya cukup mudah. Anda tinggal Masukkan url asli, kemudian klik “Shorten” dan url baru sudah siap digunakan.

Namanya adalah Goo.gl dan menurut Google memiliki beberapa keunggulan dibandingkan layanan url shortener lainnya yang sebenarnya sudah banyak beredar di internet. Setelah mencobanya Saya rasa memang layanan yang satu ini berbeda dari layanan url shortener lainnya. Bagi Anda yang mempunyai url panjang dan cukup ribet anda bisa mencoba layanan dari google silahkan klik di sini


READ MORE -

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

BANGGALAH DENGAN NEGARA KITA, JANGAN MERENDAH!!


Suatu ketika orang Singapura memberi nasihat kepada anak-anak muda Indonesia. Orang itu sudah tua, kisaran 60 tahun. Si Bapak adalah pengusaha asal Singapura, dengan logat bicara gaya Melayu dan English, beliau menceritakan pengalaman-pengalaman hidupnya kepada mereka yang masih muda.

Beliau berkata, "Ur country is so rich!"
Ah biasa banget denger kata-kata itu. Tapi tunggu dulu... "Indonesia doesn't need the world, but the world needs Indonesia," lanjutnya. "Everything can be found here in Indonesia, you don't need the world."

"Mudah saja, Indonesia paru2 dunia. Tebang saja hutan di kalimantan, dunia pasti kiamat. Dunia yang butuh Indonesia!"
Singapura is nothing, we can't be rich without Indonesia. 500.000 orang Indonesia berlibur ke Singapura tiap bulan..Bisa terbayang uang yang masuk ke kami, apartemen-apertemen terbaru kami yang beli orang-orang Indonesia, nggak peduli harga selangit, laku keras!! Lihatlah RS kami, orang Indonesia semua yang berobat. Trus, kalian tau bagaimana kalapnya pemerintah kami ketika asap hutan Indonesia masuk? Ya, bener2 panik!! Sangat terasa, we are nothing. Kalian tau kan kalo Agustus kemarin dunia krisis beras. Termasuk di Singapura dan Malaysia? Kalian di Indonesia dengan mudah dapat beras. Lihatlah negara kalian, air bersih di mana-mana, lihatlah negara kami, air bersih pun kami beli dari Malaysia.

Saya ke Kalimantan pun dalam rangka bisnis, karena pasirnya mengandung permata. Terlihat glitter kalo ada matahari bersinar. Penambang jual cuma Rp 3.000/kg ke pabrik China, si pabrik jual kembali seharga Rp 30.000/kg. Saya lihat ini sebagai peluang. Kalian sadar tidak kalo negara-negara lain selalu takut meng-embargo Indonesia?! Ya, karena negara kalian memiliki segalanya. Mereka takut kalau kalian menjadi mandiri, makanya tidak di embargo.

Harusnya KALIANLAH YANG MENG-EMBARGO DIRI KALIAN SENDIRI. Belilah pangan dari petani-petani kalian sendiri, belilah tekstil, garmen dari pabrik-pabrik sendiri..Tak perlu impor kalau bisa produk sendiri.

Jika kalian bisa mandiri, bisa MENG-EMBARGO DIRI SENDIRI, INDONESIA WILL RULE THE WORLD!!

***

Seperti kata Pak. Mario Teguh di salah satu acaranya kurang lebih seperti ini:
"Jangan menganggap rendah diri anda, apabila tidak ingin di rendahkan... Berbanggalah"


Sumber: kaskus
READ MORE -

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Modal Rp 100.000, Kini Beromzet Rp 60 Juta

Omzet besar dari Toko Mungil menggambarkan sosok Agung Budi Priyambodo (31). Ia menjual bunga lewat internet dengan modal Rp 100.000 saja. Setelah lima tahun berdiri, toko bunga online miliknya kini memiliki omzet hingga Rp 60 juta per bulan. Apa rahasianya?

”Awalnya saya hanya bermodal Rp 100.000. Saya beli domain Rp 70.000, hosting Rp 30.000. Saya bangun website saya, bekerja sama dengan beberapa toko bunga offline, saya minta fotonya, lalu saya pajang di website. Sederhana sekali. Saat itu saya masih jual bunga dari berbagai toko sesuai pesanan. Setelah mulai berkembang, saya mulai memesan bunga pada supplier dan merangkainya sendiri. Sekarang foto-foto yang dipajang di katalog web sudah foto-foto kami sendiri,” kenang Agung saat ditemui Kompas.com seusai seminar ”Best Practise of E-Commerce in SME” dalam rangkaian ICC 2011 yang diadakan Komunitas Tangan di Atas (TDA) di JCC, Jakarta, Sabtu (11/6/2011).

Elyana, istri Agung, yang mulai bergabung bersama usaha yang dirintis suaminya juga ikut berbagi cerita. ”Suami saya resign dari kantornya tahun 2008, dua tahun setelah ia mulai membangun bungahati.com dan saat itu saya masih tidak yakin apakah usaha yang dibangun suami saya akan bertahan. Saya termasuk orang yang tidak percaya dengan bisnis online. Namun, setelah saya coba masuk, coba ikut menangani penjualan, akhirnya saya tertarik dan tahun 2009 saya juga resmi resign dari kantor saya untuk bisa fokus mengurusi bungahati.com,” ungkap Elyana.

Hingga kini Elyana tetap terjun langsung mengurusi pemesanan hingga distribusi ke konsumen. Ia mengaku belum bisa memercayakan manajemen kepada orang lain. ”Saya yang memilih sendiri supplier bunga, sampai merangkai bunganya, mengawasi pekerjaan kurir untuk memastikan bunga sampai dengan baik ke tangan pembeli,” ujar Elyana.

Untuk menjamin kualitas bunga yang sampai ke tangan pembeli, Elyana selalu menyelipkan surat pernyataan yang harus diisi oleh konsumen saat kurir mengantarkan bunga. ”Ada pilihan check list untuk melaporkan keadaan bunga yang sampai, apakah sesuai, tidak sesuai, layu, itu bisa diisi oleh pembeli. Nanti kurir akan menyampaikannya kepada saya,” ucapnya. Apabila terjadi ketidakpuasan pembeli, Elyana akan bertanggung jawab untuk menggantinya sesuai ketentuan yang berlaku.

Elyana menjamin bunga-bunga yang dikirimkannya selalu segar dan sesuai dengan gambar yang dipajang di web dengan melakukan pengecekan setiap hari, melakukan pemotongan batang yang rusak, dan ketika pengiriman, pengemasan dilakukan dengan boks dan di dalamnya diberi es untuk menjamin kesegaran. ”Saya selalu stok bunga di kantor, untuk pembelian mendadak. Jadi kendalanya adalah ketika tidak ada pembelian, bunga akan layu dalam beberapa hari,” ujarnya. Adapun untuk pemesanan dua-tiga hari sebelumnya, Elyana akan memesan langsung kepada supplier bunga.

Untuk pembelian mendadak, waktu yang dibutuhkan semenjak pemesanan hingga sampai ke tangan pembeli biasanya berkisar 2 hingga 3 jam, apabila pembeli berada di kawasan Jakarta. ”Karena satu jam untuk merangkai, satu jam untuk pengantaran,” ungkapnya. Apabila pembeli berada di luar Jakarta, waktu pengiriman akan lebih lama tergantung jarak rumah pembeli dengan kantor pusat bungahati.com di Jakarta.

Selain kawasan Indonesia, bungahati.com juga melayani pemesanan untuk mancanegara. ”Kami sudah melayani pengiriman hingga ke China, Beijing, Hongkong, dan Singapura. Namun, karena ini bisnis bunga segar, supplier bunganya bukan dari Indonesia, tapi kami pesan dari supplier di negara si pembeli,” ujar Agung.

Menurut Agung, usaha bunga online-nya ini adalah usaha yang berkembang dari bisnis online ke bisnis offline. ”Kalau dulu, orang sukses offline dulu, baru bikin website. Usaha saya ini online-nya berkembang dulu baru offline-nya menyusul secara bertahap. Awalnya saya hanya bermodalkan Rp 100.000 untuk membangun web, lalu mulai menjual produk dari toko bunga orang, akhirnya saya punya supplier sendiri, saya produksi sendiri bunganya, rangkai sendiri, sampai beli kulkas khusus untuk menyimpan bunga, menggaji kurir, dan lainnya,” tutur Agung.

Harga bunga-bunga di website ini dijual mulai dari harga Rp 300.000 hingga jutaan rupiah, tergantung jenis bunga dan kesulitan merangkai bunganya. Selain pembeli individu, Agung kini juga telah memiliki langganan perusahaan-perusahaan besar yang melakukan order pada ajang-ajang tertentu.

Suami-istri ini punya pengalaman tak terlupakan selama berbisnis bunga online. ”Ada yang memesan bunga untuk melamar. Saat itu dia memesan satu gedung bioskop untuk dipakai private nonton berdua dengan calon istrinya. Di tengah-tengah film, dia melamar calon istrinya sambil memberikan bunga. Itu bunga penuh satu bioskop. Itu gambaran kami bisa melayani pemesanan hingga seperti itu,” kenang Elyana.

Elyana menambahkan, meski usahanya mulai berkembang dan jumlah omzetnya meningkat, ia dan suaminya hanya mempekerjakan 6 orang pegawai. ”Dua orang kurir, satu dengan motor, satu dengan mobil. Lalu satu orang operator untuk mem-follow up pemesanan, satu orang penulis kata-kata ucapan di rangkaian bunga, dan satu orang pembantu umum,” tutupnya.

Tertarik mengikuti jejak Agung dan istrinya?

Sumber: Kompas
READ MORE -

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

ORANG ISLAM "WAJIB" KAYA

Wah, ngeledek nih judulnya, berarti orang miskin itu bukan Islam dong ?, lho iya, bisa jadi orang itu gak ngerti Islam dan gak meneladani tokoh-tokoh Islam termasuk Nabi SAW dan para Sahabatnya. Bukannya Nabi SAW dan para Sahabatnya itu miskin buktinya pernah kelaparan ?! siapa bilang ? pernah sih miskin, tapi Cuma sebentar yaitu ketika masa diembargo/diboikot oleh Kaum Kafir di Makkah. Tapi coba kita lihat fakta sejarah :
  • Nabi menjadi Pedagang sejak usia 12 tahun dan menjadi Pengusaha selama 25 tahun.
  • Beliau berdagang ke Luar Negeri setidaknya 18 kali, menjangkau Syiria, Yaman, Bashra, Iraq, Yordania dan Bahrain
  • Nabi Menyerahkan puluhan Unta muda untuk Mas Kawin Beliau
  • Beliau juga Memiliki banyak unta perah dan 20 untanya pernah dirampas oleh Uyainah bin Hishn
  • Beliau memilii unta pilihan (Al-Qoshwa) dan Keledai pilihan untuk memudahkan perjalanan dan perjuangan
  • Hanya saja gaya hidup Beliau sangat-sangat sederhanan, makanya beliau hanya memakai pakaian, alas tidur dan makanan ala kadarnya.

Adakah para Sahabat Nabi yang tidak kaya? diantara empat Sahabat Nabi yang tidak kaya hanyalah Ali bin Abi Thalib yang tidak kaya, tapi beliau sangat-sangat kaya Ilmu.

  • Umar bin Khattab mewariskan 70.000 properti senilai Triliunan rupiah.
  • Ustman bin Affan mewariskan property sepanjang Aris dan Khaibar senilai triliunan rupiah
  • Abu Bakar mensedekahkan seluruh harta kekayaannya juga bernilai triliunan rupiah.

Bagaimana dengan Sahabat yang lain? diantara 10 Sahabat Nabi SAW yang dijamin masuk Sorga ternyata hamper semuanya orang kaya salah satunya adalah Abdurrahman bin Auf, meski beliau sering sedekah besar-besaran namun Beliau masih mewariskan harta senilai triliunan rupiah.
Istri Kesayangan Nabi SAW Khadijah ternyata jauh lebih kaya daripada Nabi SAW.

Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para Pedagang, mereka adalah orang-orang kaya. Pendiri NU Hasyim Asy'ari dan Muhammadiyah KH.Ahmad Dahlan adalah Saudagar yang kaya raya. Serikat Dagang Islam yang turut memperjuangkan kemerdekaan Negeri ini adalah sekumpulan orang-orang kaya.

Jadi kalau ada seorang Muslim yang membiarkan dirinya terus-terusan miskin berarti dia telah mengkhianati para teladannya termasuk mengkhianati Rosulullah SAW. Lho kok gitu? lha iyalah, coba kita lihat lagi pesan Nabi SAW dan Umar bin Khatthab berikut ini:

Suatu waktu Umar bertanya kepada seseorang yang sudah lanjut usia "apa menghalangimu mengelola dan menanami tanah pekaranganmu ini?", maka dijawablah "aku ini sudah tua renta, mungkin besok aku sudah wafat", lantas Umar menanggapinya agar orang tua itu segera menanami tanahnya dan Umarpun sempatkan membantu menanami tanah itu.

Soal kerja, Umar sering menasehati "Cukupilah dirimu niscaya Agamamu akan lebih terpelihara, dan kamu akan lebih mulia", Umar bukan hanya menasehati, bahkan setiap usai sholat shubuh umar langsung bergegas menuju kebunnya di Juruf, ia berusaha memenuhi kebutuhan dirinya.

Terkait dengan ini Nabi SAW, juga berwasiat "diantara dosa-dosa, ada dosa yang dapat terhapus dengan puasa dan sholat, ia hanya bisa dihapus dengan susah payah mencari nafkah", wasiat beliau lainnya "Allah menyukai hambanya yang berkarya dan terampil, sesiapa yang bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya, maka ia serupa dengan Pejuang di Jalan Allah", jadi kerja ternyata bentuk ibadah tertinggi.

Umar juga mengajak para pekerja/karyawan untuk memiliki pendapatan tambahan, kurang lebih nasehatnya begini: "jika keluar gaji, maka sebagian belikan kambing, demikian juga gaji selanjutnya", intinya Umar mengajak para karyawan agar memiliki asset/investasi produktif yang bisa mencetak uang terus-menerus. Umar juga mengajak orang-orang berdagang dengan nasehatnya "Berdagang itu merupakan sepertiga harta", Umar sendiri memiliki asset 70.000 properti senialai triliunan rupiah.

Allah sendiri Maha Kaya Raya dan selalu memberikan Kekayaan dan Kecukupan kepada kita semua, gak pernah Allah SWT menyuruh kita miskin, gak percaya cari dalilnya (sampai gagak ubanan gak akan pernah ketemu) lha wong kita diperintahkan Zakat dan memperbanyak Sedekah, diperintahkan untuk Haji dan Umroh serta dianjurkan membiayai orang lain untuk Haji dan Umroh, disuruh menuntut ilmu dan membiayai kegiatan keilmuan, harus menafkahi keluarga dan mencukupkan ahli waris, menyantuni orang tua yang sudah sepuh, orang-orang fakir miskin serta anak yatim, menegakkan ekonomi syari'ah dan membangun sarana ummat, meningkatkan bargaining position ummat Islam dan mengembangkan Dakwah dan Syi'ar Islam, semuanya itu perlu dana yang besar, lha kok kita mau bergembira ria dan bersantai ria dengan kemiskinan.

Masih gak percaya, kalo kita itu wajib kaya?, kita lihat lagi nasehat Nabi SAW berikut: "Kefakiran itu dekat sekali dengan Kekafiran", "Allah lebih menyukai Muslim yang kuat iman dan nafkahnya dari pada muslim yang lemah". coba kita analisis juga isi ayat An-Najm: 43-48 berikut ini :

Allahlah yang menjadikan tertawa dan menangis
Allahlah yang menjadikan kematian dan kehidupan,
Allahlah yang menjadikan laki-laki dan perempuan
Allahlah yang memberikan kekayaan dan kecukupan (bukan kemiskinan),

Jadi Allah hanya memberi kita Kekayaan dan Kecukupan, hidup kita ini sebenarnya selalu dimuliakan dan dimanja oleh Allah SWT, lha kalo kita miskin? itu pasti karena salah kita sendiri. Masih mau membantah? mari kita telaah lagi ayat-ayat berikut ini :

"Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah, dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami Mengutusmu (Muhammad) menjadi Rasul kepada (seluruh) manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi Saksi".(An-Nisa :79 )

"Mereka (utusan-utusan) itu berkata, “Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas." (Yaasin :19)

"Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah Memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu)".(Asy-Syuro: 30)

"Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar". (An-Nisa: 9)

Gimana? Cukup?, bandelnya kita itu gak mau niru Nabi SAW, padahal perbedaan kita dengan Nabi SAW itu Cuma SEDIKIT saja, makanya kita gak kaya-kaya! gak percaya? kita lahat lagi yang ini:
  • Nabi itu sedikit-sedikit beribadah, kita sedikit ibadahnya
  • Nabi itu sedikit-sedikit sedekah, kita sedikit sedekahnya
  • Nabi itu sedikit-sedikit sholat sunnah, kita sedikit sholat sunnahnya
  • Nabi sedikit tidurnya, kita sedikit-sedikit tidur
  • Nabi sedikit makannnya, kita sedikit-sedikit makan terus
  • Nabi itu sedikit bicaranya, kita sedikit-sedikit bicara bahwkan bicarakan orang

Nah, kan Cuma sedikit tho bedanya? harusnya kita bisa niru Nabi dong!! he he he…



Sumber: Pakdhe
READ MORE -

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS