tag:blogger.com,1999:blog-2927258727195005722024-02-21T02:20:56.728+07:00Free Market Ideaslakonono sing kowe tulis, lan tulisen sing kowe lakoni!
[Kerjakan apa yang Anda tulis, dan tuliskan apa yang Anda kerjakan!]Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.comBlogger79125tag:blogger.com,1999:blog-292725872719500572.post-54608663208382832622011-07-06T21:30:00.002+07:002011-07-06T21:35:03.133+07:00Kenapa Sri Mulyani Gagal Jadi Direktur IMF?<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2011/07/13099066351278650410.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 610px; height: 423px;" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2011/07/13099066351278650410.jpg" alt="" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"><span style="font-size:100%;"><br />Sri Mulyani tidak bisa saingi Christine Lagarde untuk menjadii Direktur IMF. Bayang-bayang kasus bank Century menjadi momok yang melintasi heriditas personalitinya. Meski mantan Menkeu RI ini dinilai memiliki visi bagus untuk merevitalisasi kinerja IMF tapi bak pepatah melayu “Nila Setitik rusak susu sebelanga”<br /><br />Meski begitu, Christine Lagarde perempuan Prancis yang terpilih duduki jabatan puncak di organisasi internasional itu pada 28 Juni lalu dinilai banyak pemerhati sebagai era globalisasi feminisme. Maklum, selama 66 tahun posisi direktur IMF-lembaga yang beranggotakan lebih dari 180 negara itu- selalu dalam genggaman kaum pria.<br /><br />Sebelumnya Indonesia berharap jeng Sri ini bernasib bagus menjadi Direktur IMF. Ini penting. Soalnya, IMF adalah lembaga dunia yang bertanggungjawab dalam mengatur sistem finansial global sekaligus penyedia pinjaman kepada negara anggotanya. Andai Jeng Sri duduk di kursi itu maka kesulitan neraca keuangan Indonesia bisa lebih terantispasi.<br /><br />Tapi lupakan Jeng Sri yang terpuruk di sudut aniomanik. Mari kita simak kesan Christine Lagarde saat diwawancarai untuk menetapkan dirinya terpilih sebagai Direktur IMF. “”Saat saya diwawancara selama tiga jam oleh 24 orang laki-laki, saya pikir baik dimana sesuatu sedang berubah sedikit,” ujarnya kepada para wartawan.<br /><br />Menurut Christne apa yang diraihnya itu adalah pembenaran dari sebuah pemikiran bahwa wanita memiliki sepasang tonjolan dalam bentuk buah dada juga sepasang lekukan dalam bentuk dua lubang. “Artinya, wanita lebih menonjol sekaligus lebih memiliki pendalaman yang jauh dibandingkan pria,”ungkapnya pada BBC London. Tak aneh bila hal inilah yang membuat ia mampu menyisihkan saingan tunggalnya Gubernur Bank of Mexico Agustin Carstens.<br /><br />Ibu dua anak itu menggantikan Direktur IMF sebelumnya, Dominique Strauss-Kahn, yang mengundurkan diri. Dominique Strauss-Kahn ditahan di Amerika karena terkait kasus seksual. Walau kemudian dia menyanggah semua tuduhan atas dirinya.<br /><br />Kekalahan Sri dan kemenangan Christine menjadi pembicaraan hangat di kalangan konglomerat di lingkar luar istana. Ada yang menuding Christine bermain api. Tapi ini ditepis Schwab, pendiri dan eksekutif World Economic Forum .”Christine Lagarde memiliki pengalaman internasional yang luar biasa dan keberhasilan tertinggi di bidang profesi hukum, ditambah dengan masuknya dirinya ke panggung politik, membekalinya sebagai seorang menteri keuangan perempuan yang paling berbakat-reputasi diperkuat oleh nilai-nilai dan keyakinan personal yang kuat. “Kombinasi hati dan profesionalisme membuat dia seorang pemimpin yang luar biasa,” ujar Schwab.<br /><br />Hal lainnya, dibandingkan Sri ternyata track record Christine memang menakjubkan! Christine Lagarde yang memiliki nama lengkap Christinee Madeleine Odette Lagarde, dilahirkan di Paris pada 1 Januari 1956. Lulus dari Le Havre and Bethesda (Md USA) di Holton Arms School. Kemudian dia memperoleh gelar Master of Arts dan sarjana di bidang Hukum dan Sosial. Meski ia bukan ekonom tapi ia pernah bergabung dengan biro hukum internasional Baker & McKenzie yang berbasis di Chicago. Pada 1995, dia diangkat menjadi anggota Komite Eksekutif biro hukum tersebut. Lantas, pada 1999 menjadi Komite Eksekutif. Terus? Pada 2004 dia menjabat sebagai Chairman of the Global Strategic Committee. Hal yang ajaib justri pada saat dia memimpin Baker & McKenzie. saat itu, pada 2004 dia berhasil meningkatkan pendapatan kotor sebesar 50%, membukukan pendapatan US$ 1.3 miliar.<br /><br />Ini yang membuat Perdana Menteri Prancis Dominique pada Pada 2005 mendudukan menjadi Menteri Perdagangan. Tidak hanya berhenti di sini di era pemerintahan Nicolas Sarkozy, dia diangkat sebagai Menteri Pertanian, dan kemudian menjadi Menteri Keuangan pada reshuffle kabinet Prancis pada Juni 2007. “Luar biasa! Christine adalah Menteri Keuangan Perempuan Pertama di Prancis!”<br /><br />Sri wajar kalah, ini dituturklan Harian The New York Times dalam sebuah paragraf paling menyakitkan hati Jeng Sri. Times gambarkan Christine Lagarde sebagai orang terdepan dalam penyelesaian krisis di Junani, Irlandia dan Portugal. “As the finance minister of one of Europe’s most powerful economies, Ms. Lagarde has been at the forefront of efforts to contain the European debt crisis, which has led Greece, then Ireland and Portugal, to seek bailouts to help them pay their huge sovereign debts.”<br /><br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:85%;">Sumber: <a href="http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2011/07/06/sri-mulyani-gagal-jadi-direktur-imf-tanya-kenapa/">kompasiana</a></span><br /></div></div>Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-292725872719500572.post-90693134024759017912011-07-02T11:44:00.003+07:002011-07-02T12:08:31.295+07:00Godaan Utama Penulis dan Blogger<div style="text-align: justify; font-family: verdana;"><span style="font-size:100%;">Menjadi penulis itu memang nikmat. Kalau tulisan dan blog yang kita olah itu disajikan nikmat, maka jangan heran kita mendapat banyak sahabat. Lewat hobi menulis dan ngeblog kita bisa menghasilkan buku dan finansial kita pun terangkat. Melalui menulis kita tidak kemana-mana tapi ada dimana-mana. Blogger dan penulispun kadang diundang seminar sana-sini. Menulis juga sarana curhat dan bisa jadi terapi, membuat jiwa kita lebih sehat. Pokoknya menulis itu sungguh bermanfaat.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Hanya ijinkan saya berbagi sisi lain dari seorang penulis dan blogger. Ada beberapa godaan yang perlu kita waspadai. Jangan sampai kita menjadi berkat bagi orang banyak, tapi tidak mengasihi diri kita sendiri. Kita bermanfaat bagi sahabat blog kita, tapi tidak bagi pasangan, anak dan ortu sendiri.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">1. Lupa menjaga kesehatan.</span><br />Begitu asyiknya ngeblog bisa membuat kurang tidur, minim olahraga dan makan tidak teratur. Karena terlalu asyik lebih banyak waktu di depan komputer. Kadang menjadi restless, sulit istirahat. Ada perasaan tidak nyaman saat tidak ada inspirasi menulis, tapi hati tidak betah kalau tidak menulis. Ada keinginan yang besar update blog, dst. Ada kalanya rasa tidak puas kalau tidak posting tulisan. Jika tubuh kurang tidur, makan tidak teratur ditambah stres bisa-bisa mengganggu kesehatan. Tubuh adalah anugerah yang perlu kita jaga dengan baik.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">2. Mengabaikan anak dan pasangan. </span><br />Kalau seorang penulis asyik dengan idenya, dia tidak hanya lupa makan dan tidur. Dia bisa abai pada anak dan pasangan. Kadang bisa menghabiskan waktu 2 hingga 5 jam di depan komputer. Untuk menulis, memberi komen, update status, membalas email, dsb. Sementara itu berapa banyak waktu yang diberikan pada anak dan pasangan. Seorang yang hobi menulis atau hanya sekedar chatting bisa begitu “mendengarkan” sahabat FB, di twitter atau sahabat blognya. Tapi ironisnya dia jauh secara emosi dengan istri atau anaknya. Tidak bisa menjadi pendengar yang baik bagi ortunya.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">3. Instant mentality. </span><br />Maunya instan, ingin cepat jadi penulis atau blogger terkenal. Sayangnya kita membaca buku dan jurnal sangat sedikit tetapi mau menulis banyak. Itu tidak mungkin. Akhirnya ada yang terjebak melakukan plagiat, kutip sana kutip sini tanpa cantumkan sumber asli. Sepertinya karya sendiri. In Sangat berbahaya, kalau ketahuan kita menjadi batu sandungan.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">4. Kesombongan. </span><br />Kalau kita berhasil, tulisan kita banyak diapresiasi bisa menjebak jadi sombong. Kita merasa hebat. Pujian orang lain atas tulisan bisa membuat lupa bersyukur. Wujud kesombongan lainnya adalah kita takut diremehkan. Kita malu jika tulisan kita ternyata kurang diminati. Bisa juga dalam bentuk kita mudah marah dan kecewa saat dikritik orang lain, dsb.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">5. Kecemburuan. </span><br />Kadang seorang penulis (blogger) bisa jatuh ke dalam sifat cemburu. Iri hati pada mereka yang tulisannya laku dan dibaca banyak orang. Lalu diam-diam mencari kelemahan atau kesalahan orang lain. Kita mencoba menyatakan kebenaran, tapi sayang dengan motivasi dan cara yang salah. Dengan menyerang, mempermalukan orang lain. Sifat ini sungguh merusak mental kita. Tulisan yang bertanggungjawab adalah membangun, bukan menghancurkan.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">6. Sepi dunia nyata vs luber di dunia maya. </span><br />Seorang penulis atau blogger terkenal diam-diam bisa juga merasa kesepian. Dia ingin punya teman sebanyak-banyaknya lewat dunia maya, dan berhasil. Namun sayangnya dalam dunia nyata dia tidak cerdas bergaul. Di dunia maya tampak begitu berani dan sangat ramah, di dunia nyata minder, kasar dan penakut. Ini tentu kurang sehat. Keabadian persahabatan dunia maya itu sangat terbatas.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">7. Kerohanian yang dangkal. </span><br />Jika banyak membaca informasi dan menulis bisa menjadikan kita overload syndrome alas Kelebihan beban. Kita tidak menyeleksi informasi dan acaan yang masuk. Bayangkan, berselancar di dunia maya dan blogging membuat kita luber informasi, belimpah teman. Kita kurang cerdas memilah dan memilih apa yang berguna. Kelebihan beban bisa membuat kita mengabaikan kesehatan spiritual dan kehidupan ibadah kita. Apakah itu secara pribadi, bersama keluarga atau di rumah ibadah. Lama kelamaan spiritualitas kita menjadi dangkal (<span style="font-style: italic;">shallow spirituality)</span>.</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Semoga kita bisa berjaga-jaga agar tidak terjebak pada godaan-godaan di atas. Semoga bermanfaat, trimakasih sudah mampir dan vote<br /><br /><br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:85%;">Sumber: <a href="http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2011/07/02/7-godaan-utama-%C2%A0penulis-blogger/">Julianto Simanjuntak</a></span></div></div>Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-292725872719500572.post-78742553880793547202011-06-21T12:25:00.004+07:002011-06-21T12:33:51.964+07:00Kiprah Gus Dur Selamatkan TKI Dari Hukuman Mati<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4BiALkiE098x0kAkX6_5286reiCZdYiSFIQoBA3tNeL6y4PXT9kFIG9MPbx2w50cHuLjfFsZtWfbm6JeM1LYqrvK5uZsPANumehxOn7VzFh6MdtMi3x0fXkKCjJFj5GmXuUY2Rre3PW_O/s1600/gus_dur.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 228px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4BiALkiE098x0kAkX6_5286reiCZdYiSFIQoBA3tNeL6y4PXT9kFIG9MPbx2w50cHuLjfFsZtWfbm6JeM1LYqrvK5uZsPANumehxOn7VzFh6MdtMi3x0fXkKCjJFj5GmXuUY2Rre3PW_O/s320/gus_dur.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5620541329190832610" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;font-family:verdana;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-weight: bold;">Kiprah Gus Dur Selamatkan TKI Dari Hukuman Mati</span><br /><br />Organisasi pembela buruh migran, Migran Care beberapa waktu lalu memberikan Award kepada mantan Presiden KH. Abdurrachman Wahid terkait dengan dedikasinya dalam membela hak-hak buruh migran di luar negeri. Pada zamannya, Gus Dur menggunakan kekuasaan dan posisinya sebagai Presiden Bangsa Indonesia untuk kepentingan para buruh migran.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Berikut catatan Migran Care dan apresiasinya kepada KH Abdurrachman Wahid.</span><br /><br />Sebagai presiden, pada tahun 1999, Gus Dur melakukan diplomasi politik tingkat tinggi, yang tidak pernah dilakukan oleh presiden sebelum dan sesudahnya, untuk memberikan perlindungan bagi pahlawan devisa ini. Atas upaya diplomasi Gus Dur, Siti Zaenab, pekerja rumah tangga (PRT) migran asal Desa Martajasah, Bangkalan, Madura, terselamatkan dari tiang gantungan di Saudi Arabia. Meskipun Mahkamah Saudi Arabia pada tahun 1999 telah menjatuhkan vonis hukuman mati kepada Siti Zaenab atas tuduhan pembunuhan terhadap majikan, namun atas upaya diplomasi yang dilakukan oleh Gus Dur, eksekusi atasnya ditunda. Kerajaan Saudi Arabia memutuskan menunda eksekusi mati bagi Siti Zaenab, dan menunggu permaafan dari ahli waris majikan yang kala itu masih belum aqil baligh (belum dewasa secara hukum). Hingga kini, Siti Zaenab masih di penjara dan menunggu keputusan ahli waris majikannya.<br /><br />Selama kurun waktu 2004 – 2009, Migrant CARE memiliki banyak pengalaman dengan Gus Dur dalam upaya advokasi terhadap TKI dan keluarganya. Sang guru bangsa ini senantiasa konsisten di garda depan dalam melakukan pembelaan terhadap TKI yang mengalami ketidakadilan dan berbagai macam pelanggaran HAM.<br /><br />Dalam rangka mengawal kasus Siti Zaenab, Migrant CARE bersama P.P. Fatayat NU bertemu dengan Gus Dur pada Februari 2007. Selama 15 menit pertemuan di kantor PBNU tersebut, Bapak Hasan (Kakak Siti Zaenab), menyampaikan: “Gus, Waktu Gus Dur jadi presiden, Siti Zaenab sudah dibantu Gus Dur sehingga ditunda eksekusi mati. Sekarang kita minta presiden Gus Dur lagi agar Siti Zaenab yang masih menunggu di penjara benar-benar bisa dibebaskan dari hukuman mati”. Menanggapi permohonan tersebut, Gus Dur mengatakan: “Saya sudah bukan presiden lagi”. Mendengar pernyataan Gus Dur, Pak Hasan dengan cepat menimpali: ”bagi kami, Gus Dur masih presiden. Di Madura Gus Dur tetap presiden”. Pertemuan itu diwarnai ger-geran tawa namun tetap memberikan harapan baru bagi keluarga Siti Zaenab dimana Gus Dur akan kembali mengirimkan surat kepada Raja Saudi Arabia untuk mengupayakan pembatalan hukuman mati.<br /><br />Pada pertemuan yang sama, Gus Dur juga sekaligus menerima keluarga Adi Bin Asnawi, TKI asal Desa Kediri, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, yang terancam hukuman mati di Malaysia. Ibu Zakiyah (Ibunda Adi Bin Asnawi) ketika mendapat giliran berbicara menyebut Gus Dur dengan panggilan “Bapak Presiden Gus Dur”. Mendengar panggilan seperti itu, Gus Dur dengan cepat menyatakan: “Sudah saya bilangin, saya sudah bukan presiden lagi, kok ngeyel”! Seluruh keluarga TKI tertawa.<br /><br />Pada kesempatan tersebut Gus Dur mengatakan akan mengirimkan surat kepada Perdana Menteri Malaysia untuk upaya pembatalan hukuman mati. Dan meski pada bulan Juli 2008, Mahkamah Tinggi Negeri Sembilan memutuskan vonis bebas kepada Adi Bin Asnawi, namun baru pada tanggal 9 Januari 2010 Adi Bin Asnawi baru dapat dipulangkan ke Indonesia.<br /><br /></span><div style="text-align: center; font-style: italic;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><blockquote>Pengalaman Migrant CARE, di daerah-daerah basis buruh migran, sering menjumpai foto Gus Dur sebagai presiden terpampang di rumah-rumah buruh migran Indonesia.</blockquote></span></div><span style="font-size:85%;"><br />Diplomasi politik Gus Dur tersebut semestinya merupakan pelajaran penting dan harus diteruskan oleh presiden selanjutnya. Namun sayangnya setelah era Gus Dur sebagai presiden, diplomasi politik tingkat tinggi untuk melindungi buruh migran Indonesia itu tidak diprioritaskan. Seperti gagalnya pemerintah Indonesia dalam melakukan pembelaan terhadap Yanti Iriyanti, sehingga pada tanggal 11 Februari 2008, Yanti Iriyanti dieksekusi mati di Saudi Arabia . Setiap tahun angka kematian buruh migran Indonesia di luar negeri juga terus mengalami peningkatan secara tajam. Tahun 2009, kematian buruh migran Indonesia telah menembus angka 1018.<br /><br />Merespon 81 orang buruh migran Indonesia tidak berdokumen yang dideportasi dari Malaysia dalam kondisi belum menerima gaji selama berbulan-bulan, Gus Dur juga melakukan upaya penting dengan menampung 81 orang buruh migran Indonesia tersebut di asrama pesantren Ciganjur. Tidak hanya menampung mereka, Gus Dur dengan didampingi putrinya Yenni Wahid berangkat ke Malaysia pada 5 Maret 2005 untuk bertemu Wakil Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak. Gus Dur ingin membantu proses penyelesaian kasus buruh migran Indonesia tidak berdokumen tersebut sampai tuntas. Langkah Gus Dur melakukan pembelaan terhadap mereka merupakan langkah progresif di tengah stigmatisasi pemerintah Indonesia terhadap buruh migran Indonesia tidak berdokumen yang sangat negatif dengan menyebut mereka sebagai TKI ilegal.<br /><br />Ketika perlakuan tidak manusiawi kembali dialami oleh 4 PRT migran Indonesia di Saudi Arabia, yakni Susmiyati, Siti Tarwiyah, Rumini, dan Tari yang disiksa majikannya secara keji pada bulan Agustus 2007, Gus Dur juga kembali melakukan pembelaan. Penganiyaan yang berbuntut pada kematian Siti Tarwiyah dan Susmiyati serta cacat permanen bagi Rumini dan Tari merupakan insiden pelanggaran HAM terhadap TKI sepanjang tahun 2007. Pada tanggal 24 Agustus 2008, Gus Dur menerima keempat keluarga korban, Migrant CARE, dan Rieke Dyah Pitaloka. Dalam pertemuan tersebut Gus Dur menyatakan bahwa perbuatan binatang jauh lebih baik daripada majikan penyiksa keempat TKW tersebut. Gus Dur mendukung perjuangan keluarga keempat TKW tersebut dan berharap keluarga korban tidak memaafkan pelakunya, karena jika dimaafkan, pelakunya hanya akan dikenai membayar diyat (denda) oleh Kerajaan Saudi Arabia .<br /><br />Dalam pertemuan itu Gus Dur menegaskan bahwa problematika buruh migran Indonesia masih akan terus terjadi. “Wong di sini nggak ada pertumbuhan ekonomi”, ujar Gus Dur. Menurutnya, persoalan TKI harus diselesaikan oleh kepemimpinan yang jujur sehingga kejadian tragis seperti itu tidak terus berulang. “Saya lama tinggal di Saudi Arabia , pandangan orang Arab terhadap kita rendah sekali”, lanjutnya. Gus Dur juga mengajak semua komponen bangsa untuk peduli terhadap nasib TKI. “Mari bersama-sama memperjuangkan nasib TKI, memang untuk sementara belum selesai, tetapi harus terus dilakukan, ini perjuangan jangka panjang, nggak bisa selesai dengan cepat, pungkasnya di akhir pertemuan itu.<br /><br />Ironis sekali, pesan Gus Dur kepada keluarga korban untuk tidak memaafkan penyiksa dan harus berjuang untuk menuntut keadilan, dijawab berbeda oleh pemerintah Indonesia . Tercatat dalam kasus Siti Tarwiyah dan kawan-kawan, pemerintah lebih memilih untuk menyelesaikannya melalui jalur perdamaian (impunitas) dengan pelaku tindak kriminal dengan kompensasi sejumlah uang. Sungguh martabat TKI, yang merupakan bagian integral dari bangsa ini sudah digadaikan, dan itu oleh bangsa kita sendiri. Selamat jalan Gus Dur, presiden pembela buruh migran!<br /><br /><br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:85%;">Sumber:<a href="http://seruu.com/index.php/2011061955682/nasional/berikut-kiprah-gus-dur-selamatkan-tki-dari-hukuman-mati.html">seruu.com</a></span><br /></div></div>Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292725872719500572.post-72449577018782514562011-06-16T18:32:00.007+07:002011-06-16T18:49:08.149+07:00‘Dagang Hukum’, Keniscayaan Era Pasar Bebas<div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhx91M4f6e-_oxJvODfUGqYI25Zwbq5OoyrbX0x4E9z7P_uoYPJFa35ClyHU4heVKSrATksrnZYQOZ42kC70s2ZixXAWt0jiJnYlTwazM486vmvly1JGUBod0ag-nCZPFrDl6OBBe412vry/s1600/ilustrasi_mafia_peradilan.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 274px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhx91M4f6e-_oxJvODfUGqYI25Zwbq5OoyrbX0x4E9z7P_uoYPJFa35ClyHU4heVKSrATksrnZYQOZ42kC70s2ZixXAWt0jiJnYlTwazM486vmvly1JGUBod0ag-nCZPFrDl6OBBe412vry/s320/ilustrasi_mafia_peradilan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5618782652559462370" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;font-family:verdana;font-size:85%;" ><span style="text-decoration: underline;"></span>‘Dagang Hukum’, Keniscayaan Era Pasar Bebas</span><br /></div><div style="text-align: justify;font-family:verdana;"><span style="font-size:85%;"><br /><span style="font-family: verdana;">Gara-gara jadi korban praktek ‘dagang keadilan’ yang dilakukan hakim Jembuddin dalam peradilan sesat, sekumpulan orang yang dikordinasi Sukiran berencana akan melakukan aksi unjuk rasa bersama sejumlah LSM dan aktivis kampus ke gedung Mahkamah Agung. Mereka mendesak penerapan hukuman mati terhadap para hakim yang telah memperdagangkan hukum dalam kegiatan ‘Mafia’ yang mengoyak-koyak rasa keadilan masyarakat. Sebelum aksi turun ke jalan dilaksanakan, Sukiran menelepon Guru Sufi, memohon doa restu agar aksinya berjalan lancar dan tidak menyimpang dari tujuan. Ternyata, tidak mendapat doa restu, Guru Sufi malah menertawakan tindakannya sebagai hal naif yang ditopang emosi kekanak-kanakan.</span><br /></span></div><div style="text-align: justify;font-family:verdana;"><span style="font-size:85%;"><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;" >Penasaran dinilai naif dan kekanak-kanakan, setelah membatalkan aksi demonya, Sukiran bersama tiga orang temannya bergegas menemui Guru Sufi yang sedang berbincang dengan Sufi tua, Sufi Sudrun, Sufi Kenthir, dan Dullah di teras mushola pesantren. Dengan nafas masih tersengal-sengal ia meminta kejelasan seputar alasan Guru Sufi menilainya naif dan kekanak-kanakan. “Kami adalah korban kedzaliman hakim Jembuddin, Mbah Kyai. Salahkah kami ramai-ramai meminta hakim jahat seperti Jembuddin dihukum mati?” kata Sukiran tidak terima.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;" >“Justru karena kalian korban dan kemudian menuntut,” kata Guru Sufi dengan suara datar, ”Masalahnya jadi semacam dendam pribadi. Artinya, kalau yang ditangkap bukan hakim Jembuddin, kalian tidak akan melakukan aksi turun ke jalan kan?”</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;" >“Tapi kami didukung LSM dan aktivis mahasiswa, Mbah Kyai,” Sukiran tak terima.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;" >“Lepas dari didukung atau tidak didukung, yang pasti niat kalian semata-mata ditujukan kepada pribadi hakim Jembuddin. Padahal, masalah justicionomic adalah suatu keniscayaan dalam kehidupan di era global dengan pasar bebas dan masyarakat terbukanya (a global open society). Jadi mana mungkin sesuatu yang terjadi sebagai bagian dari keniscayaan jaman dapat diubah secara parsial oleh aksi-aksi unjuk rasa jalanan,” kata Guru Sufi.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;" >“Justicionomic, apa itu Mbah Kyai?” tanya Sukiran heran.</span><br /><br /><blockquote style="font-family: verdana;">“Itu istilah dari kata Nemein=mendistribusikan dan Iustitia= keadilan, yang bermakna mendistribusikan keadilan, hukum, dalam arena pertukaran ekonomi. Jadi yang dimaksud Justicionomic adalah mendistribusikan keadilan atau hukum sebagai komoditi pertukaran ekonomi. Demikianlah, produk dari proses hukum seperti penetapan pasal-pasal, rencana tuntutan, duplik sampai vonis adalah komoditi yang diperdagangkan untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi,” kata Guru Sufi.<br /></blockquote><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;" >“Kayaknya mustahil Mbah Kyai, ada produk hukum dijadikan komoditi seperti produk pabrik,” sahut Sukiran.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;" >“Engkau menilai mustahil, karena caramu memandang dengan menggunakan wacana lama yang didasarkan pada paradigma negara bangsa (nation state). Coba sesuaikan caramu memandang dengan wacana baru yang didasarkan paradigma liberalisme dan lebih-lebih neo-liberalisme, engkau akan mendapati semua hal sebagai komoditi. Maksudnya, bukan hanya hukum dan keadilan yang dijadikan komoditi untuk diperdagangkan, bahkan nafsu syahwat pun akan dijadikan komoditi yang didistribusikan sebagai barang dagangan dalam suatu pertukaran ekonomi, yaitu fenomena yang disebut Libidonomic. Agama yang suci pun, jadi komiditi yang diperdagangkan yang diberi sebutan mentereng: Religionomic,” kata Guru Sufi menjelaskan.</span><br /><br /><blockquote style="font-family: verdana;">“Jika hukum sudah jadi komoditi, bagaimana kedudukan negara?” tanya Sukiran ingin tahu. “Negara akan dikuasai oleh aparatur yang disebut Bung Karno dengan istilah Kabir singkatan dari Kapitalis Birokrat (bureaucrat capitalism), yaitu aparatur yang menjadikan seluruh mekanisme dan produk kebijakan negara sebagai komoditi untuk pertukaran ekonomi,” sahut Guru Sufi.</blockquote><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;" >“Nah kasus Miranda Goeltom menjadi Deputy Gubernur BI dengan cara membeli dukungan suara dari anggota DPR RI seharga Rp 500 juta, apakah ‘dukungan suara’ itu bisa disebut komoditi dukungan legislatif dan anggota DPR RI yang terima duit bisa disebut sebagai aparatur Kabir?” tanya Sukiran ingin tahu.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;" >“Benar sekali,” sahut Guru Sufi,”Dan selama menjadi deputy gubernur BI, Miranda pun berkedudukan sebagai Kabir dengan nilai komiditi lebih mahal dibanding modal yang telah dia keluarkan untuk membeli suara dukungan, “ kata Guru Sufi.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;" >“Berarti kasus pemberian komisi atau fee dalam pembangunan perumahan atlit SEA Games di Sumatera Selatan, dilakukan para Kabir juga,.Mbah Kyai?” tanya Sukiran minta penegasan.</span><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;" >“Ya, begitulah.”</span><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;" >“Tapi kan duitnya untuk kas parpol?”</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;" >“Meski ke parpol tapi Kabir juga kebagian,” kata Guru Sufi,”Nah, parpol di era global dalam negara yg menganut prinsip-prinsip neoliberalisme adalah berkedudukan sebagai counter dan distro untuk menjual macam-macam jabatan, di mana modalnya dengan cepat berlipat-lipat hingga meluber ke mana-mana terutama jika jabatan-jabatan yang dijualnya itu dipakai rezim berkuasa. Demikianlah, di era pasar bebas dan masyarakat terbuka ini, parpol lebih kaya daripada negara.”.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;" >“Maaf Mbah Kyai,” sahut teman Sukiran menyela,”Apa mungkin parpol bisa lebih kaya dari negara? Kok rasanya mustahil, Mbah Kyai.”</span><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;" >“Aku tidak mengada-ada, itu adalah fakta,” sahut Guru Sufi.</span><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;" >“Buktinya apa Mbah Kyai?” tanya teman Sukiran.</span><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;" >“Sampean yakin parpol-parpol di negeri kita memiliki dana berlimpah-limpah?” Guru Sufi bertanya balik.</span><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;" >“Haqqul yaqin, Mbah Kyai.”</span><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;" >“Pernahkah sampeyan dapat info ada parpol punya utang? Terlilit utang? Menggadaikan inventaris milik parpol?” tanya Guru Sufi.</span><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;" >“Ya tidak mungkin ada parpol punya utang.”</span><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;" >“Kalau negara kita?” tanya Guru Sufi dengan suara ditekan,”Apakah sampeyan percaya negara kita punya hutang?”</span><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;" >“Alamaaaak, benar sekali,” sahut teman Sukiran menggaruk-garuk kepalanya,”Kasihan negaraku. Sudah miskin, banyak utang lagi.”</span><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;" ><br />“Itulah tatanan global jika sebuah negara menganut prinsip-prinsip neoliberal dengan konsep para bebas dan masyarakat terbukanya, yang memunculkan tragedi paling menyakitkan dalam sejarah bangsa-bangsa di dunia ketiga,” kata Guru Sufi datar.</span><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;" >“Kenapa Mbah Kyai menyebutnya tragedi?” tanya Sukiran kurang faham.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;" >“Aku sebut tragedi, karena di negara penganut prinsip-prinsip neoliberal eksistensi negara secara sistematis dibikin menjadi sedemikian rupa miskinnya sampai langkahnya terseok-seok memikul hutang segunung, sementara pejabat dan aparatur negaranya kaya raya luar biasa karena memperdagangkan mekanisme dan produk kebijakan negara sebagai komoditi yang menguntungkan pribadi dan kelompoknya,” kata Guru Sufi.</span><br /><br /><br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:85%;">Dawuh: <a href="http://www.facebook.com/note.php?note_id=138093186265067">Mbah Agus</a></span><br /></div></div>Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-292725872719500572.post-73897784558530537072011-06-16T16:52:00.004+07:002011-06-16T18:08:12.950+07:00Banyak Membaca tapi Tetap Tolol!!<span style="font-family: verdana;font-size:100%;" ><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi13Gv6iUI_aAFnPTVy29GwerEzSDcuwLY5GDZ7EZvly1d5ncLnmpZ11BxsGb73h4-NnAW4rwxy8OWDdj4nx-G-rjCkKBolIoskrDJlAN2PphyphenhyphenbQVhLm2IgWGfGoHbtl0VILHKEz1cHt5Ra/s1600/0511-0903-1003-0820_Asian_Elementary_Student_Reading_a_Book_clipart_image.png"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 314px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi13Gv6iUI_aAFnPTVy29GwerEzSDcuwLY5GDZ7EZvly1d5ncLnmpZ11BxsGb73h4-NnAW4rwxy8OWDdj4nx-G-rjCkKBolIoskrDJlAN2PphyphenhyphenbQVhLm2IgWGfGoHbtl0VILHKEz1cHt5Ra/s320/0511-0903-1003-0820_Asian_Elementary_Student_Reading_a_Book_clipart_image.png" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5618772044417997346" border="0" /></a></span><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;font-size:100%;" >Apa tujuan anda rajin membaca?</span><span style="font-family: verdana;font-size:100%;" ><br />Baik dengan membaca buku, makalah, artikel, koran, kitab suci dan sebagainya?<br /></span><div style="text-align: justify; font-family: verdana;font-family:verdana;"><span style=";font-size:100%;" >Secara kasar bagi saya ada 2 tujuan orang membaca, meski kedua hal ini jarang terucap:<br /><br /></span><span style=";font-size:100%;" ><span style="font-weight: bold;">Pertama: Ingin mencari tempat bersandar</span><br /><br /></span><span style=";font-size:100%;" >Cirinya adalah, baik dalam tulisan maupun komentarnya tampak seperti puzzle kutipan. Kerjanya hanya menyambung-nyambung kutipan demi kutipan. Baik dari nama-nama besar, ulama, kitab suci dan sejenisnya. Sedang pendapatnya sendiri tidak ada. Jika muncul pertanyaan atau gugatan atas tulisannya, maka dia akan menambah kutipan berikutnya. Singkatnya, apa yang dibacanya, adalah sebagai tempat bersandar secara psikologis, bahwa dirinya tahu dan paham. Tapi giliran diajak berpendapat bebas, dia tidak berani. Tetap dia akan merujuk pada sebuah nama dan Kitab Suci.<br /><br /></span><span style=";font-size:100%;" ><span style="font-weight: bold;">Kedua: Mencari Kenderaan Berpikir<br /><br /></span></span><span style=";font-size:100%;" >Cirinya adalah, baik tulisan maupun komentarnya jarang mengutip. Kecuali jika memang diperlukan. Misalnya karena topiknya memang membedah sebuah nama, literatur, kitab suci, dan sejenisnya. Jika muncul pertanyaan dan gugatan atas tulisan dan komentarnya, dia berani berpendapat atas nama dirinya sendiri. Kata kuncinya lebih kurang adalah: Menurut saya, bagi saya, pendapat saya. Bukan menurut Si Anu, menurut Islam, menurut Kristen, berdasarkan agama Tuhan, dan seterusnya.<br /><br /></span><span style=";font-size:100%;" >Intinya, mereka membaca dalam rangka mencari tuas. Sebagai dongkrak untuk mendorong laju berpikirnya sendiri. Mereka berani meloncat dari satu nama ke nama lainnya. Bahkan mungkin dengan pendapat yang tidak populis. Karena apa? Karena dirinya, tidak mau menjadi orang lain. Tidak mau menjadi buku, tidak mau menjadi nama lain selain dirinya.<br /><br /></span><span style=";font-size:100%;" ><span style="font-weight: bold;">Penutup:<br /><br /></span></span><span style=";font-size:100%;" >Keduanya sama-sama gandrung membaca. Tapi sikapnya berbeda. Yang satu membaca sepeti siswa yang akan menghadapi ujian nasional. Atau seperti mahasiswa yang akan menulis dan menghadapi ujian skripsi. Sedang yang kedua membaca untuk meluaskan cakrawala. Untuk meloncat lebih tinggi. Sejauh dia mampu meloncat membangun paradigma berpikirnya sendiri.<br /><br /></span><span style=";font-size:100%;" ><span style="font-weight: bold;">So, dimana posisi anda?<br /><br /></span></span><span style=";font-size:100%;" >Beranikah anda untuk mengakuinya?<br /></span><span style="font-size:100%;">Hati-hati, pengakuan malu-malu dan tebar pesona tidak akan pernah membawa anda kemana-mana.<br /><br /><br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size:85%;">Sumber: <a href="http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2011/06/16/banyak-membaca-tapi-tetap-tolol-inilah-penyebabnya/">Ea Setan</a></span><br /></span></div></div>Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292725872719500572.post-82696808767773167102011-06-16T13:11:00.004+07:002011-06-16T13:41:25.905+07:00Menyingkat URL<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;font-size:100%;" >Siapa yang rajin meng-update status di Twitter, Purk, atau Koprol? Jika Anda salah satunya, Anda mungkin sudah pernah menggunakan layanan website penyingkat URL. Contoh yang populer adalah <a href="https://bitly.com/">Bit.ly</a> dan <a href="http://www.tiny.url/">Tiny.URL</a>. Kini, ada lagi layanan sejenis yang bisa Anda jajal. Namanya Pendek.in, asli buatan dalam negeri.</span><br /></div><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"><span style="font-size:100%;"><br />Taruh kata, Anda pengguna Twitter. Anda ingin berbagi link berita atau artikel yang menarik dengan rekan-rekan Anda via akun microblog Anda di Twitter. Sayang, link-nya terlalu panjang, tak bisa ditampilkan utuh sebagai status microblog yang dibatasi maksimal 140 karakter. Nah, website penyingkat URL dibuat sebagai solusi untuk mengatasi masalah ini. <a href="https://bitly.com/">Bit.ly</a> misalnya, akan menyingkat <a href="http://www.thelongestlistofthelongeststuffatthelongestdomainnameatlonglast.com/wearejustdoingthistobestupidnowsincethiscangoonforeverandeverandeverbutitstilllookskindaneatinthebrowsereventhoughitsabigwasteoftimeandenergyandhasnorealpointbutwehadtodoitanyways.html">link</a> terpanjang di Internet yang terdiri dari 263 karakter menjadi <a href="http://thelongestlistofthelongeststuffatthelongestdomainnameatlonglast.com/wearejustdoingthistobestupidnowsincethiscangoonforeverandeverandeverbutitstilllookskindaneatinthebrowsereventhoughitsabigwasteoftimeandenergyandhasnorealpointbutwehadtodoitanyways.html">http://bit.ly/PFfFp</a>.<br /><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitOqLLFuK_202Vnvm234Hd_0EHz38cnYCfPZKz70oDKYqtV_UoPocs642zEu5UETTdaEQ36e8t2C7DZ6S1-Ny3Li9DQPpYkZQsnJpAE0bWGfHHRG9-K29F6elc0imiQ7OnvA0ih3WuHfCZ/s1600/Pendek.in+2.JPG"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 320px; height: 310px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitOqLLFuK_202Vnvm234Hd_0EHz38cnYCfPZKz70oDKYqtV_UoPocs642zEu5UETTdaEQ36e8t2C7DZ6S1-Ny3Li9DQPpYkZQsnJpAE0bWGfHHRG9-K29F6elc0imiQ7OnvA0ih3WuHfCZ/s320/Pendek.in+2.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5618702604282846098" border="0" /></a><span style="font-size:100%;">Sekarang, mari membahas tentang <a href="http://pendek.in/">Pendek.in</a>. Adalah Sanny Gaddafi yang mengembangkan website ini. Sagad, demikian dia biasa disapa, adalah seorang pengembang web asal Jakarta. <a href="http://pendek.in/">Pendek.in</a> bukan karya website pertamanya. Sebelumnya, Sagad sudah mengembangkan website jejaring sosial lokal <a href="http://www.fupei.com/">Fupei.com</a> dan <a href="http://www.bundagaul.com/">Bundagaul.com</a>.<br /><br />Kenapa Sagad tertarik membuat <a href="http://pendek.in/">Pendek.in</a>, padahal sudah ada website lain yang menawarkan fungsi serupa? Alasannya cukup simpel. “Saya hanya ingin menambah koleksi website lokal saja,” ujar Sagad. <a href="http://pendek.in/">Pendek.in</a> sendiri sudah mulai dipublikasikan sejak Februari 2009.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Domain India</span><br />Jika Anda perhatikan, domain .in yang digunakan Sagad untuk <a href="http://pendek.in/">Pendek.in</a> merupakan domain India. Mengenai hal itu, Sagad memang sengaja mengambil domain .in untuk website ini.<br /><br />“Supaya namanya lucu, menjadi <a href="http://pendek.in/">Pendek.in</a>,” kata dia. Nama Pendek.in juga sekaligus menjelaskan fungsi dari website buatannya. Website terpanjang di Internet tadi, contohnya, dapat di-pendek.in menjadi <a href="http://www.thelongestlistofthelongeststuffatthelongestdomainnameatlonglast.com/wearejustdoingthistobestupidnowsincethiscangoonforeverandeverandeverbutitstilllookskindaneatinthebrowsereventhoughitsabigwasteoftimeandenergyandhasnorealpointbutwehadtodoitanyways.html">http://pendek.in/00mze</a>. Dalam mengembangkan website ini, Sagad mengaku tidak mengalami kesulitan. Untuk pemrogramannya juga tidak rumit karena <a href="http://pendek.in/">Pendek.in</a> hanya menampilkan fungsi penyingkat URL dan tidak dilengkapi dengan fungsi statistik pengguanaan link atau fasilitas khusus member.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Mudah Digunakan</span><br />Menyingkat link URL menggunakan <a href="http://pendek.in/">Pendek.in</a> caranya sangat mudah. Anda cukup memasukkan link asli ke dalam boks yang tersedia pada website-nya, lalu mengklik pendek.in. Hasilnya, link URL baru nan singkat, alias dari alamat website yang asli, akan ditampilkan untuk Anda. Tidak percaya? Coba saja pendek.in URL panjang Anda <a href="http://pendek.in/">di sini</a>.<br /><br /></span><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: rgb(0, 0, 0); font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;font-family:'Times New Roman';font-size:medium;" ><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(51, 51, 51); line-height: 18px; text-align: justify;font-family:Tahoma,Arial,Verdana;font-size:12px;" ></span></span><span style="font-weight: bold;">Menyingkat URL Dengan Google Shortener</span><br /><span style="font-size:100%;">URL Shortener atau yang sering kita sebut dengan penyingkat url kini dapat kita temui di <a href="http://goo.gl/">Google Shortener</a>. Search Engine terbesar ini mengeluarkan pemutakhiran terbarunya, yaitu dengan menyediakan fasilitas penyingkat URL.<br /><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnlOlObgFIGGdc5ji4JTRccJJbSOPrEaer99wM0n_8UBAQRVuzXS8PbSLo5bt4U89ou3NIU-BhAjx1qGkn85eBzBUWGywj28iH5uf5E1X8f4RSp15UPeFysrSaSqDvgBS4T3lR34P2IRB6/s1600/Pendek.in.JPG"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 320px; height: 149px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnlOlObgFIGGdc5ji4JTRccJJbSOPrEaer99wM0n_8UBAQRVuzXS8PbSLo5bt4U89ou3NIU-BhAjx1qGkn85eBzBUWGywj28iH5uf5E1X8f4RSp15UPeFysrSaSqDvgBS4T3lR34P2IRB6/s320/Pendek.in.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5618702924129747106" border="0" /></a><span style="font-size:100%;">Url Shortener ini dapat kita gunakan untuk mempersingkat url asli yang panjang bahkan ribet untuk diingat. Url Shortener juga dapat kita gunakan untuk menyembunyikan url afiliasi, terutama bagi yang berkecimpung dalam dunia afiliasi. lebih praktis bukan?. Cara menggunakannya cukup mudah. Anda tinggal Masukkan url asli, kemudian klik “Shorten” dan url baru sudah siap digunakan.<br /><br />Namanya adalah <a href="http://goo.gl/">Goo.gl</a> dan menurut Google memiliki beberapa keunggulan dibandingkan layanan url shortener lainnya yang sebenarnya sudah banyak beredar di internet. Setelah mencobanya Saya rasa memang layanan yang satu ini berbeda dari layanan url shortener lainnya. Bagi Anda yang mempunyai url panjang dan cukup ribet anda bisa mencoba layanan dari google silahkan <a href="http://goo.gl/">klik di sini</a><br /><br /><br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-weight: bold;">Sumber:</span> </span></span><br /><a href="http://sagad.net/2010/01/menyingkat-url-bisa-pakai-pendek-in/"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size:85%;">http://goo.gl/yw4I5</span></span></a><br /><a href="http://asepsukarman.blogspot.com/2010/11/menyingkat-url-dengan-google-shortener.html"><span style="font-size:85%;"><span class="jadi">http://pendek.in/055xp</span></span></a><br /></div></div>Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292725872719500572.post-49211186992495518942011-06-15T19:21:00.005+07:002011-06-15T19:45:51.449+07:00BANGGALAH DENGAN NEGARA KITA, JANGAN MERENDAH!!<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUchaIrnwEL2O0q508aPkRDhnCJqo6etvwbd3wH7sjIAoOSlf4XWWwmaKlQ6CiKcgF7XzEd0WLoxg4Y5D5cMEwGdUyJ_wGuSCVx76AzbCVK-42e69PUAnymy-UvXgbPek5F8bvgRpVVokt/s1600/peta_indonesia1.gif"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 186px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUchaIrnwEL2O0q508aPkRDhnCJqo6etvwbd3wH7sjIAoOSlf4XWWwmaKlQ6CiKcgF7XzEd0WLoxg4Y5D5cMEwGdUyJ_wGuSCVx76AzbCVK-42e69PUAnymy-UvXgbPek5F8bvgRpVVokt/s320/peta_indonesia1.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5618424863248825410" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Suatu ketika orang Singapura memberi nasihat kepada anak-anak muda Indonesia. Orang itu sudah tua, kisaran 60 tahun. Si Bapak adalah pengusaha asal Singapura, dengan logat bicara gaya Melayu dan English, beliau menceritakan pengalaman-pengalaman hidupnya kepada mereka yang masih muda.<br /><br />Beliau berkata, <span style="font-weight: bold;">"Ur country is so rich!"</span><br />Ah biasa banget denger kata-kata itu. Tapi tunggu dulu... <span style="font-weight: bold;">"Indonesia doesn't need the world, but the world needs Indonesia,"</span> lanjutnya. <span style="font-weight: bold;">"Everything can be found here in Indonesia, you don't need the world."</span> <span style="font-weight: bold;"><br /><br />"Mudah saja, Indonesia paru2 dunia. Tebang saja hutan di kalimantan, dunia pasti kiamat. Dunia yang butuh Indonesia!"</span> <span style="font-style: italic;">Singapura is nothing, we can't be rich without Indonesia.</span> 500.000 orang Indonesia berlibur ke Singapura tiap bulan..Bisa terbayang uang yang masuk ke kami, apartemen-apertemen terbaru kami yang beli orang-orang Indonesia, nggak peduli harga selangit, laku keras!! Lihatlah RS kami, orang Indonesia semua yang berobat. Trus, kalian tau bagaimana kalapnya pemerintah kami ketika asap hutan Indonesia masuk? Ya, bener2 panik!! Sangat terasa, we are nothing. Kalian tau kan kalo Agustus kemarin dunia krisis beras. Termasuk di Singapura dan Malaysia? Kalian di Indonesia dengan mudah dapat beras. Lihatlah negara kalian, air bersih di mana-mana, lihatlah negara kami, air bersih pun kami beli dari Malaysia.<br /><br />Saya ke Kalimantan pun dalam rangka bisnis, karena pasirnya mengandung permata. Terlihat <span style="font-style: italic;">glitter</span> kalo ada matahari bersinar. Penambang jual cuma Rp 3.000/kg ke pabrik China, si pabrik jual kembali seharga Rp 30.000/kg. Saya lihat ini sebagai peluang. Kalian sadar tidak kalo negara-negara lain selalu takut meng-embargo Indonesia?! Ya, karena negara kalian memiliki segalanya. Mereka takut kalau kalian menjadi mandiri, makanya tidak di embargo.<br /><br />Harusnya KALIANLAH YANG MENG-EMBARGO DIRI KALIAN SENDIRI. Belilah pangan dari petani-petani kalian sendiri, belilah tekstil, garmen dari pabrik-pabrik sendiri..Tak perlu impor kalau bisa produk sendiri.<br /><br />Jika kalian bisa mandiri, bisa MENG-EMBARGO DIRI SENDIRI, INDONESIA WILL RULE THE WORLD!!<br /><br />***<br /><br />Seperti kata Pak. Mario Teguh di salah satu acaranya kurang lebih seperti ini:<br />"Jangan menganggap rendah diri anda, apabila tidak ingin di rendahkan... Berbanggalah"<br /><br /><span style="font-size:85%;"><br /></span></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size:85%;">Sumber: <a href="http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5057467">kaskus</a></span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-size:85%;"></span></span></div></div>Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292725872719500572.post-36439166406816392482011-06-12T14:03:00.002+07:002011-06-12T14:47:14.614+07:00Modal Rp 100.000, Kini Beromzet Rp 60 Juta<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEim0IZTX6HRUN2dO3_lCWTIMTj26D3No7SLhAm6ViFJ5NVBsr1ptXX9g3Og6XubJ01u04MWRYY2cymUveS9aM2OnQ5tS6e9DmCuX5t6jfF1HZguHHGGD8NABvpsvxcBKEgL0871XmHCeRBs/s1600/Bunga.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 320px; height: 160px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEim0IZTX6HRUN2dO3_lCWTIMTj26D3No7SLhAm6ViFJ5NVBsr1ptXX9g3Og6XubJ01u04MWRYY2cymUveS9aM2OnQ5tS6e9DmCuX5t6jfF1HZguHHGGD8NABvpsvxcBKEgL0871XmHCeRBs/s320/Bunga.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5617235985358136530" border="0" /></a><span style="font-family: verdana;font-size:100%;" >Omzet besar dari Toko Mungil menggambarkan sosok Agung Budi Priyambodo (31). Ia menjual bunga lewat internet dengan modal Rp 100.000 saja. Setelah lima tahun berdiri, toko bunga online miliknya kini memiliki omzet hingga Rp 60 juta per bulan. Apa rahasianya?</span><br /></div><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"><span style="font-size:100%;"><br />”Awalnya saya hanya bermodal Rp 100.000. Saya beli domain Rp 70.000, hosting Rp 30.000. Saya bangun website saya, bekerja sama dengan beberapa toko bunga offline, saya minta fotonya, lalu saya pajang di website. Sederhana sekali. Saat itu saya masih jual bunga dari berbagai toko sesuai pesanan. Setelah mulai berkembang, saya mulai memesan bunga pada supplier dan merangkainya sendiri. Sekarang foto-foto yang dipajang di katalog web sudah foto-foto kami sendiri,” kenang Agung saat ditemui Kompas.com seusai seminar ”Best Practise of E-Commerce in SME” dalam rangkaian ICC 2011 yang diadakan Komunitas Tangan di Atas (TDA) di JCC, Jakarta, Sabtu (11/6/2011).<br /><br />Elyana, istri Agung, yang mulai bergabung bersama usaha yang dirintis suaminya juga ikut berbagi cerita. ”Suami saya resign dari kantornya tahun 2008, dua tahun setelah ia mulai membangun bungahati.com dan saat itu saya masih tidak yakin apakah usaha yang dibangun suami saya akan bertahan. Saya termasuk orang yang tidak percaya dengan bisnis online. Namun, setelah saya coba masuk, coba ikut menangani penjualan, akhirnya saya tertarik dan tahun 2009 saya juga resmi resign dari kantor saya untuk bisa fokus mengurusi bungahati.com,” ungkap Elyana.<br /><br />Hingga kini Elyana tetap terjun langsung mengurusi pemesanan hingga distribusi ke konsumen. Ia mengaku belum bisa memercayakan manajemen kepada orang lain. ”Saya yang memilih sendiri supplier bunga, sampai merangkai bunganya, mengawasi pekerjaan kurir untuk memastikan bunga sampai dengan baik ke tangan pembeli,” ujar Elyana.<br /><br />Untuk menjamin kualitas bunga yang sampai ke tangan pembeli, Elyana selalu menyelipkan surat pernyataan yang harus diisi oleh konsumen saat kurir mengantarkan bunga. ”Ada pilihan check list untuk melaporkan keadaan bunga yang sampai, apakah sesuai, tidak sesuai, layu, itu bisa diisi oleh pembeli. Nanti kurir akan menyampaikannya kepada saya,” ucapnya. Apabila terjadi ketidakpuasan pembeli, Elyana akan bertanggung jawab untuk menggantinya sesuai ketentuan yang berlaku.<br /><br />Elyana menjamin bunga-bunga yang dikirimkannya selalu segar dan sesuai dengan gambar yang dipajang di web dengan melakukan pengecekan setiap hari, melakukan pemotongan batang yang rusak, dan ketika pengiriman, pengemasan dilakukan dengan boks dan di dalamnya diberi es untuk menjamin kesegaran. ”Saya selalu stok bunga di kantor, untuk pembelian mendadak. Jadi kendalanya adalah ketika tidak ada pembelian, bunga akan layu dalam beberapa hari,” ujarnya. Adapun untuk pemesanan dua-tiga hari sebelumnya, Elyana akan memesan langsung kepada supplier bunga.<br /><br />Untuk pembelian mendadak, waktu yang dibutuhkan semenjak pemesanan hingga sampai ke tangan pembeli biasanya berkisar 2 hingga 3 jam, apabila pembeli berada di kawasan Jakarta. ”Karena satu jam untuk merangkai, satu jam untuk pengantaran,” ungkapnya. Apabila pembeli berada di luar Jakarta, waktu pengiriman akan lebih lama tergantung jarak rumah pembeli dengan kantor pusat bungahati.com di Jakarta.<br /><br />Selain kawasan Indonesia, bungahati.com juga melayani pemesanan untuk mancanegara. ”Kami sudah melayani pengiriman hingga ke China, Beijing, Hongkong, dan Singapura. Namun, karena ini bisnis bunga segar, supplier bunganya bukan dari Indonesia, tapi kami pesan dari supplier di negara si pembeli,” ujar Agung.<br /><br />Menurut Agung, usaha bunga online-nya ini adalah usaha yang berkembang dari bisnis online ke bisnis offline. ”Kalau dulu, orang sukses offline dulu, baru bikin website. Usaha saya ini online-nya berkembang dulu baru offline-nya menyusul secara bertahap. Awalnya saya hanya bermodalkan Rp 100.000 untuk membangun web, lalu mulai menjual produk dari toko bunga orang, akhirnya saya punya supplier sendiri, saya produksi sendiri bunganya, rangkai sendiri, sampai beli kulkas khusus untuk menyimpan bunga, menggaji kurir, dan lainnya,” tutur Agung.<br /><br />Harga bunga-bunga di website ini dijual mulai dari harga Rp 300.000 hingga jutaan rupiah, tergantung jenis bunga dan kesulitan merangkai bunganya. Selain pembeli individu, Agung kini juga telah memiliki langganan perusahaan-perusahaan besar yang melakukan order pada ajang-ajang tertentu.<br /><br />Suami-istri ini punya pengalaman tak terlupakan selama berbisnis bunga online. ”Ada yang memesan bunga untuk melamar. Saat itu dia memesan satu gedung bioskop untuk dipakai private nonton berdua dengan calon istrinya. Di tengah-tengah film, dia melamar calon istrinya sambil memberikan bunga. Itu bunga penuh satu bioskop. Itu gambaran kami bisa melayani pemesanan hingga seperti itu,” kenang Elyana.<br /><br />Elyana menambahkan, meski usahanya mulai berkembang dan jumlah omzetnya meningkat, ia dan suaminya hanya mempekerjakan 6 orang pegawai. ”Dua orang kurir, satu dengan motor, satu dengan mobil. Lalu satu orang operator untuk mem-follow up pemesanan, satu orang penulis kata-kata ucapan di rangkaian bunga, dan satu orang pembantu umum,” tutupnya.<br /><br />Tertarik mengikuti jejak Agung dan istrinya?<br /><br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-weight: bold;">Sumber: </span><a href="http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/06/12/10013119/Modal.Rp.100.000.Kini.Beromzet.Rp.60.Juta">Kompas</a></span><br /></div></div>Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292725872719500572.post-26672170271523343932011-06-11T19:38:00.008+07:002011-06-16T16:57:47.720+07:00ORANG ISLAM "WAJIB" KAYA<div style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5uwxyIsFF3_LW6rNE5N_SLIMUOXu4-YPxHfrsJZooA0ESwhzcJC3KUVx1L-LMV-Zj_Pj0fuu9Ed33L4jMCVr1CVAit45lhUsDkPko3mzxwZhKIBZumro49Zga2PVr5KoaMtheY0RZ1gLz/s1600/memberi.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 350px; height: 250px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5uwxyIsFF3_LW6rNE5N_SLIMUOXu4-YPxHfrsJZooA0ESwhzcJC3KUVx1L-LMV-Zj_Pj0fuu9Ed33L4jMCVr1CVAit45lhUsDkPko3mzxwZhKIBZumro49Zga2PVr5KoaMtheY0RZ1gLz/s400/memberi.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5616945051998193842" border="0" /></a></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Wah, ngeledek nih judulnya, berarti orang miskin itu bukan Islam dong ?, lho iya, bisa jadi orang itu gak ngerti Islam dan gak meneladani tokoh-tokoh Islam termasuk Nabi SAW dan para Sahabatnya. Bukannya Nabi SAW dan para Sahabatnya itu miskin buktinya pernah kelaparan ?! siapa bilang ? pernah sih miskin, tapi Cuma sebentar yaitu ketika masa diembargo/diboikot oleh Kaum Kafir di Makkah. Tapi coba kita lihat fakta sejarah :</span><span style="font-size:85%;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Nabi menjadi Pedagang sejak usia 12 tahun dan menjadi Pengusaha selama 25 tahun.</span></li><li><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Beliau berdagang ke Luar Negeri setidaknya 18 kali, menjangkau Syiria, Yaman, Bashra, Iraq, Yordania dan Bahrain</span></li><li><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Nabi Menyerahkan puluhan Unta muda untuk Mas Kawin Beliau</span></li><li><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Beliau juga Memiliki banyak unta perah dan 20 untanya pernah dirampas oleh Uyainah bin Hishn</span></li><li><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Beliau memilii unta pilihan (Al-Qoshwa) dan Keledai pilihan untuk memudahkan perjalanan dan perjuangan</span></li><li><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Hanya saja gaya hidup Beliau sangat-sangat sederhanan, makanya beliau hanya memakai pakaian, alas tidur dan makanan ala kadarnya.</span></li></ul><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" ><br />Adakah para Sahabat Nabi yang tidak kaya? diantara empat Sahabat Nabi yang tidak kaya hanyalah Ali bin Abi Thalib yang tidak kaya, tapi beliau sangat-sangat kaya Ilmu.</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><ul><li><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Umar bin Khattab mewariskan 70.000 properti senilai Triliunan rupiah.</span></li><li><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Ustman bin Affan mewariskan property sepanjang Aris dan Khaibar senilai triliunan rupiah</span></li><li><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Abu Bakar mensedekahkan seluruh harta kekayaannya juga bernilai triliunan rupiah.</span></li></ul><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" ><br />Bagaimana dengan Sahabat yang lain? diantara 10 Sahabat Nabi SAW yang dijamin masuk Sorga ternyata hamper semuanya orang kaya salah satunya adalah Abdurrahman bin Auf, meski beliau sering sedekah besar-besaran namun Beliau masih mewariskan harta senilai triliunan rupiah.</span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" > Istri Kesayangan Nabi SAW Khadijah ternyata jauh lebih kaya daripada Nabi SAW</span><span style="font-size:85%;">.<br /><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para Pedagang, mereka adalah orang-orang kaya. Pendiri NU Hasyim Asy'ari dan Muhammadiyah KH.Ahmad Dahlan adalah Saudagar yang kaya raya. Serikat Dagang Islam yang turut memperjuangkan kemerdekaan Negeri ini adalah sekumpulan orang-orang kaya.</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" > </span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Jadi kalau ada seorang Muslim yang membiarkan dirinya terus-terusan miskin berarti dia telah mengkhianati para teladannya termasuk mengkhianati Rosulullah SAW. Lho kok gitu? lha iyalah, coba kita lihat lagi pesan Nabi SAW dan Umar bin Khatthab berikut ini:</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" > </span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Suatu waktu Umar bertanya kepada seseorang yang sudah lanjut usia "<span style="font-style: italic;">apa menghalangimu mengelola dan menanami tanah pekaranganmu ini?"</span>, maka dijawablah <span style="font-style: italic;">"aku ini sudah tua renta, mungkin besok aku sudah wafat"</span>, lantas Umar menanggapinya agar orang tua itu segera menanami tanahnya dan Umarpun sempatkan membantu menanami tanah itu.</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" > </span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Soal kerja, Umar sering menasehati <span style="font-style: italic;">"Cukupilah dirimu niscaya Agamamu akan lebih terpelihara, dan kamu akan lebih mulia"</span>, Umar bukan hanya menasehati, bahkan setiap usai sholat shubuh umar langsung bergegas menuju kebunnya di Juruf, ia berusaha memenuhi kebutuhan dirinya.</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" > </span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Terkait dengan ini Nabi SAW, juga berwasiat "<span style="font-style: italic;">diantara dosa-dosa, ada dosa yang dapat terhapus dengan puasa dan sholat, ia hanya bisa dihapus dengan susah payah mencari nafkah"</span>, wasiat beliau lainnya <span style="font-style: italic;">"Allah menyukai hambanya yang berkarya dan terampil, sesiapa yang bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya, maka ia serupa dengan Pejuang di Jalan Allah"</span>, jadi kerja ternyata bentuk ibadah tertinggi.</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" > </span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Umar juga mengajak para pekerja/karyawan untuk memiliki pendapatan tambahan, kurang lebih nasehatnya begini: <span style="font-style: italic;">"jika keluar gaji, maka sebagian belikan kambing, demikian juga gaji selanjutnya"</span>, intinya Umar mengajak para karyawan agar memiliki asset/investasi produktif yang bisa mencetak uang terus-menerus. Umar juga mengajak orang-orang berdagang dengan nasehatnya <span style="font-style: italic;">"Berdagang itu merupakan sepertiga harta"</span>, Umar sendiri memiliki asset 70.000 properti senialai triliunan rupiah.</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" > </span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Allah sendiri Maha Kaya Raya dan selalu memberikan Kekayaan dan Kecukupan kepada kita semua, gak pernah Allah SWT menyuruh kita miskin, gak percaya cari dalilnya (sampai gagak ubanan gak akan pernah ketemu) lha wong kita diperintahkan Zakat dan memperbanyak Sedekah, diperintahkan untuk Haji dan Umroh serta dianjurkan membiayai orang lain untuk Haji dan Umroh, disuruh menuntut ilmu dan membiayai kegiatan keilmuan, harus menafkahi keluarga dan mencukupkan ahli waris, menyantuni orang tua yang sudah sepuh, orang-orang fakir miskin serta anak yatim, menegakkan ekonomi syari'ah dan membangun sarana ummat, meningkatkan bargaining position ummat Islam dan mengembangkan Dakwah dan Syi'ar Islam, semuanya itu perlu dana yang besar, lha kok kita mau bergembira ria dan bersantai ria dengan kemiskinan.</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" > </span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Masih gak percaya, kalo kita itu wajib kaya?, kita lihat lagi nasehat Nabi SAW berikut: <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">"Kefakiran itu dekat sekali dengan Kekafiran"</span>, <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">"Allah lebih menyukai Muslim yang kuat iman dan nafkahnya dari pada muslim yang lemah"</span>. coba kita analisis juga isi ayat An-Najm: 43-48 berikut ini :</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" > </span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Allahlah yang menjadikan tertawa dan menangis</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Allahlah yang menjadikan kematian dan kehidupan,</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Allahlah yang menjadikan laki-laki dan perempuan</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Allahlah yang memberikan kekayaan dan kecukupan (bukan kemiskinan),</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" > </span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Jadi Allah hanya memberi kita Kekayaan dan Kecukupan, hidup kita ini sebenarnya selalu dimuliakan dan dimanja oleh Allah SWT, lha kalo kita miskin? itu pasti karena salah kita sendiri. Masih mau membantah? mari kita telaah lagi ayat-ayat berikut ini :</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" > </span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" ><span style="font-style: italic;">"Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah, dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami Mengutusmu (Muhammad) menjadi Rasul kepada (seluruh) manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi Saksi".</span>(An-Nisa :79 )</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" > </span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" ><span style="font-style: italic;">"Mereka (utusan-utusan) itu berkata, “Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas."</span> (Yaasin :19)</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" > </span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" ><span style="font-style: italic;">"Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah Memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu)"</span>.(Asy-Syuro: 30)</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" > </span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" ><span style="font-style: italic;">"Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar"</span>.</span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" > (An-Nisa: 9)</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" > </span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Gimana? Cukup?, bandelnya kita itu gak mau niru Nabi SAW, padahal perbedaan kita dengan Nabi SAW itu Cuma SEDIKIT saja, makanya kita gak kaya-kaya! gak percaya? kita lahat lagi yang ini:</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><ul><li><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Nabi itu sedikit-sedikit beribadah, kita sedikit ibadahnya</span></li><li><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Nabi itu sedikit-sedikit sedekah, kita sedikit sedekahnya</span></li><li><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Nabi itu sedikit-sedikit sholat sunnah, kita sedikit sholat sunnahnya</span></li><li><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Nabi sedikit tidurnya, kita sedikit-sedikit tidur</span></li><li><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Nabi sedikit makannnya, kita sedikit-sedikit makan terus</span></li><li><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Nabi itu sedikit bicaranya, kita sedikit-sedikit bicara bahwkan bicarakan orang</span></li></ul><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" > </span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" ><br />Nah, kan Cuma sedikit tho bedanya? harusnya kita bisa niru Nabi dong!! he he he…</span><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" ><br /><br /><br /></span><div style="text-align: right;"><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >Sumber: <a href="http://www.facebook.com/notes/pramono-pakde-dewo/orang-islam-wajib-kaya/10150279693819203">Pakdhe</a></span><span style="font-size:85%;"><br /></span></div></div>Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292725872719500572.post-80168587310860304662011-05-18T00:49:00.003+07:002011-05-18T07:40:39.523+07:00Dilarang Ngutil di Swalayan!!<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaY7j34FrQuXMAw-Ll3bpccS5q3kwUGUV7NoIUqGNNejsdiNtLuEphge6SVu03kP0H8ETHwnlH13_mitLTVo4u6nFx3fJr5rJnNk0BHnaYgS2pwnOHec04vHSccLnHXmG2_xwyb0qwpx-3/s1600/sQDriKHPuT.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><span class="Apple-style-span" ><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 220px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaY7j34FrQuXMAw-Ll3bpccS5q3kwUGUV7NoIUqGNNejsdiNtLuEphge6SVu03kP0H8ETHwnlH13_mitLTVo4u6nFx3fJr5rJnNk0BHnaYgS2pwnOHec04vHSccLnHXmG2_xwyb0qwpx-3/s400/sQDriKHPuT.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607848596008016930" /></span></a><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Allah itu, selain “misterius” dan Maha Indah, juga Maha Tidakbisa Ditipu. Maha Ahli Strategi!. Kalau kau hendak “mencuri” dari-Nya, Allah bisa menyita kembali darimu dengan segenap kehalusan skenario. Dengan jalan yang seribu persen tak masuk akal, tak terduga dan tak bisa diantisipasi—seperti ketika Ia memberi<br /><br />Pegawai yang gemar mencuri waktu—ongkang-ongkang kaki di warung kopi saat jam ngantor—dirampas keberkahan gajinya oleh Allah. Kenaikan gaji tiap tahun, tunjangan ini-itu, asuransi begini-begitu, bahkan ketika pensiun dan cuti abadi berlibur ke pulau Barzah masih digaji oleh negara “atas jasa-jasanya terhadap bangsa”, ternyata tak bisa menyelamatkan seseorang dari kebingungan finansial.<br /><br />Bapak-bapak terhormat yang fotonya dipampang di pohon beringin menjelang pemilu, atau yang fotonya kita jadikan alas lesehan ketika nongkrong di warung kopi Kaji Saepul, ahirnya wafat membusuk oleh kencing manis. Kuwalat rakyat. Karena, selain senang merekayasa angka pada proposal proyek, suka membebankan tanggungan hidup kepada negara, beliau-beliau juga suka tidur saat rapat. Capek sehabis meeting di puncak semalaman. Bapak-bapak itu juga suka usul bikin acara studi banding dengan anggaran dana naudzu billah min dzalik serta tak masuk akal waras. Suka bikin acara seremonial yang menunya bikin gula darah naik. Suka bikin “rapat” di hotel anu, dengan ice breaking atau break coffe menyantap ayam kampus setengah matang. Ahirnya, Alhamdulillah, eh, Inna lillahi, mereka tidak boleh lagi menyantap menu selain kentang, nasi jagung atau nasi putih nyel. <br /><br />Perut, usus serta raga kita tidak didesain untuk bisa menyantap menu yang bukan-bukan. Maka kalau aspal, semen, kayu gelondongan serta tetesan keringat orang kita lahap pula, akibatnya bisa sangat fatal bagi kesehatan. Dan, Allah memiliki cara-cara unik untuk membuat bangkrut seseorang : Anak gadis hamil di luar nikah, istri dipinjam kolega, anak mirip debt collector, keluarga kerasan di rumah sakit, dipaksa bersedekah oleh seseorang yang menengadahkan celurit, serta jutaan cara lain yang hanya Allah yang tahu.<br /><br />Kita yang bekerja keras secara halal pun, ternyata juga sering ngutil dari Allah. Memang benar kita tidak menelan gaji buta, menghisap sisa-sisa recehan uang proyek atau ngentit uang masjid, namun, kita ternyata masih menelan amplop titipan Allah yang seharusnya kita antar kepada orang –orang miskin, yatim, fakir dan para dlu’afa’<br /><br />Allah telah menetapkan pajak retribusi dari setiap apa yang kita “miliki”. Seperti memarkir motor di trotoar depan warung kopi Cak Dul, kalau retribusi tidak dibayar pemilik lahan akan marah. Ban motor kita akan digembosi, bemper digores dengan uang logam, atau helm raib dari tangkai<br /><br />Sering kali kita ingin kenyang secara instan dan tanpa berkeringat, tapi Allah selalu memilih cara yang lebih “cerdas” untuk merazia apa yang telah kita gelapkan. Allah memiliki CCTV bernama Raqib-Atid, jangan coba-coba mengklepto atau ngutil di swalayan!.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: right;"><span class="Apple-style-span" >*Dari seorang sahabat</span></div>Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292725872719500572.post-38278515220674430742011-05-15T21:04:00.002+07:002011-05-15T21:08:22.268+07:00Meniti Piranti Kecerdasan Laduni<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHGKDEIuZ6FgPGQxPK76WHILxe28nFSND92WVlLRaDbWTkiAZC_gh6Pk9mac5Lnob1ba-wW7dFMnyvi5LjkS6h_u8-HMmmAdjp_vXxqk3h6OHR8iQ1gea5ldR1HuP-yvMSZHA5EvhObL6l/s1600/laduni.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 136px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHGKDEIuZ6FgPGQxPK76WHILxe28nFSND92WVlLRaDbWTkiAZC_gh6Pk9mac5Lnob1ba-wW7dFMnyvi5LjkS6h_u8-HMmmAdjp_vXxqk3h6OHR8iQ1gea5ldR1HuP-yvMSZHA5EvhObL6l/s200/laduni.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5606943893413308386" /></a><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Judul Buku : Laduni Quotient (Model Kecerdasan Masa Depan)</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Penulis : Ilung S. Enha</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Penerbit : Kaukaba, Yogyakarta</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Cetakan : Pertama, April 2011</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Tebal : 192 halaman</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" > </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Meniti Piranti Kecerdasan Laduni</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Oleh Faizah SA</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" > </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><blockquote>"Bukan seberapa cerdas Anda, tetapi bagaimana Anda menjadi cerdas!"</blockquote></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" > </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Ungkapan Howard Gardner dalam bukunya, Frames of Mind, itu mengirimkan pesan betapa mahal harga kecerdasan bagi manusia. Karena itu, kajian tentang kecerdasan manusia masih menjadi tema yang menarik diperbincangkan, baik dalam forum serius maupun santai seraya lesehan. Sebab, segala tingkah laku manusia sesungguhnya merupakan aspek turunan referensial sekaligus wujud dari kinerja saraf-saraf kecerdasan itu sendiri.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" > </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Bermula dari Kecerdasan Intelektual atawa Intelligence Quotient (IQ). Istilah IQ pertama kali dilontarkan Alfred Binet, seorang psikolog Perancis pada awal abad ke-20. Namun sebenarnya embrio konsep IQ disuluh Charles Spearman (1904) dengan teori Two Factor dan juga Thurstone (1938) dengan teori Primary Mental Abilities. Hatta, di kemudian hari Lewis Terman dari Universitas Stanford berupaya membakukan tes IQ yang selanjutnya dikenal dengan Tes Stanford-Binet.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" > </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Konsep IQ selama puluhan tahun diyakini sebagai parameter kecerdasan manusia yang terletak di otak bagian cortex (kulit otak). Daya kreasi hitungan, analogi, dan imajinasi inovatif merupakan ciri khas kecerdasan ini. Maka, tepatlah jika kecerdasan intelektual ditandai dengan istilah what I think.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" > </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Hingga menjelang akhir abad ke-20, dominasi kecerdasan intelektual mulai digoyang Daniel Goleman saat memopulerkan Kecerdasan Emosional alias Emotional Quotient (EQ). Seturut konsepsi Goleman, dengan kecerdasan emosi manusia sanggup mengenali perasaan sendiri di tengah jejaring relasi sosial, sehingga mampu mengelola letup-letup emosi ketika berinteraksi dengan sesama. Dengan demikian, IQ yang memuja paradigma linieritas mulai goyah dengan paradigma biner EQ. Manusia dianggap baik dan karena itu patut diapresiasi tidak semata-mata pintar dengan skor tes IQ tinggi, tetapi lebih-lebih lantaran ia mampu menempatkan diri secara sinergis-mutualistis dalam konteks interaksi horizontal. Para psikolog mengunci jenis EQ dengan istilah what I feel.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" > </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Namun belakangan EQ masih dirasa belum cukup di tengah deru era modern yang menghamba pada kecanggihan teknologi informasi ini. Manusia di era modern acapkali mengalami kegersangan spiritual. Lantas muncullah konsep Kecerdasan Spiritual atau Spiritual Quotient (SQ) di altar abad ke-21. Hasil riset Danah Zohar (Harvard University) dan Ian Marshall (Oxford University) yang dihelat dalam Spiritual Capital serta merujuk The Binding Problem karya Wolf Singer, menemukan adanya God Spot dalam otak manusia. God Spot ini dianggap sebagai pusat spiritual (spiritual center) yang terletak di antara jaringan otak dan saraf yang memintal jalinan makna terhadap pengalaman hidup. Intinya, SQ menuntun manusia mengarungi samudera kebermaknaan hidup.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" > </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Sampai di sini muncul ide kreatif Ary Ginanjar Agustian yang mencoba menggabungkan EQ dan SQ dengan cetusan Emotional Spiritual Quotient (ESQ). Dengan mengusung ESQ Ary Ginanjar hendak menjernihkan kembali pemikiran menutu God Spot, menciptakan format berpikir dan emosi bersandar pada kesadaran diri (self awareness), mengupayakan ketangguhan pribadi (personal strength) dengan mengacu pada asas-asas Rukun Islam, serta melakukan aliansi sinergis dengan lingkungan sosial.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" > </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Hanya saja konsepsi ESQ yang diusung Ary Ginanjar masih mengabaikan ruang ruhani dengan segala perangkatnya (dzauq, aql, shadr, fu’âd, qalb, bashîrah, dan lubb) yang beroperasi di wilayah hati. Bahkan masing-masing logika IQ, EQ, dan SQ pun setali tiga uang. Ketiganya takkan sanggup mengungkap kebenaran realitas dengan sebenar-benarnya dan seterang-terangnya. Apalagi arus globalisasi dan teknologi informasi yang terus bergelombang acapkali menciptakan pusaran persoalan yang pelik. Tak jarang manusia tiba-tiba tergeragap. Menyadari betapa akal buntu berpikir dan bebal. Emosi pun liar serupa daun kering yang mudah terbakar. Sampai-sampai terombang-ambing di tengah ketidakpastian.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" > </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Fenomena ini sering menghantui masyarakat modern di tengah realitas serba-tak-terduga (hiperrealitas). Potensi kecerdasan IQ, EQ, SQ, dan ESQ tak mampu lagi menjadi sandaran. Untuk itu, dibutuhkan sebuah logika yang lebih luas dan lebih dalam dari itu. Dan, pada ruang inilah karya monumental Ilung S. Enha menemukan signifikansinya. Dengan trengginas, Ilung mendedahkan konsep kecerdasan baru, yakni Kecerdasan Laduni atau Laduni Quotient (LQ). Sebab, logika laduni merupakan pengejawantahan dari kecerdasan ruhaniah yang merupakan puncak akumulasi dari logika rasional, logika intuitif, dan logika spiritual.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" > </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >LQ mengusung misi memadukan perangkat kecerdasan otak dan perangkat kecerdasan hati, untuk kemudian dihubungkan ke pusat atmosfir energi ruh. Sebab, untuk dapat memfungsikan LQ dibutuhkan energi yang sangat besar. Sedangkan energi yang berkumpar di dalam hati, masih kurang mencukupi. Apalagi sekadar energi yang terkandung di dalam otak manusia.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" > </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Di ruang pusat atmosfir energi ruh terkandung segala bentuk energi yang dibutuhkan bagi keberlangsungan hidup manusia dan guna mempercepat proses kecerdasan. Tak hanya energi kecerdasan yang tersimpan di sana, melainkan juga energi kesadaran, energi kekuatan, energi kecermatan, energi percepatan, energi kesabaran, energi keikhlasan, energi gerak yang tiada kenal putus asa, energi niat dan kesungguhan, energi inovasi, energi hening dan kebeningan, serta sederet energi-energi lain yang bisa diurai sendiri.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" > </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Dan, buku ini bakal menuntun pembaca untuk meniti jembatan LQ. Buku ini secara jeli menyingkap celah-celah kosong yang dilewati IQ, EQ, SQ, dan ESQ. Berbeda dengan buku-buku kecerdasan lain yang kebanyakan bertutur tentang kecerdasan secara teoritis, buku ini beranjak lebih jauh. Wacana kecerdasan laduni tidak sekadar dihamparkan, akan tetapi dikaji dengan kritis untuk direkonstruksi, sehingga kesan kecerdasan laduni yang rumit dan berbelit-belit segera runtuh. Inilah kontribusi Ilung yang laik diapresiasi. Di tangan Ilung, kecerdasan laduni yang dianggap sebagian orang sebagai sesuatu yang berat menjadi ringan dan begitu santai.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" > </span></div><div style="text-align: right;"><span class="Apple-style-span" > *Oleh: Faizah SA, </span></div><div style="text-align: right;"><span class="Apple-style-span" >Guru SMK Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta.</span></div>Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-292725872719500572.post-68595297864462311842011-05-15T20:50:00.002+07:002011-05-15T20:57:36.099+07:00Istilah-Istilah Dalam Dunia Blogger<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Pada kesempatan posting kali ini ada beberapa tambahan buat kita para newbie saya kira ini akan sedikit membantu. istilah dalam dunia blogger yang bagi para newbie sangat membingungkan banget, kecuali untuk para temen blogger yang uda pakar mungkin ini uda ga ada artinya. Tapi karena menurut saya ini agak sedikit berguna maka saya ingin berbagi dengan temen2 newbie.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >NB: Saya kutip dari blognya mas Medhy Aginta di blogguebo.com untuk temen2, tentunya,,</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>A-List:</b> Sebuah daftar blogger-blogger yang memiliki blog dengan traffic relatif tinggi dan banyak dikenal di dunia blogging. Biasanya merujuk pada daftar 100 Technorati Blog.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Adsense:</b> Jaringan periklanan online yang paling terkenal di internet. Adsense dimiliki oleh Google dan memberikan kesempatan kepada para blogger untuk melakukan monetisasi blognya dengan menampilkan iklan kontekstual di blog mereka. Setiap kali seseorang mengklik teks iklan Google Adsense, maka si pemilik blog akan mendapatkan sejumlah komisi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Adwords:</b> Kebalikan dari Adsense. Adwords memungkinkan perusahaan atau individu untuk memasang iklan dan mempromosikan produk, jasa atau situs mereka berdasarkan perhitungan cost per click (CPC). Seorang pemasang iklan harus menentukan kata kunci yang hendak dibidiknya dan berapa harga yang bisa ia berikan untuk setiap kliknya. Iklan Adwords bisa muncul di halaman hasil pencarian Google maupun di unit iklan Adsense di situs atau blog yang mengikuti program Adsense.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Affiliate Marketing:</b> Disebut juga affiliasi, adalah sebuah cara yang sangat populer untuk mendapatkan uang dari internet dimana seorang pemilik program affiliasi memberi kesempatan orang lain untuk memasarkan produk atau jasanya dengan imbalan sejumlah komisi. Komisi bisa bersifat tetap atau berubah-ubah, dan bisa berdasarkan klik, leads atau penjualan yang terjadi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Akismet:</b> Plugin filter spam untuk blog berplatform WordPress yang sangat populer. Dibuat oleh perusahaan yang sama dengan yang membuat kode WordPress, Automattic.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Alexa:</b> Sebuah perusahaan online (milik Amazon.com) yang memantau traffic semua situs yang ada di internet. Sistem ranking yang digunakan didasarkan pada data statistik dari toolbar browser pengguna internet. Belakangan mereka mengubah algoritme ranking ini untuk menghilangkan bias toolbar yang banyak menguntungkan situs-situs bertopik teknologi. Semakin rendah ranking Alexa, maka semakin tinggi trafficnya. Walaupun demikian terdapat sejumlah kontroversi mengenai akurasi ranking Alexa ini.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Anchor Text:</b> Teks yang digunakan di dalam back link. Kebanyakan pakar optimasi mesin pencari (SEO) sepakat bahwa anchor text merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi posisi ranking sebuah situs atau blog di hasil pencarian search engine.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Atom:</b> Sebuah format sindikasi feed yang dikembangkan sebagai alternatif RSS. Atom memungkinkan seseorang mendapatkan updates artikel dari sebuah situs atau blog manakala ada posting baru.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Automattic:</b> Perusahaan yang didirikan oleh Matt Mullenweg dan bertanggungjawab terhadap pengembangan WordPress.org (software blog) dan WordPress (hosting) selain proyek-proyek lainnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Backlink:</b> Hiperlink yang tampil di blog atau situs lain dan menaut pada halaman utama atau halaman lain dalam suatu blog atau situs. Backlink penting karena Google dan mesin pencari yang lain mempergunakan jumlah dan kualitas backlink sebagai ukuran tingkat kepercayaan sebuah blog atau situs.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Blackhat:</b> Gabungan teknik SEO dan online marketing yang seringkali tidak etis dan bahkan kadang ilegal dengan tujuan tertentu. Menyembunyikan teks dibalik gambar atau mempergunakan halaman doorway dengan re-direct adalah contoh teknik-teknik blackhat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Blog:</b> Suatu jenis situs dimana sang pemiliknya mempublikasikan pikiran, ide atau pengetahuan mengenai topik tertentu. Biasanya isinya berupa artikel, yang disebut post, dan disusun berdasarkan urutan kronologis. Awalnya blog muncul sebagai diary online, namun saat ini blog mencakup berbagai macam ceruk topik, dan bersaing ketat dengan media massa kebanyakan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Blog Carnival:</b> Sebuah event ketika para blogger berkumpul untuk untuk membuat sebuah koleksi artikel mengenai sebuah topik tertentu. Biasanya blog carnival hanya terdiri dari satu blog dengan sejumlah blog yang berpartisipasi mengirimkan artikelnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Blogger:</b> Seseorang yang memiliki blog. Blogger juga merupakan nama komersil platform dan hosting blog gratis milik Google (yang lebih dikenal dengan nama ekstensi Blogspot).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Blogging:</b> Aktivitas menulis sesuatu di dalam blog. Bisa juga berarti aktivitas yang lebih luas yang dilakukan oleh seorang blogger (misalnya berinteraksi dengan pembaca, mempersiapkan materi konten, dan lain-lain).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Bloglines:</b> Salah satu RSS Feed Reader yang paling populer. Bloglines merupakan aplikasi berbasis web yang memungkinkan penggunanya untuk berlangganan dan mengelola RSS Feed.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Blogosphere:</b> Istilah yang dipergunakan untuk menjelaskan dunia yang diciptakan oleh jaringan blog.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Blogroll:</b> Fitur blog yang sangat populer yang memungkinkan pemilik blog menampilkan daftar blog-blog lain yang direkomendasikannya. Fitur ini biasanya ditampilkan di bagian sidebar. Namun saat ini semakin sedikit blog yang menampilkan blogroll.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Comments:</b> Hampir semua platform blog memungkinkan pembacanya untuk memberikan komentar dan meninggalkan feedback di setiap halaman posting artikel sebuah blog. Fitur inilah yang membuat blog menjadi sebuah media percakapan langsung dan telah menjadi salah satu faktor kesuksesan blog di dunia internet.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Comment spam:</b> Komentar yang ditulis semata-mata untuk mendapatkan backlink dan diharapkan akan memberikan aliran traffic pengunjung ke blog pihak yang menuliskan komentar spam tersebut.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Compete:</b> Perusahaan analis web, seperti halnya Alexa, yang memantau dan memperkirakan jumlah traffic situs atau blog.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>CPC:</b> Kependekan dari cost-per-click, dan ia merepresentasikan suatu bentuk online advertising dimana si pengiklan (advertiser) memberikan sejumlah uang kepada setiap pengunjung yang meng-klik iklannya dan mengunjungi situs atau halaman penjualan produknya. Di sisi lain, terdapat penerbit iklan (publisher) yang menampilkan iklan CPC di situs atau blognya dan mendapatkan uang untuk setiap klik yang dilakukan pengunjung situs atau blognya. Jaringan iklan CPC paling terkenal adalah Google Adwords.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>CPA:</b> Kependekan dari cost-per-action, dan ia merepresentasikan suatu bentuk online advertising dimana si pengiklan (advertiser) akan membayar ketika pengunjung sebuah situs melakukan tindakan tertentu (misalnya ketika mereka berlangganan news letter atau membeli sebuah produk tertentu). Kebanyakan program affiliasi menggunakan skema CPA.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>CPM:</b> Kependekan dari cost-per mille, dimana mille berarti 1000 dalam bahasa Latin. CPM, dengan demikian berarti harga per 1000 impresi, dan ia merepresentasikan suatu bentuk online advertising dimana si pengiklan (advertiser) akan membayar harga tertentu ketika iklan banner atau iklan lain mereka ditampilkan setiap 1000 kali di sebuah situs atau blog.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>CSS:</b> Kependekan dari Cascading Style Sheets, dan merupakan bahasa pemrograman yang dipergunakan untuk membuat halaman wes yang ditulis dengan kode HTML atau XHTML. Kelebihan CSS adalah memungkinkan Anda untuk mengontrol tampilan halaman situs secara bersamaan dari lokasi yang sama (file CSS).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Digg:</b> Situs social bookmarking paling terkenal di dunia. Pada dasarnya Digg adalah sebuah situs yang dihidupi oleh penggunanya, dimana anggota komunitas Digg memberikan vote terhadap sebuah artikel yang akan tampil di halaman depan situs tersebut. Bagi kebanyakan pemilik situs, tampil di halaman depan Digg adalah sebuah kebanggaan. Ia bisa memberikan ribuan pengunjung hanya dalam waktu sehari. Meskipun demikian, terdapat kontroversi terhadap kualitas traffic pengunjung yang datang dari Digg karena pengunjung biasanya jarang kembali lagi dan jarang meng-klik iklan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Domain:</b> Juga dikenal sebagai nama domain atau nama hosting domain, adalah nama situs atau blog yang tercatat di dalam dunia internet. Contoh nama domain adalah Yahoo.com.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Duplicate content:</b> Konten hasil duplikasi (biasanya berupa teks/artikel) dalam sebuah situs atau blog. Mesin pencari (misalnya Google Search Engine) cenderung menjatuhkan penalti untuk situs atau blog dengan konten-konten hasil duplikasi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Favicon:</b> Kependekan dari "Favorite Icon", adalah sebuah ikon yang diasosiasikan dengan logo sebuah situs atau blog dan akan muncul pada bagian browser atau bagian bookmark. Favicon dimaksudkan untuk memudahkan mengidentifikasi sebuah situs atau blog.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Feed:</b> Disebut juga feed web atau feed news, adalah sebuah format data yang digunakan di dunia internet untuk memudahkan penggunanya mendapatkan updates artikel dari situs atau blog favoritnya. Terdapat dua jenis format utama feed: RSS Feed dan Atom Feed.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Feed Count:</b> Biasanya merujuk pada widget dari FeedBurner yang berfungsi memberikan laporan jumlah pelanggan RSS pada suatu situs atau blog.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>FeedBurner:</b> Sebuah perusahaan online milik Google yang menyediakan layanan RSS Feed. FeedBurner merupakan layanan gratis yang menyediakan RSS Feed dengan berbagai fitur menarik, dan memudahkan pemilik situs atau blog mengumpulkan data statistik RSS Feed situs atau blognya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>FTP:</b> Kependekan dari File Transfer Protocol. FTP merupakan sebuah protokol jaringan yang digunakan untuk mentransfer data dari satu komputer ke komputer lainnya. Jika Anda menggunakan layanan perusahaan hosting, Anda membutuhkan FTP untuk mentransfer file situs Anda dari komputer Anda ke server perusahaan hosting tersebut.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Google Analytics: Sebuah layanan gratis dari Google yang memberi pemilik situs sejumlah informasi dan data statistik mengenai jumlah traffic dan pengunjung situsnya. Google Analytics juga dikenal sebagai salah satu layanan web paling terpercaya (layanan lain seperti Webalizer atau AWStats cenderung melebihkan angka dengan memasukkan traffic bukan-manusia ke dalam data yang dihasilkan).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Google Reader:</b> RSS Reader paling populer di dunia internet. Google Reader merupakan aplikasi berbasis web yang memungkinkan para penggunanya untuk berlangganan dan mengelola RSS Feed situs atau blog tertentu. Karena saking populernya, banyak situs yang menampilkan badge khusus Google Reader agar pembacanya bisa berlangganan RSS Feed melalui Google Reader.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Hotlinking:</b> Juga dikenal dengan sebutan tautan inline dan pencuri bandwith, hotlinking merujuk pada praktek-praktek menggunakan obyek tertentu (seringkali berupa gambar) dari satu situs ke dalam situs yang lain. Meskipun praktek ini awalnya merupakan bagian dari desain besar dunia web, namun belakangan orang cenderung mengaitkannya dengan praktek penyalahgunaan. Ketika Anda melakukan hotlinking sebuah gambar yang ada di situs lain, misalnya, Anda telah "mencuri" bandwith situs tersebut dan kemungkinan besar juga telah melanggar hak ciptanya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Linkbait:</b> Segala macam konten (artikel, tools, kuis, video, gambar) yang dibuat dengan tujuan utama untuk menarik link ke situs yang bersangkutan. Kuantitas dan kualitas backlink adalah salah satu faktor dibalik sistem algoritma mesin pencari Google, itulah alasan mengapa orang sangat memperhatikannya. Bahkan ada pemasar online yang mengkhususkan diri menciptakan cara promosi linkbait.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Movable Type</b>: Sofware blogging yang diciptakan oleh Six Apart. Pada tahun 2007 Movable Type menjadi layanan blogging gratis (dikeluarkan dibawah ketentuan GPL atau General Public License).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Meta Tags:</b> Meta tags adalah kode-kode HTML yang ada di bagian halaman sebuah situs. Tidak seperti tag HTML yang lain, meta tags tidak muncul di halaman posting, sehingga kebanyakan pengunjung tidak pernah melihatnya. Meta tags yang berbeda memiliki fungsi yang berbeda, namun secara umum semuanya digunakan untuk memberikan informasi tambahan mengenai kondisi sebuah halaman situs kepada robot mesin pencari.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Niche:</b> Dalam jargon dunia internet, niche merujuk kepada sebuah topik atau subyek tertentu. Kebanyakan situs mencakup satu atau lebih niche. Contoh-contoh niche misalnya adalah olahraga, gosip, humor dan keuangan. Beberapa niche dianggap lebih populer dan menguntungkan ketimbang yang lain.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Nofollow:</b> Juga disebut sebagai tag nofollow, adalah sebuah tag yang disisipkan dalam kode link yang berfungsi untuk memerintahkan robot mesin pencari agar mereka tidak mengikuti link bersangkutan, dan karenanya tidak menganggapnya sebagai link yang sesungguhnya. Google dan mesin pencari yang lain merekomendasikan agar semua link berbayar menggunakan tag nofollow.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>PageRank:</b> Juga sering disebut Google PageRank, adalah sebuah sistem metrik yang digunakan oleh Google untuk menilai tingkat kepercayaan sebuah situs. Google PageRank memiliki nilai skala dari 0 hingga 10, dimana 10 adalah nilai tingkat kepercayaan tertinggi yang bisa Anda dapatkan. Terdapat algoritme yang rumit dibalik skala PageRank, namun faktor terpenting yang mempengaruhinya adalah jumlah dan kualitas backlink sebuah situs atau blog. Nilai PageRank (yang bisa dilihat menggunakan Google Toolbar) di-update setiap setiap tiga bulan sekali.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Page Views:</b> Juga biasa disebut impresi. Setiap kali pengguna internet membuka sebuah halaman situs tertentu, satu page view akan dihitung. Seorang pengguna internet, misalnya, bisa mendapatkan sejumalh page views selama mengunjungi sebuah situs. Situs-situs populer bisa mendapatkan jutaan page views setiap bulannya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>PHP:</b> Kependekan dari Programming Hypertext Processor, adalah sebuah bahasa pemrograman yang didesain untuk menciptakan halaman web yang bergerak. Banyak situs (misalnya Digg.com) dibangun menggunakan PHP, seperti halnya beberapa platform blog (misalnya WordPress). Jika Anda seorang blogger atau web master, ada kemungkinan besar Anda akan menggunakan PHP.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Pillar Article:</b> Sebuah istilah yang pertama kali diciptakan oleh Yaro Starak, untuk merujuk sebuah artikel panjang dan terstruktur, berisi informasi atau sumber rujukan yang bermanfaat, yang dipublikasikan di blog. Artikel pilar sangat penting untuk membangun otoritas dan menarik traffic pengunjung ke blog Anda. Kedua faktor diatas datang dari blogger yang lain yang mendapatkan manfaat dari artikel pilar dan menautkan link ke artikel pilar tersebut.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Ping:</b> Sebuah tool jaringan komputer yang digunakan untuk menguji apakah sebuah komputer atau hosting bisa dibuka di internet. Dalam jargon dunia blogger dan web master, ping juga berarti tindakan mengirimkan pesan jaringan ke suatu server untuk menginformasikan bahwa Anda telah meng-update blog atau situs Anda. Setiap kali Anda mempublikasikan sebuah posting artikel baru, sebagai contoh, Anda bisa melakukan ping ke mesin pencari untuk memberitahukan update yang Anda lakukan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Pingback:</b> Sebuah tool jaringan yang digunakan untuk memberitahu sebuah situs ketika seseorang menautkan link atau merujuk kepada situs tersebut. Kebanyakan platform blog mencatat pingback secara otomatis. Artinya, manakala seseorang menautkan link ke suatu artikel yang Anda tulis, link-nya akan muncul di bagian komentar blog Anda.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Pligg:</b> Sebuah sofware open source yang memungkinkan penggunanya untuk membuat situs social bookmarking di situsnya. Situs paling terkenal yang menggunakan sofware Pligg adalah Sphinn.com.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Kamus Istilah Blogger</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>WordPress Plugin:</b> Kode-kode khusus yang dibuat dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan sebuah software, dalam hal ini adalah WordPress. Terdapat ribuan plugin WordPress yang telah dibuat, dengan fungsi yang sangat beragam.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Pro Blogger:</b> Seorang blogger profesional yang mendapatkan penghasilan melalui blog dan hidup dari income yang ia terima dari aktivitas blogging.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>RSS:</b> Kependekan dari Really Simple Syndication. RSS adalah suatu format yang digunakan untuk mengirimkan informasi dari sebuah situs dan halaman situs yang di-update secara berkala. Sebuah dokumen RSS (yang disebut feed) berisi ringkasan ataupun keseluruhan konten dari sebuah situs. Keuntungan terbesar menggunakan RSS adalah memungkinkan pengunjung sebuah situs untuk tetap berhubungan dengan situs-situs favorit mereka tanpa harus mengunjunginya secara online. Manakala Anda berlangganan sebuah RSS Feed, secara otomatis Anda akan menerima updates konten situs bersangkutan apabila situs tersebut mempublikasikan konten baru.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Scraper:</b> Seseorang yang menyalin konten dari sumber lain (baik situs ataupun blog) dan mempublikasikannya di blognya sendiri, dengan atau tanpa memberikan kredit link, dan tanpa meminta izin kepada penulis aslinya. Scraper bisa dilakukan secara manual ataupun otomatis dan biasanya menggunakan tool scraping RSS Feed. Scraper jelas-jelas merupakan pelanggaran hak cipta.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Splog:</b> Blog yang hanya digunakan untuk mempublikasikan konten-konten spam. Splogs biasanya berisi teks yang dikopi dari sumber lain, dikombinasikan dengan link-link situs-situs obat-obatan terlarang, minuman keras dan judi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>SEO:</b> Kependekan dari search engine optmization. SEO mencakup sejumlah aktivitas yang ditujukan untuk meningkatkan ranking sebuah situs di halaman hasil pencarian search engine (terutama Google). Ada dua jenis aktivitas yang dilakukan yaitu: optimisasi on-page, yakni mengoptimalkan penggunaan tag dan konten sebuah situs; dan optimisasi off-page, yakni mengoptimalkan faktor-faktor eksternal misalnya jumlah dan kualitas backlink, teknik-teknik promosi, dan lain-lain.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>SERP:</b> Kependekan dari search engine results page. Ketika Anda mencari sebuah kata kunci melalui Google search engine, Anda akan mendapatkan halaman 10 hasil pencarian yang sesuai dengan kata kunci yang Anda cari. Halaman itulah yang disebut SERP.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Social Bookmarking:</b> Disebut juga social aggregators atau community bookmarking. Social Bookmarking adalah situs yang memungkinkan penggunanya untuk menemukan, mengirimkan, menyebarluaskan dan memberikan vote terhadap sebuah artikel dari internet. Situs social bookmarking paling populer adalah Digg.com, Reddit.com, StumbleUpon.com dan Del.icio.us.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Social Media:</b> Sebuah istilah umum yang digunakan untuk mendefinisikan situs dan aplikasi web dimana terdapat unsur interaksi sosial didalamnya (dalam bentuk teks, gambar, suara, video atau gabungan dari semuanya). Contoh situs social media adalah blog, forum online, social network, Wikipedia dan lain-lain.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Social Networks:</b> Dalam dunia internet, istilah ini merujuk kepada sejumlah situs dan aplikasi, dimana tujuannya adalah untuk memberi kesempatan penggunanya yang memiliki sebuah minat yang sama untuk saling berhubungan, berinteraksi dan berbagi. Contoh populer situs social network adalah MySpace.com dan LinkedIn.com.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>StumbleUpon:</b> Situs social bookmarking populer yang bertujuan memampukan para penggunanya untuk menemukan situs-situs baru dan menarik. StumbleUpon bekerja dengan menggunakan browser toolbar yang memungkinkan penggunanya untuk memberikan vote dan meng-klik tombol “Stumble!” yang akan menampilkan sejumlah situs atau halaman situs berdasarkan pilihan penggunanya dan apa yang di-vote oleh pengguna lain.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Subscriber:</b> Pengunjung situs atau blog yang berlangganan RSS feed sebuah situs ataupun berlangganan melalui email. Manakala situs tersebut di-update dengan konten baru, pelanggan tersebut akan menerima konten melalui RSS Reader ataupun email. Para web master dan blogger sangat memperhatikan jumlah pelanggan RSS karena ia merepresentasikan jumlah pembaca setia dan traffic pengunjung yang konstan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Tag:</b> Hampir sama dengan kategori, tag digunakan untuk mengklasifikasikan sebuah artikel atupun konten dalam sebuah situs. Tag bersifat lebih fleksibel ketimbang kategori dan biasanya digunakan dengan cara yang lebih spesifik. Satu artikel atau posting biasanya diberikan satu kategori besar dan banyak tag di dalamnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Technorati:</b> Layanan mesin pencari blog, yang memberikan informasi tracking blog, tautan link dan posting dari seluruh dunia. Sangat populer meskipun beberapa tahun belakangan mulai kehilangan perhatian. Salah satu fiturnya yang paling terkenal adalah daftar Technorati Top 100, yang memberikan ranking 100 blog terpopuler di dunia berdasarkan jumlah link dari blog lain.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Twitter:</b> Sebuah layanan social networking dan microblogging yang kini sangat populer. Pengguna Twitter dapat "mengikuti" pengguna yang lain untuk mendapatkan updates berita terbaru dari mereka. Setiap update hanya boleh berisi 140 karakter, dengan atau tanpa hiperlink.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Text Link Ads:</b> Suatu bentuk layanan periklanan online dimana si pemasang iklan membeli sebuah link di situs lain dengan teks yang ia pilih sendiri dan biasanya tanpa tag nofollow. Praktek ini sangat populer hingga kemudian Google mulai memberi penalti situs-situs yang menjual ataupun membeli teks link dengan tujuan untuk meningkatkan hasil pencarian search engine.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Trackback:</b> Sebuah tool networking, hampir sama dengan pingback, yang digunakan untuk memberi informasi kepada sebuah situs ketika seseorang menautkan link ke situs tersebut.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Unique Visitor:</b> Unique visitor adalah jumlah pengunjung manusia yang masuk ke sebuah situs dalam jangka waktu tertentu, Katakanlah 3 orang mengunjungi sebuah blog pada hari yang sama, 2 orang mengunjunginya dua kali dan masing-masing membuka 5 halaman blog. Maka pada hari tersebut, blog ini memiliki 3 unique visitors, 5 total visitors, dan 15 page views.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>Viral Content:</b> Konten yang menyebar dengan sangat cepat di dunia internet, seperti halnya virus flu dalam kehidupan nyata. Kontennya sendiri bisa berupa artikel, gambar, atau video, namun harus sangat lucu, kontroversial atau sangat bermanfaat sehingga orang merasa perlu untuk menulis tentangnya. atau memberitahu temannya mengenai hal tersebut.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>WordPress:</b> Software blogging paling populer di dunia internet, diciptakan oleh sebuah perusahaan yang bernama Automattic. WordPress mendapatkan popularitas terutama karena dukungan komunitasnya yang sangat aktif. Ada ribuan orang yang menyediakan template gratis, plugin dan dukungan terhadap pengembangan proyek WordPress.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>URL:</b> Kependekan dari Uniform Resource Locator. URL mencakup nama domain dan protokol yang digunakan. Contoh URL adalah http://www.namadomain.com.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: right;"><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" >*Sumber: </span><a href="http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=30038&page=1">http://www.indowebster.web.id</a></span></div>Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292725872719500572.post-11224880272520203352011-05-14T21:58:00.008+07:002011-05-14T22:34:50.802+07:00KONYOLNYA STUDI BANDING DPR<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiivnUNq9sWpEEJDPA7NZyY2hxokt_4vgZBha775s7kqUO0Ln3iFIr6Y3dOrLL2SQSXaJ78POMZwEOU-txFyi7Hve9Q8Vmc8tx2yXJkLPeYN41PISryXipCIU1QWWMGLm6_znUUQEwZlD4k/s1600/Anggota-DPR.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><span class="Apple-style-span" ><img style="text-align: justify;display: block; margin-top: 0px; margin-right: auto; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; cursor: pointer; width: 400px; height: 296px; " src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiivnUNq9sWpEEJDPA7NZyY2hxokt_4vgZBha775s7kqUO0Ln3iFIr6Y3dOrLL2SQSXaJ78POMZwEOU-txFyi7Hve9Q8Vmc8tx2yXJkLPeYN41PISryXipCIU1QWWMGLm6_znUUQEwZlD4k/s400/Anggota-DPR.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5606591170195568498" /></span></a><div style="text-align: justify;"><b><span class="Apple-style-span" >Pendidikan Tinggi Tetap Bikin Frustasi</span></b></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Tak lama lagi istilah studi banding akan berubah makna. Dari sebuah konsep belajar di lokasi dan lingkungan berbeda, menjadi jalan-jalan ke lokasi atau lingkungan lain.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Perubahan makna ini sebagai konsekuensi atas terus berlangsungya kegiatan studi banding yang dilakukan DPR.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Sudah jelas, tidak ada yang dipelajari dari kegiatan tersebut. Tetapi mereka selalu ngotot, bahwa mereka belajar banyak. Namun ketika ditanya apa yang mereka pelajari, mereka tidak bisa menunjukkan. Yang terlihat adalah aktivitas jalan-jalan dan belanja-belanja.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Apa boleh buat, daripada terus beradu argumen dan beradu bukti dengan anggota DPR, lebih baik yang waras mengalah. Studi banding berubah arti saja menjadi jalan-jalan, atau dimaknai secara khusus kegiatan jalan-jalan pejabat ke luar negeri atau ke luar daerah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Mengapa pejabat? Mengapa bukan anggota DPR saja? Ya, kenyataannya kalau ditelisik lebih lanjut para pejabat eksekutif juga suka melakukan kegiatan jalan-jalan ke luar negeri dengan dalih studi banding. Tidak percaya? Lacak saja laporan keuangan departemen atau instansi pemerintah ke BPK.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Apakah pejabat daerah, anggota DPRD dan pejabat pemerintah daerah, juga melakukan? Sama saja, dan mungkin lebih parah. Hanya karena lepas dari kontrol masyarakat dan media saja, kegiatan jalan-jalan mereka tidak ketahuan. Jika di DPR setiap RUU harus distudibandingkan, demikian juga dengan setiap Raperda.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Tentu saja, DPRD studi bandingnya tidak ke luar negeri, melainkan ke daerah lain. Dalam hal ini daerah di sekitar Jakarta, Yogyakarta dan Bali, jadi sasaran daerah di Luar Jawa. Sedang daerah di sekitar Batam, Palembang, dan Manado, jadi sasaran DPRD Jawa.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Oleh karena itu, rasanya “tidak adil” bila para aktivis LSM, akademisi dan media hanya menyorot habis kegiatan studi banding DPR. Mestinya mereka juga memantau kegiatan serupa dari pejabat eksekutif, anggota DPRD dan pejabat pemerintah daerah. Dengan demikian perubahan makna studi banding menjadi sekadar jalan-jalan itu bisa langsung diterima di seluruh penjuruh tanah air.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Pertanyaan, “apa manfaat studi banding?”, tidak relevan lagi jika dikaitkan dengan posisi dan fungsi pejabat publik. Studi banding adalah jalan-jalan yang membikin pelakunya senang. Paling-paling manfaatnya: segar kembali saat menjalani tugas.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Pertanyaannya mungkin harus ditarik lebih ke belakang: mengapa DPR/DPRD diisi oleh orang-orang yang sampai tega hati mengubah makna studi banding menjadi jalan-jalan? Mengapa anggota DPR/DPRD yang diharapkan dapat mengontrol pejabat eksekutif, justru ikut-ikutan melakukan kegiatan yang mestinya mereka cegah?</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Studi banding sebetulnya sudah lama dipraktekkan oleh DPR. Abaikan DPR hasil pemilu-pemilu Orde Baru, perhatikan DPR hasil tiga kali pemilu terakhir. DPR hasil Pemilu 1999 tercatat melakukan beberapa perjalanan ke luar negeri, lalu jumlahnya meningkat pada DPR hasil Pemilu 2004, dan semakin lebih banyak pada hasil Pemilu 2009.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Pada DPR hasil Pemilu 2004, masyarakat berhasil menunjukkan kejanggalan-kejanggalan kegiatan perjalanan ke luar negeri. Keluhan dari staf Kedutaan Besar RI di berbagai negara yang dikunjungi para anggota DPR juga mulai keluar. Namun hal itu tidak menyurutkan langkah mereka untuk mengulangi perjalanan ke luar negeri. Hanya beberapa anggota dewan saja yang menolak ikut karena merasa tidak ada manfaatnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >DPR hasil Pemilu 2009 menghadirkan harapan baru. Profil mereka masih muda dari sisi usia, semangat kerja mereka akan tinggi karena 70% adalah orang-orang baru. Sebagian besar mereka adalah lulusan S-2 dan S-3, sehingga akan lebih pandai dalam menghadapi masalah-masalah sosial politik yang kompleks.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Lebih dari itu semua, mereka dipilih langsung oleh rakyat melalui mekanisme calon terpilih berdasarkan suara terbanyak.Dengan demikian, mereka pasti akan memperhatikan suara rakyat. Karena selama ini banyak pemantau dan pengamat yakin, sistem suara terbanyak akan meningkatkan akuntabilitas wakil rakyat terhadap rakyatnya. Apalagi mereka pasti takut tidak terpilih kembali pada pemilu mendatang, jika berperilaku buruk dan kinerjanya rendah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Akan tetapi, harapan tidak kunjung datang, asumsi tidak kunjung terbukti. Yang terjadi justru sebaliknya. Hanya dalam jangka satu tahun, masyarakat sudah dibikin frustasi oleh anggota DPR: berlaku konyol dan memalukan, bersikap angkuh dan tak peduli, berpikir picik tak malu hati. Inilah hasil pemilu berdasarkan suara terbanyak.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify; "><b><span class="Apple-style-span">Dari Striptis Hingga Dimaki Profesor Perancis</span></b></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Studi banding anggota DPR ke luar negeri terus menuai protes. Kunjungan itu bak liburan masa reses yang menghabiskan uang rakyat, sementara hasilnya tidak jelas.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Komisi X yang membawahi olahraga, dan pariwisata, misalnya kedapatan berfoto-foto dan membeli tiket pertandingan Real Madrid di ke Stadion Santiago Bernabeu, Spanyol.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Lalu studi banding Komisi VIII ke Australia. Mereka hendak melakukan studi banding ke parlemen Australia, padahal parlemen di Negeri Kanguru itu sedang reses. Konyolnya lagi anggota DPR sempat membohongi mahasiswa Indonesia di sana soal email resmi Komisi VIII beralamat di komisi8@yahoo.com.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">"Itu semakin memperjelas studi banding itu tidak ada gunanya. Itu hanya modus untuk jalan-jalan dan mendapatkan uang saku," ujar Kordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Banyak cerita minor tentang kelakuan wakil rakyat saat berkunjung ke luar ngeri. Pada 28 Juli 2005, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda memergoki anggota DPR dari Badan Legislatif jalan- jalan dan belanja barang mewah. Wakil rakyat pun terpotret sedang menenteng barang belanjaan merek Bally atau Gucci.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">"Mereka tidak ada agenda di Belanda dan saat itu kami memang ingin menemui mereka untuk audiensi. Mereka 2 malam di Amsterdam," ujar mantan Ketua PPI Amsterdam 2004- 2005 Berly Martawardaya kepada detikcom.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Anggota DPR tidak mempunyai agenda resmi ke Amsterdam karena pada saat itu Parlemen Belanda yang berkedudukan di Den Haag juga sedang masa reses.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Hal senada juga dibeberkan mantan Ketua PPI Perancis Mahmud Syaltout. Sebelum mendatangi Amsterdam, anggota DPR itu sebenarnya hendak studi banding ke Perancis. Tidak jelas dalam urusan apa kunjungan itu. Namun, kedatangan anggota DPR itu telah jauh-jauh hari ditolak oleh PPI Perancis.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Ketua PPI saat itu (alm) Rudianto Ekawan, memerintahkan semua mahasiswa untuk datang ke KBRI Perancis dan melakukan aksi walk out serta membacakan surat protes atas kedatangan anggota DPR. Aksi ini diharapkan menjadi tamparan keras bagi wakil rakyat yang datang tanpa persiapan ke Perancis.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Anggota DPR tidak bisa memberikan penjelasan logis soal kedatangan mereka. Salah seorang juru bicara DPR menyatakan tujuan mereka untuk bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang pintar. Mereka juga memuji mahasiswa di luar negeri sebagai pemimpin bangsa dan juga merupakan konstituen mereka.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">"Sebelum pidato selesai, teman saya, Rudianto AB interupsi dan membacakan surat protes dari PPI Prancis. Kemudian kita walk out. KBRI pun geger dan semua marah sama kita," cerita Mahmud.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Gara-gara kejadian itu semua jadwal kunjungan DPR di Belanda dan Belgia ikut dibatalkan. Akhirnya PPI Belanda memergoki para wakil rakyat itu asyik berbelanja.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Mahmud kembali menjadi guide untuk anggota DPR yang melakukan studi banding mengenai masalah anggaran ke Perancis pada 2006. Sebenarnya, kedatangan anggota DPR bukan ke Perancis, tetapi hendak menonton pertandingan final Piala Dunia di Jerman antara Italia melawan Perancis. Karena datang lebih awal, mereka menyempatkan diri melancong ke negeri mode tersebut.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Rombongan ternyata tidak hanya terdiri dari anggota DPR, tapi juga banyak terdapat anggota DPRD dari DKI Jakarta. Selama berada di Perancis, para wakil rakyat itu menghamburkan uang dengan berbelanja merek mahal semisal Louis Vitton, Pierre Cardin, dan membeli jam tangan mahal yang harganya dapat membiayai uang kuliah seorang mahasiswa selama setahun.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">KBRI Perancis yang dipimpin oleh (alm) Arizal Effendi juga menolak memfasilitasi anggota DPR. Para anggota dewan dianggap sebagai rombongan liar.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><div style="text-align: justify; ">Saat itu, salah seorang anggota DPR sempat meminta untuk dicarikan gadis panggilan di Perancis. Mahmud menjelaskan, di Perancis tidak ada pusat lokalisasi seperti Red Light di Belanda.Si anggota DPR kemudian meminta ditunjukkan pusat tarian striptis di Perancis. Mahmud pun menyarankan agar mereka pergi sendiri ke Moulin Rouge.</div><div style="text-align: justify; "><br /></div><div style="text-align: justify; ">Saat akan kembali ke Jerman, ketua rombongan DPR itu nyeletuk ada yang kurang saat di Perancis. "Apa yang kurang, belum beli Hermes ya atau barang apalagi yang tidak ada?" kata salah seorang anggota rombongan menanggapi celetukan ketuanya. "Bukan, kita belum sempat foto-foto di Menara Eiffel," jawab si ketua santai.</div><div style="text-align: justify; "><br /></div><div style="text-align: justify; ">Pada 2007, anggota DPR mendapat makian Guru Besar Ilmu Tata Negara Universitas Sorbon Perancis Prof Edmond Jouve. Saat itu, beberapa anggota DPR ke Perancis untuk melakukan studi banding tentang Kementerian Negara dan Dewan Penasihat.</div><div style="text-align: justify; "><br /></div><div style="text-align: justify; ">Mahmud yang mahasiswa Ilmu Tata Negara pun meminta Jouve untuk menjelaskan sistem tata negara di Perancis dan Indonesia. Dalam pertemuan di KBRI Perancis itu, Jouve menjelaskan sistem tata negara Perancis dan Indonesia sangat berbeda.</div><div style="text-align: justify; "><br /></div><div style="text-align: justify; ">Mendengar paparan itu, seorang anggota dewan nyeletuk mereka salah mendatangi Perancis untuk studi banding. Anggota dewan lainnya pun terbahak-bahak mendengar celetukan itu.</div><div style="text-align: justify; "><br /></div><div style="text-align: justify; ">Melihat hadirin tertawa, Jouve bertanya. Penerjemah menjelaskan celetukan sang anggota dewan. Mendapat penjelasan itu Jouve marah. "Kalian semua goblok," maki Jouve dalam bahasa Perancis.</div><div style="text-align: justify; "><br /></div><div style="text-align: justify; ">Sang profesor lantas mengingatkan Indonesia bukanlah negara kaya dan masih berada di dalam kategori negara berkembang, kenapa malah menghamburkan uang jika tidak ada hasilnya.</div></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><b>Puluhan Miliar Keluar, Hasilnya Tak Bisa Diharapkan</b> </span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Studi banding anggota DPR ke luar negeri menghabiskan dana puluhan miliar. Sementara hasilnya tidak bisa diharapkan. Tidak heran bila 78 persen masyarakat menolak studi banding DPR.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Menurut Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), sampai November 2010, dana kunjungan kerja anggota DPR yang tergabung dalam alat kelengkapan atau komisi senilai Rp 30,91 miliar. Dana ini belum termasuk dana kunjungan kerja anggota DPR untuk delegasi beberapa pertemuan parlemen dunia yang jumlahnya Rp 8,1 miliyar.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Sementara biayai kunjungan kerja DPR untuk tahun 2011 ini saja, yang belum sampai pertengahan tahun, sudah menghabiskan sekitar lebih dari Rp 12,7 miliar. Rinciannya, dana untuk 5 pelesiran 11 anggota Komisi I selama tujuh hari seperti ke AS, Turki,Rusia, Perancis dan Spanyol memakan biaya lebih dari Rp 5,7 miliar.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Kunjungan kerja 13 anggota komisi selama satu pekan ke China dan Spanyol senilai Rp 2 miliar. Kunjungan 13 anggota Komisi VIII ke Cina dan Australia senilai Rp 1,5 miliar dan kunjungan 13 anggota BURT DPR ke Inggris dan AS senilai Rp 3,6 miliar.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Masyarakat sudah seringkali mengkritik studi banding DPR tersebut. Namun DPR tidak peduli dan tetap melenggang pergi ke luar negeri. Data Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) menyebutkan setidaknya ada 7 kunjungan kerja anggota DPR ke luar negeri pada kurun waktu tahun sidang 2009-2010, yang sering diprotes.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Di antaranya yakni kunjungan kerja Panitia Kerja RUU Kesejahteraan Sosial Komisi VIII ke China, Panitia Khusus RUU Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang ke Perancis dan Australia, kunjungan kerja Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) ke Maroko, Jerman dan Perancis.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Lalu kunjungan kerja Pansus RUU Protokol ke Perancis, kunjungan kerja Komisi V dalam rangka pembahasan RUU Perumahan dan Pemukiman ke Austria, kunjungan Panja RUU Cagar Budaya Komisi X ke Turki dan Belanda, serta kunjungan Panja RUU Grasi Komisi III ke Belanda dan Selandia Baru. Sementara untuk masa sidang tahun 2010-2011 ini baru tercatat ada 16 kunjungan kerja yang dilakukan DPR ke luar negeri.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Dari 16 rencana kunjungan ini yang terlaksana 13 kunjungan, seperti kunjungan Panja RUU Holtikultura Komisi IV, Panja RUU Kepramukaan Komisi X, Panja RUU Keimigrasian Komisi III, Panja RUU Mata Uang Komisi XI, Komisi VIII, Badan Legislasi, Badan Kehormatan, Komisi V, Panja RUU Otoritas Jasa Keuangan Komisi XI, Komisi VI, Panja RUU Pencegahan dan Pemberantasan Pembalakan Liar Komisi IV dan Panja RUU Informasi. Kunjungan-kunjungan itu sendiri dilakukan ke negara seperti Korea Selatan, Jepang, Selandia Baru, Belanda, Perancis, Swiss, Inggris, Afrika Selatan, Kanada, Amerika Serikat, Filipina, Yunani, Italia, Rusia, Jerman, Hongaria, Hongkong, Turki da Brazil. Belum lagi 8 kali kunjungan alat kelengkapan pada tahun sidang 2009-2011 ke sejumlah negara.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) tahun 2011 ini juga menunjukkan masyarakat sudah muak dengan studi banding DPR yang tidak ada gunanya. Hasil survei LSI menyatakan sebanyak 78 persen masyarakat tidak setuju studi banding DPR ke sejumlah negara.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">"78 persen masyarakat menolak studi banding dengan alasan meningkatkan kinerja, karena selama ini studi banding yang dilakukan oleh anggota DPR lebih tampak di mata publik sebagai kedok untuk menutupi nafsu pelesiran, ketimbang retorika meningkatkan kinerja," kata peneliti LSI Burhanuddin Muhtadi kepada detikcom.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Penelitian ini menguatkan hasil survei pada tahun 2009 silam. Pada awal bulan September 2009, tidak lama setelah anggota DPR periode 2009-2014 dilantik, LSI melakukan survei tentang Evaluasi Publik terhadap Kinerja DPR.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Saat itu respondennya 1.220 orang di 33 Provinsi se-Indonesia. Responden sempat ditanya soal setuju atau tidaknya masyarakat terhadap kunjungan kerja ke luar negeri yang biasa dilakukan anggota DPR selama ini. Hasilnya 61,3 persen tidak setuju studi banding.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) juga mengutarakan hal serupa. "Itu semakin memperjelas bahwa studi banding tidak ada gunanya. Itu hanya modus DPR saja untuk jalan-jalan dan mendapatkan uang saku," kata Koordinator Formappi, Sebastian Salang.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Menurut Sebastian, studi banding DPR sejak awal perencanaan telah memberikan kesempatan kepada para anggotanya untuk berfoya-foya. Misalnya ketika anggaran dibahas, mereka menetapkan platform alat-alat kelengkapan negara, misalnya jalan-jalan ke luar negeri dua sampai tiga kali untuk sekian negara.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Memang hasil studinya sangat jauh dari yang diharapkan. "Tidak ada hasil studi dan Undang-Undang yang berkualitas yang dihasilkan dari kunjungan kerja tersebut," jelasnya.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Meski survei telah membuktikan masyarakat menolak studi banding, anggota DPR tetap beranggapan masyarakat sebenarnya hanya mengevaluasi studi banding agar efektif.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">"Kalau kita melihat, masyarakat itu tidak melarang, tapi menekankan pada efektivitas, transparansi dan akuntabilitas kepada publik,"kata Wakil Ketua DPR dari Fraksi PAN Taufik Kurniawan.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><div style="text-align: justify; "><b><span class="Apple-style-span">Studi Banding Sekali, Puluhan Juta Dikantongi </span></b></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Bak anjing menggonggong kafilah berlalu. Begitulah seolah sikap DPR atas kritik terhadap studi banding ke luar negeri. Studi banding yang seringkali penuh kekonyolan itu tetap dilakukan meski mendapat protes berbagai kalangan. Mengapa?</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menuding studi banding DPR sesungguhnya hanya plesiran. FITRA pun miliki data DPR mendapatkan dana yang besar dari kegiatan studi banding. Per anggota dewan bisa mendapatkan uang puluhan juta untuk sekali studi banding.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">"Tiap anggota bisa dapat uang saku Rp 26 juta-Rp 30 juta sekali berangkat selama tujuh hari. Belum lagi uang representasi sebesar US$ 2.000, ini semua bersifat Lumsum. Artinya banyak anggota dewan yang memangkas hari perjalanan, menggunakan kelas ekonomi, mengajak keluarga, tidak dituntut untuk</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">mengembalikan sisa uang perjalanannya, karena ini bersifat Lumsum dan minimnya akuntabilitas," kata Sekretaris Nasional FITRA Yuna Farhan.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Menurut Yuna, anggaran pelesiran anggota DPR berkedok studi banding ini tidak menggunakan platform setiap RUU dibahas lalu ada kunjungan kerja ke luar negeri, yang rencananya akan dinaikkan menjadi Rp 3,4 miliar per RUU. "Ini tidak semua RUU membutuhkan studi banding atau pelesiran ke luar negeri," tegas Yuna.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Pernyataan pimpinan DPR yang akan memangkas belanja perjalanan ke luar negeri juga harus dipertanyakan. Kalau memang serius, jatah pelesiran pimpinan juga harus dipangkas. Tidak sekadar bicara anggaran perjalanan dipotong 40 persen. "Orientasinya harus segera diubah sejak menyusun anggaran di BURT, tidak sekadar bagi-bagi jatah setiap alat kelengkapan, komisi dan setiapmembahas RUU, tapi susun berdasarkan kebutuhan," jelasnya.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Dana-dana sebesar itu untuk membiayai kunjungan kerja berbalut pelesiran ini memang sulit dipertanggungjawabkan. Apalagi banyak rombongan anggota DPR yang baru pulang dari luar negeri hanya memahami pertanggungjawaban itu sendiri melalui konferensi pers.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">"Tapi hasilnya kan tidak ada UU yang lahir bagus setelah ke luar negeri. Ratusan kali ke luar negeri, kalau saja serius melakukan studi itu dan hasilnya jelas, maka mungkin perpustakaan kita kaya. Tapi coba dicari tidak ada hasil studi banding yang bagus," celetuk Koordinator Formappi Sebastian Salang.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Agar kunjungan itu tidak foya-foya dang menghasilkan sesuatu yang bagus, studi banding yang bersifat kolektif harus dihentikan. Kalau memang DPR serius, studi banding lebih baik dilakukan per orangan atau satu anggota DPR saja. "Siapa yang punya gagasan untuk merancang RUU, maka dialah yang mengajukan proposal ke luar negeri, ini jauh akan lebih berkualitas dan lebih akuntabel," jelas Sebastian.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Banyak juga dorongan masyarakat yang meminta agar studi banding DPR ini dihapuskan saja, karena lebih banyak terlihat pelesirannya saja. Survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) pun menunjukkan 78 persen masyarakat melarang anggota DPR melakukan studi banding ke luar negeri.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Pengamat politik dan peneliti LSI Burhanuddin Muhtadi tidak setuju penghapusan studi banding. Menurut Burhan, yang perlu dilakukan hanya moratorium sampai ada konsep dan akuntabilitas serta mekanisme yang lebih jelas. Dalam beberapa hal studi banding memang diperlukan seperti dalam pembahasan RUU Otoritas Jasa Keuangan.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">"Seperti yang kita lihat sekarang kesan buang-buang anggarannya terlihat, konsep tidak jelas dan seterusnya. Kalau dihapus tidak, hanya diperjelas saja konsep, urgensi, tepat sasaran, mekanisme yang tepat dan tranparasi yang jelas," kata Burhan.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">"Kalau syarat-syarat ini dipenuhi, paling studi banding itu tidak banyak, selebihnya bisa ganti format studi banding dengan memanggil ahli dari luar negeri, kan lebih murah," tandas Burhan.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Kalangan juga DPR tidak akan menghapus studi banding. DPR akan melakukan evaluasi agar studi banding bisa efektif.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">"Kalau kita melihat, masyarakat itu tidak melarang, tapi menekankan pada efektivitas, transparansi dan akuntabilitas kepada publik karena dengan keterbukaan informasi sekarang ini, kalau tidak disampaikan, maka cepat atau lambat pasti akan ketahuan juga," kata Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Menurut Taufik, dalam rapat pimpinan DPR disampaikan soal penyampaian informasi ke masyarakat soal rencana keberangkatan, kepulangan dan agenda yang jelas. Namun bila ada agenda yang mendadak dan mendesak, semua anggota diminta untuk menyampaikannya sepulang ke tanah air, demi menjaga akuntabilitas kepada masyarakat.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">"Kalau kemudian posisi masyarakat melarang itu tidak tepat. Kalau kemudian masyarakat memposisikan melarang DPR, tidak boleh melakukan kunjungan, nanti ada konvensi internasional, semua parlemen datang, kecuali Indonesia. Ini kan lucu, artinya posisi masyarakat adalah ingin keterbukaan akuntabilitas," ungkap Taufik.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><div style="text-align: justify; "><b><span class="Apple-style-span">Kualitas DPR Sekarang Terendah Sepanjang Sejarah </span></b></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Masyarakat mulai meragukan wawasan dan kredebilitas yang dimiliki anggota DPR. Keraguan tersebut bukan tanpa alasan sebab anggota dewan banyak melakukan tindakan bodoh dan konyol.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Sebut saja salah satunya pembohongan email yang dilakukan Komisi VIII DPR</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">di depan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Australia atau Komisi X yang membawahi olahraga, dan pariwisata kedapatan berfoto-foto dan membeli tiket pertandingan Real Madrid di ke Stadion Santiago Bernabeu, Spanyol.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Sejak Pemilu 2009 lalu, wajah-wajah yang menduduki kursi di DPR sebenarnya rata-rata diisi oleh wajah baru. Bahkan, tingkat pendidikan yang menjadi latar belakang wakil rakyat itu rata-rata berada di level strata satu. Sayangnya, tingkat pendidikan tidak berbanding lurus dengan kerja-kerja yang dihasilkan di gedung DPR.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">"Ini memang memprihatinkan, kualitas DPR kita sangat jauh merosot pada titik terendah di sejarah Indonesia," ujar pengamat politik Yudi Latief kepada detikcom.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Dulu dikenal idiom tentang politik yaitu berpolitik untuk hidup. Sayang hal tersebut tidak tercermin dari para anggota dewan sekarang. Tagline "Hidup dari politik" seakan telah menjadi penyakit yang tertanam di kepala wakil rakyat sekarang.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Proses berpikir yang ingin mendapatkan materi secara cepat telah menjangkiti seluruh wakil rakyat.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Ada beberapa hal mendorong hal tersebut. Pertama, pada politik yang mahal modal. Wakil rakyat yang duduk di DPR harus segera mencari sumber pendapatan lain untuk mengembalikan uang-uang yang dipergunakan saat Pemilu 2009 lalu.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Kedua, praktek untuk mendapatkan modal tambahan yang juga didukung oleh sistem politik anggaran yang berasal dari Kementerian Keuangan. Pada kunjungan kerja keluar negeri dan daerah, Kementerian Keuangan memberikan porsi yang cukup besar untuk pengalokasian dana.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Tanpa malu-malu, wakil rakyat memanfaatkan kesempatan tersebut dan memperoleh dana yang besar dari kunjungan per hari yang dilakukannya, terlebih pada kunjungan ke luar negeri.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">"Maka dengan berbagai cara dicarilah studi banding dan sering tidak masuk akal. Misalnya kunjungan ke Yunani soal Etika. Kenapa Yunani? karena di Yunani sana barang-barang yang dijual murah, mereka bisa belanja," kata Yudi.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Kordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang menilai, anggota DPR saat ini memandang dirinya sebagai yang paling pintar. Hasil Pemilu 2009 telah menghasilkan wakil rakyat yang bertipe sering menghamburkan uang.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Menurut Sebastian, negara terlalu royal memberikan uang kepada anggota DPR.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Ketika dilakukan penyusunan anggaran, anggota DPR secara berjamaah mengalokasikan dana untuk melakukan kunjungan kerja ke luar negeri, dengan hasil yang didapatkan bisa dikatakan nol besar.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">"Selama tidak ada kebijakan yang jelas soal politik anggaran, yang ada hanya kunjungan kerja yang bersifat foya-foya. Selama masih bersifa kolektif kunjungan kerja, dengan berangkat dalam jumlah yang banyak maka kunjungan kerja tidak akan pernah serius," tegas Sebastian.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan tidak menampik kekonyolan dalam studi banding DPR. Pemandangan Komisi X yang sedang berfoto-foto di depan Stadion Santiago Bernabeu dinilai Taufik sebagai tindakan yang mirip dengan tingkah anak Playgroup.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">"Saya meminta agar jangan terkesan kunjungan tersebut kontraproduktif, inikan niatnya baik. Terkait perilaku anggota DPR, tentunya kunjungan ke luar negeri bukan kunjungan Playgroup, anggota DPR itu harus sudah matang," ujar Taufik.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Namun, Taufik meminta masyarakat untuk segera menghentikan polemik yang membicarakan tentang kekonyolan anggota DPR di luar negeri. Taufik tetap berdalih bahwa kunjungan anggota DPR bersifat konstitusional.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><b>Burhanudin Muhtadi: Studi Banding Hanya Tutupi Nafsu Pelesiran</b> </span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Studi banding anggota DPR ke luar negeri diusulkan agar dihentikan sementara (moratorium). Studi banding sekarang dinilai tidak efektif karena lebih banyak menjadi acara pelesiran anggota DPR.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">"Kita lihat saat ini banyak studi banding yang dilakukan DPR hanya sekadar menutupi nafsu pelesiran saja. Tidak tepat sasaran, urgensinya tidak jelas, kabur dan tidak akuntabel, mekanisme tidak jelas, sebagian besar seperti itu," kata pengamat politik yang juga peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanudin Muhtadi kepada detikcom.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Studi banding yang tidak tepat sasaran misalnya terjadi pada studi banding Komisi VIII RUU Fakir Miskin di Australia. Kemiskinan dialami suku Aborigin yang mendiami wilayah Australia bagian utara. Tapi anggota DPR justru mendatangi Sydney dan Melbourne.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">"Coba dicek kok anggota Komisi VIII DPR malah jalan-jalannya ke Sydney dan Melbourne, padahal konsentrasi kemiskinin ada di Darwin dan wilayah utara lainnya. Ini kelihatan dari awal bila nafsu pelesiran jelas, karena tujuan turis kan ke Sydney dan Melbourne," kata Burhan.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><i><span class="Apple-style-span">Bagaimana soal survei yang dilakukan LSI tentang studi banding anggota DPR?</span></i></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Kalau ini ditanyakan kepada masyarakat atau publik, hampir sebagian besar masyarakat, 78 persen masyarakat menolak bahwa studi banding meskipun dengan alasan meningkatkan kinerja. 78 persen masyarakat menolak studi banding dengan alasan meningkatkan kinerja, karena selama ini studi banding yang dilakukan DPR lebih tampak sebagai kedok untuk menutupi nafsu pelesiran, ketimbang retorika meningkatkan kinerja.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Contoh sederhana, kalau memang argumennya peningkatan kinerja, kenapa fungsi legislasi anggota DPR sekarang, khususnya tahun 2010 jauh dari harapan. Dari target 170 RUU yang harusnya mereka undangkan, hanya tercapai 17 UU, atau hanya 10 persen dari 170 RUU untuk tahun 2010. Dari sisi bujeting, itu ada Rp 1,1 triliun dana APBN Perubahan tahun 2010 yang tidak jelas peruntukannya.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Terkait fungsi kontrol, fungsi pengawasan yang selama ini dilakukan anggota DPR tidak lebih sekadar untuk meningkatkan posisi tawar mereka. Misal kasus Bank Century yang tidak jelas kelanjutannya. Fungsi pengawasan sering ujung-ujungnya sekadar untuk mencari atau memeras mitra kerja. Karena itu, di mata publik, alasan untuk meningkatkan kinerja melalui studi banding hanya retorika kosong.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><i><span class="Apple-style-span">Apa alasan LSI melakukan survei saat itu?</span></i></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Kita melakukan survei khusus terkait DPR karena bagaimana pun DPR pilar penting demokrasi. DPR adalah produk dari kinerja demokrasi yang seharusnya mendengarkan aspirasi publik.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Saya prihatin dengan DPR, karena dibanding dengan lembaga demokrasi lain tingkat kepercayaan publik pada DPR paling rendah. Bandingkan dengan kepercayaan publik terhadap lembaga kepresidenan, Mahkamah Konstitusi dan lembaga institusi lain. Kepercayaan pada DPR dan partai politik paling rendah.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Hasil survei kita sebenarnya pernah kita laporkan ke DPR, untuk memperbaiki kinerja mereka. Karena bagaimana pun DPR adalah institusi penting dalam struktur dan sistem tata negara kita, yang harus menjaga kepercayaan publik, bukan terus-menerus membuang deposito kepercayaan publik. Sebab, jika sebagai lembaga perwakilan produk demokrasi DPR gagal menjaga kepercayaan publik, itu sama saja membunuh demokrasi.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><i><span class="Apple-style-span">Seperti apa detail hasil survei LSI ini?</span></i></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Survei ini kita lakukan kepada 1.220 orang di 33 provinsi, pada akhir November-September 2009. Tidak lama setelah anggota DPR periode 2009-2014 dilantik.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Jadi kita temukan ekspetasi profil anggota DPR melalui sistem suara terbanyak, yang sebelum mereka bekerja, tingkat harapan masyarakat sebenarnya cukup lumayan.Makanya harapan publik itu seharusnya direalisasikan dan dipenuhi anggota DPR.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Sebab, dibanding periode sebelumnya, periode sekarang dari komposisi gender, keterwakilan perempuan cukup banyak. Dari sisi usia, kebanyakan usianya lebih muda, ketimbang periode sebelumnya. Periode sekarang, anggota berusia 25-60 tahun 60 persen, terbesar dibanding masa-masa sebelumnya. Dilihat dari sisi pendidikan, saat ini relatif tinggi, sampai ada yang Master dan doktor.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Yang berlatar belakang pengusaha juga besar. Karena pemilu tahun 2009 lalu dengan sistem suara terbanyak, popularitas menjadi penting. Hal ini melahirkan kompetensi, dan banyak caleg yang membutuhkan uang besar. Akhirnya yang terseleksi mereka-mereka yang terpilih berlatar belakang pengusaha.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Dan hampir sebagian besar 70 persen dari 500-an anggota DPR itu adalah muka-muka baru. Nah awalnya ini menjadi harapan, tapi belakangan menjadi beban juga, karena belum punya pengalaman, belum punya jam terbang.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Akhirnya mengulang kekonyolan-kekonyolan yang tidak perlu yang lebih parah dibanding periode sebelumnya. Kekonyolan ini distimulasi oleh kekurangan pengalaman dan kekurangmampuan mereka dalam melaksanakan fungsi-fungsi legislasi, bujeting dan pengawasan yang seharusnya mereka emban. Akhirnya mereka masuk dalam sebuah sistem yang jauh lebih buruk, semacam predator parlemen, atau parlemen pemangsa yang semacam menjauhkan dari harapan publik.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Secara umum, persepsi (baik dan sangat baik) publik terhadap upaya DPR dalam memberantas korupsi sekitar 51,3 persen, moral anggota DPR sekitar 39,8 persen, kapasitas anggota DPR sekitar 55,7 persen dan tingkat keaktifan dalam mengikuti sidang DPR sekitar 40,4 persen. Dari empat indikator di atas, masyarakat menilai bahwa anggota DPR sekarang ini punya masalah serius dengan isu-isu moral dan juga tingkat keaktifan di DPR yang relatif rendah.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Sementara ketika reponden tentang kunjungan anggota DPR keluar negeri, sekitar 0,8 persen responden menjawab sangat setuju, 18,9 persen setuju, 61,3 persen tidak setuju, 9,8 persen sangat tidak setuju dan 9,3 persen menjawab tidak tahu. Di antara beberapa pernyataan yang kita sodorkan, masyarakat terbelah sebagian mengatakan bahwa anggota DPR lebih banyak memperjuangkan kepentingan rakyat tapi pada kisaran yang sama responden mengatakan bahwa anggota DPR banyak yang memperjuangkan kepentingan partainya.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Proporsi yang menjawab anggota DPR lebih banyak memperjuangkan kepentingan sendiri juga besar. Sebagian besar masyarakat pernah mendengar pemberitaan soal anggota DPR yang tersangkut kasus hukum/korupsi dan mendengar informasi soal kasus moral. Tingkat kepercayaan publik terhadap media massa, DPR, birokrasi dan partai politik dalam menyalurkan aspirasi masyarakat relatif rendah. Dari empat lembaga tersebut, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap partai politik yang paling rendah.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Secara umum, masyarakat menilai kinerja anggota DPR dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap jalannya pemerintahan, memberi masukan kepada pemerintah, legislating, bujeting dan responsif terhadap aspirasi rakyat dalam memperjuangkannya dalam bentuk kebijakan berada di kisaran 45 persen hingga 57 persen.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Dari kelima fungsi tersebut, tingkat responsiveness anggota DPR terhadap aspirasi rakyat dinilai paling rendah. Adapun kinerja lembaga-lembaga lainnya, menunjukkan lembaga kepresidenan dan tentara yang paling diapresiasi publik. Sementara itu, partai politik, Kementerian Koordinator Ekonomi dan Kejaksaan berada paling rendah.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><i>Jadi ini berbanding terbalik dengan tingkat pendidikan anggota DPR ini?</i></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Oh iya. Kalau dari sisi pendidikan jauh lebih berpendidikan banyak yang S2 dan S3. Semua memang anggota partai politik semua, tapi mereka baru periode sekarang menjadi anggota DPR, makanya saya sebut muka baru.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><i><span class="Apple-style-span">Efektif tidak studi banding yang dilakukan DPR sekarang?</span></i></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Kalau dikatakan efektif atau tidak, tapi sebagian besar memang tidak efektif. Saya sendiri tidak menolak bahwa studi banding itu penting. Tapi mekanisme studi banding ini diperjelas. Sebelum mekanisme, transparansi dan konsep studi banding diperjelas, seharusnya studi banding itu dimoratorium atau dihentikan sementara dahulu.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Konsep, urgensi, mekanisme dibereskan dahulu, baru kemudian bicara kelanjutan studi banding. Ada beberapa studi banding yang urgen, misalnya studi banding untuk perumusan RUU Otoritas Jasa Keuangan, dan dilakukan di suatu negara yang tepat sasaran.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Tapi kita lihat saat ini banyak studi banding yang dilakukan DPR hanya sekadar menutupi nafsu pelesiran saja. Tidak tepat sasaran, urgensinya tidak jelas, kabur dan tidak akuntabel, mekanisme tidak jelas, sebagian besar seperti itu. Misalnya dalam penyusunan RUU Rumah Susun, itu studi banding tidak tepat dan salah sasaran. Yang terakhir kasus studi banding RUU Fakir Miskin di Australia. Kita tahu, postur kemiskinan di Australia dan Indonesia lain.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Di Australia didominiasi kemiskinan dialami suku Aborigin yang mendiami wilayah Australia bagian utara. Coba dicek kok anggota Komisi VIII DPR malah jalan-jalannya ke Sydney dan Melbourne, padahal konsentrasi kemiskinin ada di Darwin dan wilayah utara lainnya. Ini kelihatan dari awal bila nafsu pelesiran jelas, karena tujuan turis kan ke Sydney dan Melbourne.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><i>Melihat penolakan masyarakat menolak studi banding, apakah studi banding layak dihapuskan?</i></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Kalau saya fair saja. Saya kira penolakan besar masyarakat itu terkait dengan sering kalinya anggota DPR memanipulasi alasan peningkatan kinerja untuk menjustifikasi studi banding, iya. Tapi kalau misalnya anggota DPR berhasil meyakinkan publik, bahwa studi banding urgen, konsep jelas, transparan, tepat sasaran, mungkin publik tidak akan menolak sebesar itu.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Jadi saya fair saja, studi banding dalam beberapa hal memang perlu seperti dalam pembahasan RUU Otoritas Jasa Keuangan perlu, kita harus akui itu. Tapi jangan sampai studi banding itu dipakai sekadar untuk membuang-buang uang anggaran. Seperti yang kita lihat sekarang kesan buang-buang anggarannya terlihat, konsep tidak jelas dan seterusnya.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Kalau dihapus tidak, hanya diperjelas saja konsep, urgensi, mekanisme yang tepat dan tranparasi yang jelas. Kalau syarat-syarat ini dipenuhi, paling studi banding itu tidak banyak, selebihnya bisa ganti format studi banding dengan memanggil ahli dari luar negeri, kan lebih murah.</span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: right;"><span class="Apple-style-span">*Sumber: <a href="http://www.detiknews.com/kanal/159/laporan-khusus">detik.com</a></span></div></div></div></div></div></span></div>Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292725872719500572.post-1170733774630234922011-05-11T20:35:00.004+07:002011-05-11T20:43:10.707+07:00UAN dikawal Densus 88, Guru Curang Salah Siapa?<div style="text-align: justify;font-family:verdana;"><span style="font-size:85%;">John Whitehead, seorang pengamat pendidikan asal Amrik yang kenal dekat dengan Sufi Majnun, dalam perbincangan dengan para sufi di teras mushola mengutarakan ketakjuban plus keheranannya dengan pendidikan di Indonesia, terutama dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UNAS). Bagaimana tidak takjub dan heran, John Whitehead menyaksikan sendiri bagaimana proses evaluasi hasil belajar siswa yang dilakukan serentak secara nasional itu harus dikawal dan dijaga oleh polisi dan bahkan dari detasemen khusus 88 anti teror. John Whitehead yang biasa hidup di negeri serba tertib hukum dan tertib aturan serta tertib prosedural, tidak menemukan alasan logis sebuah proses evaluasi belajar dikawal oleh polisi anti teroris.<br /><br />Belum tuntas mengungkapkan keheranan dan ketakjubannya melihat realitas pendidikan di Indonesia khususnya UNAS, John Whitehead makin dibingungkan oleh penjelasan Sufi tua yang memberitahu bahwa UNAS sejatinya sudah ditetapkan oleh Mahkamah Agung – Lembaga Hukum Tertinggi Negara – untuk tidak diselenggarakan. “Faktanya, UNAS jalan terus meski sudah tegas-tegas dilarang Mahkamah Agung,” kata Sufi tua.<br /><br />“Aduh, kehidupan bangsa ini benar-benar membuat kepala saya tambah pusing. Ini peristiwa aneh bin ajaib bagi orang Amerika,” kata John Whitehead memijit-mijit keningnya.<br /><br />“Kenapa Anda menganggap kasus UNAS ini aneh bin ajaib, Tuan?” tanya Dullah.<br /><br />“Bagaimana tidak aneh bin ajaib,” kata John Whitehead mendecakkan mulut berulang-ulang,”Sudah tegas-tegas UNAS dilarang oleh Mahkamah Agung, ternyata masih dijalankan juga. Itu namanya membangkang keputusan hukum mahkamah tertinggi negara. Itu aneh. Yang lebih ajaib, polisi itu kan aparatur negara penegak hukum. Bagaimana mungkin aparatur penegak hukum, bisa ikut mengawal departemen yang jelas-jelas membangkang ketetapan mahkamah tinggi hukum. Ini sungguh tidak masuk akal bagi orang Amerika yang paling rendah pendidikannya sekalipun.”<br /><br />“Tapi polisi berhasil menangkapi guru-guru dan joki-joki yang membocorkan UNAS atau menyebarkan jawaban bagi siswa,” kata Dullah.<br /><br />John Whitehead tertawa terbahak-bahak sambil menggaruk-garuk kepalanya. Dullah yang tersinggung omongannya diketawakan, buru-buru menyergah,”Kenapa Anda ketawa?”<br /><br />“Yang ditangkap itu kan guru-guru dari sekolah-sekolah kelas underdog, yang kurang pinter. Coba Anda cermati mereka yang ketangkap itu, pasti dari sekolah-sekolah di daerah yang tidak maju dan tidak termasuk sekolah unggulan,” kata John Whitehead menjelaskan.<br /><br />“Maksudnya?” tanya Dullah kurang faham.<br /><br />“Pernahkah Anda dengar guru-guru dari sekolah unggulan di kota-kota besar ketangkap melakukan kecurangan dalam UNAS?” tanya John Whitehead.<br /><br />“Eemm kayaknya sih belum pernah dengar,” sahut Dullah,”Memangnya kenapa bisa begitu?”<br /><br />“Karena semua sudah tahu sama tahu, bahwa sejak berbilang tahun silam banyak sekolah unggulan di berbagai kota besar melakukan praktek kecurangan dalam UNAS. Dan itu dibiarkan saja, karena anak-anak semua pihak yang terlibat – termasuk anak-anak wartawan, pengawas ujian, guru, dan bahkan polisi – belajar di sekolah-sekolah unggulan itu,” kata John Whitehead.<br /><br />“Anda jangan memfitnah, Tuan,” sahut Dullah tidak terima karena isterinya mengajar di sekolah unggulan,”Anda harus punya bukti.”<br /><br />“O saya pasti punya bukti itu,” sahut John Whitehead.<br /><br />“Apa buktinya?”<br /><br />“Rekaman proses UNAS di sejumlah sekolah unggulan yang dibuat tenaga volunteer saya dengan kamera tersembunyi. Selain itu, saya juga sudah merekam kesaksian ratusan mahasiswa mantan siswa sekolah-sekolah unggulan tentang bagaimana mereka bisa lulus serentak dengan nilai merata tingginya,” kata John Whitehead.<br /><br />“Wah makin ruwet ini pendidikan nasional kita,” Dullah menggumam seolah ditujukan kepada diri sendiri.<br /><br />“Tapi faktanya memang seperti itu,” sahut John Whitehead.<br /><br />“Apa kira-kira yang akan Anda lakukan, brother?” tanya Sufi tua ingin tahu.<br /><br />“Saya tidak bisa berbuat apa-apa, ini bukan negara saya. Saya hanya pengamat. Tapi saya berusaha mengetuk hati teman-teman LSM yang aktif dalam advokasi hukum untuk membela guru-guru yang ditangkap polisi karena dituduh curang dalam pelaksanaan UNAS,” kata John Whitehead.<br /><br />“Kenapa Anda sangat peduli, Tuan?” tanya Dullah.<br /><br />“Rasa keadilan milik semua manusia tak perduli warna kulitnya apa.”<br /><br />“Maksudnya?” tanya Dullah kurang faham.<br /><br /><blockquote style="font-weight: bold;">“Tindakan hukum terhadap guru-guru di daerah yang dituduh melakukan kecurangan, bagaimana pun melukai rasa keadilan saya. Sebab departemen pendidikan yang tegas-tegas membangkang ketetapan Mahkamah Agung – yang dengan menjalankan UNAS merupakan bukti bahwa departemen itu telah melakukan pembangkangan hukum – dengan seenaknya menghukum orang-orang lemah yang dianggap melanggar aturan main yang mereka buat, yang sebenarnya secara hukum sudah dibatalkan oleh Mahkamah Agung. Menghukum guru-guru yang dianggap curang dalam mengikuti UNAS, itu jelas-jelas prinsip hukum yang berpijak pada kaidah-kaidah hukum rimba HOMO HOMINI LUPUS,” kata John Whitehead sinis.</blockquote>Sufi Majnun yang sejak semula diam, tiba-tiba ketawa sambil berkomentar,”John, saya sarankan Anda istirahat dulu. Anda terlalu serius menanggapi masalah pendidikan di negeriku ini. Biarlah orang-orang kami akan menyelesaikan masalah ini sendiri.”<br /><br />John Whitehead mengangguk-angguk meng-iya-kan kata-kata Sufi Majnun.<br /><br />Sambil tetap ketawa Sufi Majnun memberitahu para sufi bahwa nama kawannya yang pengamat pendidikan asal Amrik itu adalah John Hopkins. “Yang memberi tambahan nama Whitehead di belakang nama sahabat saya ini adalah saya. Kenapa itu saya lakukan? Karena, selama beberapa minggu mengamati pendidikan di negeri kita, sahabat saya yang semula berambut coklat kehitaman tiba-tiba berubah menjadi putih seluruhnya. Jadi saya sebut Whitehead, karena begitu cepat proses memutihnya rambut sahabat saya ini, gara-gara mikir pendidikan di negeri kita.”<br /><br />“Itu baru mikir pendidikan ya rambut Mr John sudah putih,” tukas Sufi tua,”Coba ikut mikir soal hukum, politik, ekonomi, dunia medis,di negeri kita ini, dijamin rontok semua rambutnya: botak!”<br /><br />Para sufi ketawa terbahak-bahak. John Hopkins Whitehead celingukan heran, tidak tahu apa yang diketawakan para sufi itu tapi akhirnya ia ikut ketawa.<br /><br /><br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:78%;">Sumber: Kyai Agus Sunyoto</span><br /></div></div>Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292725872719500572.post-7814790152283498992011-05-08T17:44:00.005+07:002011-05-08T19:46:53.223+07:00KESALAHAN BERPIKIR; Sering Terjadi, Tapi Dianggap Wajar<div style="text-align: justify;font-family:verdana;"><span style="font-size:85%;">Rangkaian diksi ini (baca: kesalahan berpikir) pertama kali saya mengetahuinya ketika dengan tak sengajanya saya membaca buku karangan Jalaludin Rahmat tentang "Rekayasa Sosial". Ketika itu saya baru tamat Sekolah Menengah Atas, kisaran tujuh tahun yang lalu. Namun, belum sempat selesai membaca, saat itu buku tersebut lenyap entah kemana, maklum itu buku agaknya tak bertuan (hehehe... jadi bisa saja sang empunya dialah yang menemukannya).<br /><br />Setelah sekian lama, kesalahan berpikir atau yang disebut <span style="font-style: italic;">fallacy</span> atau <span style="font-style: italic;">intellectual cul de sac </span>ingin saya rangkai menjadi semacam pengetahuan <span style="font-style: italic;"> </span>dengan tujuan semoga mampu menjadi<span style="font-style: italic;"> "piwulang". </span>Hal ini dilatarbelakangi oleh kerapkalinya ketika saya bersinggungan dengan lingkungan sekitar saya, baik di dunia nyata maupun dunia maya (jejaring sosial) agaknya sindrom <span style="font-style: italic;">"fallacy"</span> ini sangat marak bertebaran (termasuk saya sendiri terkadang terjebak di dalamnya--hehehe).<br /><br />Setelah bongkar-bongkar arsip dan berselancar di gubuk Mbah Google, akhirnya saya menemukan "semacam pencerahan" dengan konten yang mudah-mudahan bisa memiliki kredibilatas wacana maupun pengetahuan. Berikut paparan singkat (semoga tidak <span style="font-style: italic;">njelimet</span>)<span style="font-style: italic;">fallacy/intellectual cul de sac</span> dari segi teoritis-praktis.<br /><br />Falasi berasal dari <span style="font-style: italic;">fallacia</span> atau <span style="font-style: italic;">falaccy</span> dalam bahasa Yunani dan Latin yang berarti ‘sesat pikir’. Falasi didefinisikan secara akademis sebagai kerancuan pikir yang diakibatkan oleh ketidakdisiplinan pelaku nalar dalam menyusun data dan konsep, secara sengaja maupun tidak sengaja. Ia juga bisa diterjemahkan dalam bahasa sederhana dengan ‘ngawur’.<br /><br />Begitu banyak manusia yang terjebak dalam lumpur falasi, sehingga diperlukan sebuah aturan baku yang dapat memandunya agar tdak terperosok dalam sesat pikir yang berakibat buruk terhadap pandangan dunianya. Seseorang yang berpikir tapi tidak mengikuti aturannya, terlihat seperti berpikir benar dan bahkan bisa mempengaruhi orang lain yang juga tidak mengikuti aturan berpikir yang benar. Karena itu, al-Qur’an sering kali mencela bahwa ‘<span style="font-style: italic;">sebagian besar manusia tidak berakal’, tidak berpikir’, dan sejenisnya</span>.<br /><br />Para logikawan menyebutkan tiga kategori falasi yang sering dilakukan manusia; Pertama, <span style="font-weight: bold;">falasi formal (kengawuran bentuk)</span>, yaitu kerancuan yang terjadi karena melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam penalaran yang benar. Ia dapat diidentifikasi dalam kasus dan kondisi sebagai berikut:</span><br /><ol><li><span style="font-size:85%;">Apabila dalam sebuah deduksi terdapat empat terma, maka deduksi tersebut tidak valid. </span></li><li><span style="font-size:85%;">Apabila terma premis tidak berdistribusi, namun konklusi berdistribusi. </span></li><li><span style="font-size:85%;">Apabila terma tengah tidak terdistribusi, padahal untuk memperoleh konklusi yang benar terma sekurang-kurangnya satu kali terdistribusi. </span></li><li><span style="font-size:85%;">Apabila konklusi dihasilkan dari dua premis negatif, padahal dari dua premis negatif tidak dapat ditarik konklusi yang benar.</span></li></ol><span style="font-size:85%;"><br />Kedua, <span style="font-weight: bold;">falasi material (kengawuran isi)</span>, yaitu kerancuan karena kekeliruan dalam menyusun isi atau materi penalaran, bukan pada bahasa atau tampilan (forma)-nya. Falasi material terjadi dalam kondisi-kondisi sebagai berikut;<br /></span><ol><li><span style="font-size:85%;">Apabila argumentasi yang diajukan tidak tetuju persoalan yang sesungguhnya, tetapi terarah kepada pribadi yang menjadi lawan bicara. Ini disebut dengan argumen terhadap lawan bicara (agumentum ad hominem). Contoh: Saya tidak ingin berdiskusi dengan Anda, karena Anda seorang anak kecil yang gak tahu apa-apa.</span></li><li><span style="font-size:85%;">Apabila argumentasi diajukan untuk memojokkan atau mempermalukan lawan bicara. Perhatikan contoh berikut ini: “Jika anda memang seorang pembela kebenaran, maka anda pasti membenarkan pandangan saya”. “Hanya orang berakallah yang menerima pendapat kami.” Ini disebut dengan argumentum ad verecundiam. </span></li><li><span style="font-size:85%;">Apabila argumentasi yang diajukan berdasarkan kewibawaan atau pengaruh besar seseorang, bukan berdasarkan penalaran. Perhatikan contoh berikut ini: “Saya yakin apa yang dikatakannya, karena ia pemimpin partai besar”. Ini disebut dengan argumentum auctoritatis.</span></li><li><span style="font-size:85%;">Apabila argumen yang diajukan berupa ancaman dan desakan lawan bicara agar menerima suatu konklusi tertentu, dengan alasan bahwa jika menolak, akan berdampak negatif terhadap dirinya. Ini disebut dengan argumentum ad misericordiam. Contoh: Jika Anda tidak mengakui kebenaran apa yang saya katakan, Anda akan terkena adzab Tuhan.</span></li><li><span style="font-size:85%;">Apabila argumentasi yang diajukan demi memperoleh rasa iba dan kasihan dari lawan bicara agar diampuni. Ini disebut dengan argumentum ad populum. Contoh: Saya mencuri karena saya miskin dan tidak bisa membeli sandang dan pangan.</span></li><li><span style="font-size:85%;">Apabila argumentasi diajukan untuk memprovokasi dan membangkitkan emosi massa atau sekelompok orang, dengan alasan bahwa pemikiran yang melatarbelakangi program adalah demi kepentingan rakyat atau kelompok itu sendiri, agar pemkirannya diterima. Ini dikenal dengan argumentum ad misericordiam. </span></li><li><span style="font-size:85%;">Apabila kita memastikan bahwa sesuatu itu tidak ada karena kita tidak mengetahui apa pun juga mengenai sesuatu itu atau karena belum menemukannya, maka itulah sesat pikir. Ini disebut dengan argumentum ad ignorantiam. Contoh: “Menerbangkan manusia di bulan itu sulit. Maka manusia tidak bisa diterbangkan ke bulan.”</span></li></ol><span style="font-size:85%;"><br />Ketiga, <span style="font-weight: bold;">falasi diksional</span>, yaitu kerancuan yang terjadi karena kekeliruan dan kesalahan bahasa (baik disengaja maupun tidak). Falasi diksional terjadi dalam kondisi-kondisi sebagai berikut:<br /></span><ol><li><span style="font-size:85%;">Apabila menggunakan terma bermakna ganda (ekuivokal). </span></li><li><span style="font-size:85%;">Apabila menggunakan terma metaforis (kata yang tidak digunakan untuk arti asalnya), seperti kata atau gelar “ujung tombak” yang diberikan kepada pemain sepakbola yang berposisi sebagai penyerang. </span></li><li><span style="font-size:85%;">Apabila menggunakan kata yang bermakna ganda karena aksen dan mimik, seperti kata “apel” yang bila diujarkan dengan vokal tertentu berarti buah, dan bila diucapkan dengan vokal tertentu lainnya berarti “pertemuan”. </span></li><li><span style="font-size:85%;">Apabila menggunakan kata amfibolik (yang mengundang penafsiran beragam), seperti “Ali mencintai isterinya, demikian pula saya”. Kalimat itu bisa ditafsirkan dengan dua cara: Pertama, “Ali mencintai isterinya, saya juga mencintai isterinya”. Kedua, Ali mencintai isterinya. Saya juga mencintai isteri saya”.</span></li></ol><span style="font-size:85%;"><br />Sesat-pikir biasanya menimbulkan kesalahan logis. Kesalahan logis yang terpenting adalah sebagai berikut:<br /></span><ol><li><span style="font-size:85%;">Generalisasi, yaitu pemberlakuan secara umum suatu atau beberapa hal atas semua hal tanpa bukti yang cukup, seperti pernyataan “semua orang batak bertabiat keras” “semua orang yang bertubuh pendek licik”. </span></li><li><span style="font-size:85%;">Penggunaan slogan atau semboyan yang memuat sikap emosional yang tidak objektif, seperti “pokoknya, siapapun yang menentang kebijaksanaan Presiden adalah pelaku makar!” </span></li><li><span style="font-size:85%;">Apabila menolak suatu ide hanya karena tidak dimengerti, seperti pernyataan orang yang tidak mengerti tentang antariksa “mencapai bulan adalah mustahil” atau dengan cara bertanya, “mana mungkin manusia mencapai bulan’!!.</span></li></ol><span style="font-size:85%;"><br />Ada dua pelaku falasi, yaitu pelaku yang sengaja ber-falasi (sofisme), dan pelaku yang tidak sadar berfalasi (paralogisme). Umumnya yang sengaja berfalasi adalah orang menyimpan tendensi pribadi dan lainnya. Sedangkan yang berpikir ngawur tanpa menyadarinya adalah orang yang tidak menyadari kekurangan dirinya atau kurang bertanggungjawab terhadap setiap pendapat yang dikemukakannya.<br /><br />Falasi sangat efektif dan manjur untuk melakukan sejumlah aksi amoral, seperti mengubah opini publik, memutar balik fakta, pembodohan publik, provokasi sektarian, pembunuhan karakter, memecah belah, menghindari jerat hukum, dan meraih kekuasaan dengan janji palsu.<br /><br />“Semua aliran dan golongan yang tidak sesuai dengan al-Qur’an dan Sunnah adalah sesat” adalah contoh paling sempurna sebuah falasi, karena pengujar menganggap siapa saja yang tidak sama dalam menafsirkan teks ‘al-Qur’an dan teks Sunnah dengan model penafsirannya atau golongannya sama dengan tidak mengikuti al-Qur’an dan Sunnah.<br /><br />Alhasil, semoga kita tidak terjebak dalam kubangan <span style="font-style: italic;">"fallacy"</span> dan bisa berhati-hati dalam berpikir dengan segala hal ikhwal yang melatarbelakanginya. Karena pemikiran kita adalah dari hasil "sublimasi" pengetahuan dan keilmuan kita. Selamat berpikir kawan!!<br /><br /><br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:85%;">*Sumber: <a href="http://www.muhsinlabib.com/renungan/miss-falasi">Muhsinlabib</a><br /></span></div><span style="font-size:85%;"><br /></span></div>Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292725872719500572.post-12972664386469249522011-05-08T06:04:00.007+07:002011-05-18T07:43:00.975+07:00The Magic of Warung Kopi<div style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLeMaMlvEkXYyMw78bDBudA8w9YxClW9rXx6ep_0R9Jup_gBa_XdR9d27Nove9TaFOAVtpfjDJvOljZCvYgnCAv-nvY2DzS_i5MQDS2JPfZEYLyIAizH7jqCP2HapWMkEZLy5_X7eUAm7T/s1600/kopi.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 266px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLeMaMlvEkXYyMw78bDBudA8w9YxClW9rXx6ep_0R9Jup_gBa_XdR9d27Nove9TaFOAVtpfjDJvOljZCvYgnCAv-nvY2DzS_i5MQDS2JPfZEYLyIAizH7jqCP2HapWMkEZLy5_X7eUAm7T/s400/kopi.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5604124980826323890" border="0" /></a></span></div><div style="text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><br /><br /><br /></span><div style="text-align: right;"><span><span class="Apple-style-span" style="font-size: 85%;">*Dari <a href="http://www.facebook.com/note.php?note_id=175954575765354"></a>seorang sahabat</span><br /></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: 11px;"><b><br /></b></span></div></div>Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-292725872719500572.post-20039118511416728172011-05-07T19:27:00.004+07:002011-05-07T19:59:14.705+07:00GAJAH MADA; Lahir di Pandaan?!!<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMxcQregJ1iACaMUwOlMtx5sQRiW6iF97_vom0SuGGjkbCWhKVe9d7hsgARq4lWjpUNBNQN-scQIfCJgD0xBMpVbhn1WpDOop1F7-aGsgFrQ2pnZltWeANkmFlfPvccdZf3CoyiwGT0cLv/s1600/gajah+mada.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 150px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMxcQregJ1iACaMUwOlMtx5sQRiW6iF97_vom0SuGGjkbCWhKVe9d7hsgARq4lWjpUNBNQN-scQIfCJgD0xBMpVbhn1WpDOop1F7-aGsgFrQ2pnZltWeANkmFlfPvccdZf3CoyiwGT0cLv/s200/gajah+mada.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5603957793163910722" border="0" /></a><span style="font-family: verdana;font-size:85%;" >Sejarah mencatat. Gajah Mada adalah Mahapatih Amangkubumi mumpuni dan berjasa besar pada Majapahit. Bahkan, nama besar Gajah Mada, di beberapa daerah, lebih dikenal dari pada raja-raja Majapahit, termasuk Hayam Wuruk atau Sri Rajasanagara (1350 – 1359) sendiri. Karena jasanya, Professor Muhammad Yamin menyebut Gajah Mada Pahlawan Persatuan Nusantara. Boleh jadi, konsep Negara Kepulauan Indonesia saat ini adalah visi dari Gajah Mada di tahun 1300 Masehi. Sekitar 7 abad lalu!</span><br /></div><div style="text-align: justify; font-family: verdana;font-family:verdana;"><span style="font-size:85%;"><br />Dibalik ketenaran, keunggulan serta kecemerlangan di bidang ilmu politik pemerintahan, hukum serta kanuragan, namun asal usul, jati diri dan akhir hayat Gajah Mada masih menjadi teka teki. Gajah Mada muncul dalam sejarah saat menjadi Bekel (kepala) Bhayangkara , yaitu satuan pengawal raja Jayanegara. Gajah Mada mampu menyelamatkan raja ke Bedander karena ada pemberontakan yang dipimpin Kuti. Bahkan, dengan segala daya upaya dan kepiawaiannya, Gajah Mada mampu mengatasi pemberontakan dan mengembalikan Prabu Jayanegara ke dampar kencana tahta Majapahit. Menariknya, tidak mungkin bila Prabu Jayanegara mempercayakan keselamatannya kepada seorang “Gajah Mada” yang tidak diketahui asal usulnya! Ibaratnya, tidak mudah dan tidak mungkin bagi seseorang untuk menjadi bagian apalagi pimpinan Paspampres (Pasukan Pengamanan Presiden) bila tidak memiliki track record yang luar biasa dan istimewa!<br /><br />Muhammad Yamin mengatakan Gajah Mada lahir di sebuah lembah di dekat sumber mata air Brantas. Di kaki Gunung Kawi dan Gunung Arjuno. Naskah Usana Jawa yang digubah di Bali menyebut bahwa tokoh sejarah kuno ini lahir di Bali. Menurut naskah ini Gajah Mada lahir dengan cara “memancar” dari buah kelapa sebagai penjelmaan Sang Hyang Narayana. Jadi lahir tanpa ayah dan ibu. Lahir karena kehendak dewa-dewa (Yamin 1977: 13 dalam Munandar 2010:1).<br /><br />Babad Gajah Mada yang juga digubah di Bali menguraikan Gajah Mada berasal dari pertapaan Lemah Tulis. Ibunya Patni Nari Ratih yang bersuamikan Mpu Sura Darma Yogi, murid dari Mpu Raga Runting. Namun, Dewa Brahma terpesona dengan kecantikan Nari Ratih sehingga menanam benih dengan cara memaksanya. Akhirnya, suami istri ini pergi meninggalkan wilayah Lemah Tulis. Mereka mengembara sampai berbulan-bulan dan tiba di kaki Gunung Semeru. Di Desa Mada lahirlah sang jabang bayi laki-laki yang akhirnya diasuh oleh kepala Desa Mada. Kedua orangtuanya melanjutkan bertapa di Gunung Plambang. Kelak si bayi akan menjadi orang besar yang dikenal di seantero Nusantara.<br /><br />Viddy Al Mahfud Daeri, seorang budayawan berpendapat, bahwa Gajah Mada lahir di Desa Modo yang termasuk Kabupaten Lamongan. Buktinya, di tempat itu ada petilasan yang dipercaya sebagai tempat kelahiran sang Mahapatih Amangkubumi. Akhirnya, Pemda Lamongan pun giat menelusuri bukti-bukti sejarah yang ada.<br /><br />Interpretasi terbaru: Gajah Mada lahir di Pandaan. Demikian ungkap Agus Aris Munandar. Doktor dan dosen Arkeologi FIB UI. Gajah Mada adalah anak dari Gajah Pagon. Cucu Macan Kuping, penghulu tua Desa Pandakan. Bila benar Pandakan yang sekarang, dulu berpangkal kepada Desa Pandakan si Macan Kuping, maka Gajah Mada lahir di Jawa Timur, di dataran tinggi Malang, daerah awal mengalirnya Sungai Berantas (Munandar 2010: 11)<br /><br />Walau secara geografis Agus Aris Munandar tidak secara tepat menyebut Pandaan sebagai dataran tinggi di Kabupaten Pasuruan di kaki gunung Welirang – Arjuno, pendapat tersebut sangat menarik untuk didiskusikan. Apalagi interpretasi ini sangat dekat dengan perkiraan Yamin bahwa Gajah Mada lahir di kaki gunung Kawi dan Arjuno!<br /><br />Berita Pararaton menyebutkan bahwa runtuhnya kraton Singosari adalah akibat serangan Jayakatwang dari Gelang-gelang/ Kediri Awalnya Raden Wijaya, menantu Kertanegara disertai dengan pengawal dan teman-teman setianya seperti Lembusora, Nambi, Ranggalawe, Gajah Pagon, Pedang Dangdi mencoba bertahan. Tapi akhirnya diputuskan untuk mengungsi ke utara. Gajah Pagon yang telah bertempur hebat melawan tentara Kediri terkena tombak di pahanya<br /><br />Pararaton secara lugas dan panjang lebar menulis perjalanan Raden Wijaya yang mengungsi ke arah utara akhirnya tiba di hutan kawasan Telaga Pager. Diputuskan kemudian Raden Wijaya harus menuju Madura meminta perlindungan Arya Wiraraja. Akhirnya, dengan susah payah rombongan Raden Wijaya tiba di desa Pandakan dan diterima oleh kepala desa bernama Macan Kuping. Raden Wijaya disuguhi kelapa muda yang setelah dibuka ternyata isinya tak lain nasi putih.<br /><br /><span style="font-style: italic;">Lebih jauh Pararaton menyatakan:</span><br /><br />Gajah Pagon tidak dapat berjalan, berkata Raden Wijaya: “Penghulu Desa Pandakan saya titip seorang teman, Gajah Pagon tak dapat berjalan, agar ia tinggal disini”.<br /><br />Berkatalah orang Pandakan: “Hal itu akan membuat buruk tuanku, jika Gajah Pagon ditemukan di sini, sebaiknya jangan ada pengikut tuanku yang diam di Pandakan. Seyogyanya dia berdiam di tengah kebun, di tempat orang menyabit rumput ilalang, ditengah-tengahnya dibuat sebuah ruangan terbuka dan dibuatkan gubuk, sepi tak ada yang tahu, orang-orang Pandakan membawakan makanannya setiap hari”<br /><br />Dari berita ini, dapat ditafsirkan keadaan berangsur-angsur aman dan Gajah Pagon sembuh dari lukanya. Sangat mungkin ia lalu menikah dengan anak perempuan Macan Kuping. Setelah penghulu Desa Pandakan itu meninggal, Gajah Pagon menggantikan kedudukannya menjadi kepala Desa Pandakan. Kemudian keadaan semakin membaik. Majapahit berdiri dan Wijaya menjadi raja. Saat itulah teman-teman seperjuangan Wijaya mendapat kedudukan masing-masing walaupun berbagai sumber menyatakan ada yang tidak puas. Gajah Pagon tetap menjadi penguasa daerah Pandakan. (Munandar 2010: 11)<br /><br />Tokoh yang menonjol di awal Majapahit, kala diperintah Raden Wijaya (Krtaraja Jayawardhana) yang menggunakan nama “Gajah” adalah Gajah Pagon. Sedangkan tokoh selanjutnya yang bernama “Gajah“ yang juga terkenal adalah Gajah Mada, di jaman pemerintahan Jayanegara. Nama “Gajah “ sesungguhnya berarti pemberani, tahan mental, tidak mudah menyerah, setia kepada tuannya dan berperilaku seperti hewan gajah yang akan menghalau semua penghalang! Jadi dapat diperkirakan bahwa Gajah Mada sejatinya adalah anak dari Gajah Pagon, salah seorang perwira dan pahlawan Majapahit yang terluka di Pandakan. Gajah Mada lahir dari hasil perkawinan Gajah Pagon dan putri Macan Kuping. Kedua “Gajah” ini punya nama dan sifat yang hampir identik!<br /><br />Maka, mudahlah menerima alasan bila Prabu Jayanegara memilih anak muda bernama Gajah Mada untuk menjadi Bekel (Kepala) Bhayangkara, pasukan pengawal raja, karena Gajah Mada memang memiliki track record yang istimewa. Ayah Gajah Mada adalah perwira pilih tanding, setia kepada Raden Wijaya, tidak terlibat dalam berbagai kerusuhan yang muncul saat awal Majapahit berdiri karena ketidak puasan pembagian jabatan atau daerah. Gajah Mada sendiri adalah prajurit unggul baik secara lahir maupun batin karena gemblengan yang diperolehnya dari ayah dan tokoh-tokoh lainnya kala itu.<br /><br />Bila Gajah Mada unggul dalam olah lahir dan olah batin hal tersebut dapat dengan mudah dipahami. Pandakan adalah termasuk lereng timur Gunung Penanggungan yang dulu disebut Pawitra. Gunung Penanggungan saat itu merupakan kiblat bagi masyarakat Majapahit. Di gunung suci inilah banyak terdapat mandala-mandala dan ke-resi-an tempat menggembleng berbagai macam ilmu. Baik ilmu ajaran keagamaan. yoga, mitologi, serta ilmu duniawi seperti ilmu pemerintahan, hukum, politik kerajaan, strategi perang dan mungkin juga dasar geografi Nusantara (Munandar 2010: 15). Tak heran, bila akhirnya, Gajah Mada menjadi tokoh Majapahit yang mumpuni dan memiliki visi jauh ke depan.<br /><br />Masih ada pertanyaan. Dimanakah letak Telaga Pager? Benarkah Pandakan jaman dahulu sama dengan Pandaan sekarang? Hasil penelusuran Hadi Sidomulyo terhadap berita Negarakertagama, Telaga Pager terdiri dari dua nama, Pager dan Telaga. Desa Pager 2 km di utara Damar (termasuk Desa Sekarmojo, Kecamatan Purwosari). Sedangkan Telaga merupakan nama lama dusun Kucur (Sumberejo) yang letaknya 3 Km di barat daya Pager. Ini jelas tidak bertentangan dengan berita Pararaton, yang menyatakan dari Telaga Pager, Raden Wijaya menuju Pandakan sebelum ke Rembang lalu menyeberang ke Madura.<br /><br />Nama Pandakan juga muncul dalam kitab Negarakertagama yang selesai ditulis tahun 1365, “<span style="font-style: italic;"> ahina muwah ri tambak i rabut wayuha balanak linakwan alaris anuju ri pandhakan ri bhanaragi amgil…" </span>(Pada hari berikutnya ia melalui Tambak, Rabut Wayuha dan Balanak menuju Pandhakan dan Bhanaragi…) (Sidomulyo 2007: 84)<br /><br />Tambak adalah dusun di Desa Lemahbang, 14 km dari Purwosari, Rabut Wayuha tak lain daripada Suwayuwo, 2 km di utara Lemahbang. Balanak dan Bhanaragi tak dikenal lagi. Dari urutan nama tempat itu jelas, Pandhakan tentu saja adalah Pandaan sekarang!<br /><br />Pandhakan jaman dulu adalah identik dengan Pandaan sekarang juga didukung uraian Piagam Kudadu bertahun 1294, dikeluarkan oleh Kertarajasa Jayawardana berdasarkan pengalamannya saat mengungsi ke Madura. Prasasti Kudadu yang berasal dari Gunung Buthak, Trawas Mojokerto menceritakan terima kasih raja Kertarajasa kepada ketua dusun Kudadu yang pernah menerimanya dengan ramah waktu singgah dalam perjalanan ke Madura. Saat mengungsi Raden Wijaya dalam masalah besar. Namun ketua dusun Kudadu menerimanya dengan ramah dan memberinya makan dan minum. Kemudian mengantarnya ke Rembang untuk melanjutkan menyeberang ke Madura. Demikianlah dapat disimpulkan, nama Kudadu sebenarnya identik dengan Pandak/Pandhakan atau Pandaan sekarang.<br /><br /><br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:85%;">*Sumber: <a href="http://teguhhariawan.wordpress.com/2010/10/10/gajah-mada-lahir-di-pandaan/#comment-159">teguhhariawan.wordpress.com</a><br /></span></div><span style="font-size:85%;"><br /><br /><br /></span></div>Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292725872719500572.post-58877897834254160572011-05-07T14:48:00.006+07:002011-05-07T15:15:23.101+07:00NGAJI JURNALISTIK (1); Jenis-Jenis Jurnalisme<div style="text-align: justify;font-family:verdana;"><span style="font-size:85%;"><span>Berbicara masalah jurnalisme akan membawa kita pada satu persepsi terhadap pengertian dan seluk beluk tentang</span><span style="font-weight: bold;"> </span><span>kreatifitas</span><span style="font-weight: bold;"> </span><span>dalam dunia tulis-menulis di surat kabar. Setelah berselancar di dunia maya, akhirnya saya menemukan tulisan menarik (menurut ukuran saya), tentang jenis jurnalisme. Berikut ini saya suguhkan hasil dari tulisan <a href="http://nurudin.staff.umm.ac.id/category/jenis-jurnalisme/">Bapak Nurdin</a>, semoga bisa sedikit berkonstribusi terhadap wacana kita.<br /><br />Berikut ini merupakan jenis-jenis jurnalisme, yaitu sebagai berikut:<br /><br /></span><span style="font-weight: bold;">Jurnalisme Kepiting</span></span><span style="font-size:85%;"><br /><br />Jurnalime kepiting adalah istilah yang pernah dipopulerkan oleh wartawan senior Rosihan Anwar (2001). Jurnalisme kepiting adalah istilah yang dipakai Rosihan untuk melihat sepak terjang Jakob Oetama (JO) dengan Kompas-nya. Dalam pandangan mantan wartawan Pedoman yang korannya dibredel zaman Orde Baru ini, Jakob piawai dalam kiat how to play, bagaimana bermain. Ia pernah menjelaskan di depan wartawan peserta KLW-PWI (Karya Latihan Wartawan) bahwa sikapnya sebagai wartawan selalu berhati-hati. Ibarat orang yang sedang berjalan di dasar sungai dan kakinya meraba-raba apakah ada bahaya di depan. Jika ada kepiting dirasakannya menggigit kakinya, maka cepat-cepat mundur selangkah. Kalau kepiting sudah tidak ada lagi, barulah ia maju ke depan.<br /></span></div><div style="text-align: justify;font-family:verdana;"><span style="font-size:85%;"><br />Dalam pandangannya, Kompas bergerak ala kepiting. Ia mencoba melangkah setapak demi setapak untuk mengetes seberapa jauh kekuasaan (baca: kaki kepiting) memberikan toleransi kebebasan pers yang ada. Jika keadaan aman, maka “kaki” Kompas terus maju, tetapi ketika kakinya digigit kepiting (baca: kekuasaan), ia akan mundur beberapa langkah terlebih dahulu.<br /><br />Jadi, jurnalisme kepiting lebih menunjuk pada kebijakan yang dijalankan oleh Jakob Oetama. Tentu saja komentar ini “memerahkan telinga” Jakob. Namun dalam pandangan Rosihan, dengan sikap yang ditegaskannya dengan gaya jurnalistik yang diterapkannya, terbukti Jakob Oetama tidak saja survive, tetapi juga terus bertumbuh from strength to strength, dari kekuatan ke kekuatan. Inilah pengakuan realistis Rosihan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Jurnalisme “Lher”</span><br /><br />Jurnalisme lher sering juga disebut dengan jurnalisme sensasional. Mengapa disebut dengan sensasional karena berita dan gambar atau grafis yang disuguhkan dilandasi dengan atau untuk mencari sensasi semata. Karena untuk mencari sensasi, apapun akan dilakukan untuk mewujudkannya. Ada juga yang menyebut dengan jurnalisme pornografi. Meskipun ketiganya berbeda istilah, dalam praktiknya ketiganya tidak jauh berbeda, yakni bersinggungan dengan “sekwilda” (sekitar wilayah dada) dan “bupati” (buka paha tinggi-tinggi). Bahkan akronim yang bisa menggambarkan jurnalisme lher saat ini lebih dari sekadar “sekwilda” dan “bupati”. Artinya, lebih tragis.<br /><br />Berita atau gambar dapat dikategorikan pornografi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, setidak-tidaknya mengandung batasan sebagai berikut;<br /></span><ul><li><span style="font-size:85%;">Penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan yang membangkitkan nafsu birahi, dan</span></li><li><span style="font-size:85%;">Bahan yang dibuat dengan sengaja dan semata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi. Sesuatu yang menyangkut pornografi selama ini sering identik dengan eksploitasi seks wanita disertai komentar yang berselera rendah.</span></li></ul><span style="font-size:85%;"><br />Dalam praktiknya, jurnalisme “lher” disamping menampilkan dada dan paha wanita dari berbagai pose yang mencolok tetapi juga disertai judul-judul asosiatif buat pembacanya yang mengarah pada seks. Meskipun kenyataannya, kata-kata yang asosiatif tersebut hanya berhubungan dengan profesi keartisan seperti main film atau menyanyi.<br /><br />Jika kita melihat sejarah perkembangan media massa di Indonesia, tabloid Monitor bisa dikatakan media yang mempelopori jurnalisme lher. Dalam setiap edisinya, Monitor selalu menampilkan liputan yang berkaitan dengan “bupati” dan “sekwilda” seperti yang sudah disebutkan di atas. Dua istilah itu melekat pada diri seorang wanita. Meskipun bisa jadi pornografi juga bisa melekat pada laki-laki, dalam praktiknya wanitalah yang sering dijadikan objek eksploitasi.<br /><br />Beberapa contoh penampilan berita dan atau gambar yang berbau pornografi adalah sebagai berikut; cover Hesty Syani (Monitor, 31/1/90) disertai judul, “Setelah 2 Kali Kapok Deh”; cover Heidy Diana (Monitor, 24/2/90) dengan judul, “Istri Harus Pintar Goyang”; cover Herlin Wedhaswara (Monitor, 7/1/90) disertai judul, “Yang Penting Sudah Ngerasain”; cover Lidya Kandouw (Monitor, 3/1/90) dengan judul, “Dulu Sampai 17 Kali, Kini Cukup Sekali”; cover Ami Ijib (Monitor, 9/9/90) disertai judul, “Berlinang Air Mata Dada”; cover Faradilla Andy (Monitor, 19/8/90) dengan judul, “Seks Tidak di Satu Jenis”; cover Iis Dahlia (Monitor, 5/9/90) dengan judul, “Supaya Goyangnya Pas…”; dan kata-kata lain seperti; “Sejak Umur 5, Saya Suka”, “Kalau dengan Suami ternyata Sakit”, “Saya Suka yang Panjang”, “Setelah Dua Kali Baru Nikmat” dan lain sebagainya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Jurnalisme Kuning (yellow journalism)</span><br /><br />Pernahkan Anda menjumpai judul-judul berita yang bombastis, tetapi setelah dibaca isinya tidak substansial? Misalnya, “Suami Bantai istri di depan Anak”, “Kemaluan Tiga Pelaku Pengeroyokan Disundut Rokok”, “Mata Perampok Ojek Dicongkel Massa”, “ Gara-gara Ingin Memiliki Sepeda Motor; Pelajar Gorok Leher Teman”, “ Malu Melahirkan Hasil Hubungan Gelap: Wanita Patahkan Kaki Bayi”. Ini beberapa judul berita yang berasal dari media cetak yang pernah terbit di Jakarta.<br /><br />Diantara judul-judul itu ada kesamaan. Kasus yang sedang dibahas ditulis dengan hiperbola. Seolah terkesan seram, angker, sadis, kejam dan semacamnya. Misalnya pilihan kata “dibacok”, “digorok”, “tewas terpanggang”, atau “mata dicongkel”. Padahal bisa jadi tidak seperti itu kenyataannya. Bisa jadi juga seseorang tewas biasa, tetapi kalau sudah masuk konstruksi berita media cetak seperti itu judul menjadi masalah lain. Dengan kata lain, ada sesuatu yang dibesar-besarkan untuk menarik perhatian pembaca.<br /><br />Contoh-contoh judul di atas biasanya melekat pada media yang dijuluki jurnalisme kuning (yellow journalism). Ciri khas jurnalisme kuning adalah pemberitaannya yang bombastis, sensasional, dan pembuatan judul utama yang menarik perhatian publik. Tujuannya hanya satu,: agar masyarakat tertarik. Setelah tertarik diharapkan masyarakat membelinya. Ini sesuai dengan psikologi komunikasi massa. Orang akan tertarik untuk membaca atau membeli koran, yang diperhatikan pertama kali adalah judulnya. Apalagi judul-judul yang dibuat sangat bombastis. Bahkan untuk menarik perhatian pembaca, judul-judul yang dibuat ditulis secara besar-besaran dengan warna yang mencolok dan tak jarang disertai dengan gambar yang sadis.<br /><br />Jurnalisme kuning adalah jurnalisme pemburukan makna. Ini disebabkan karena orientasi pembuatannya lebih menekankan pada berita-berita sensasional dari pada substansi isinya. Tentu saja, karena tujuannya untuk meninngkatkan penjualan ia sering dituduh jurnalisme yang tidak profesional, dan tak beretika. Mengapa? Karena yang dipentingkan adalah bagaimana caranya masyarakat suka pada beritanya. Perkara ia diprotes oleh kalangan tertentu tidak akan bergeming. Perkara isinya tidak sesuai dengan fakta yang terjadi, itu soal nanti.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Jurnalisme Warga Negara (citizen journalism)</span><br /><br />Salah satu fenomena aktual yang berkaitan dengan proses penyebaran informasi adalah maraknya aktivitas blog yang sering disebut dengan citizen journalism (jurnalisme warga negara). Sebuah aktivitas yang muncul karena keniscayaan munculnya internet. Tetapi, sebagai sebuah genre yang baru dalam dunia komunikasi massa, citizen journalism tentu saja memunculkan pro dan kontra.<br />Dari pihak yang kontra memandang bahwa citizen journalism belum bisa masuk dalam ranah journalism (jurnalisme). Sebab, jurnalisme mensyaratkan banyak hal seperti yang terjadi pada dunia kewartawanan selama ini. Kalau kita mengikuti definisi jurnalisme dalam arti klasik selama ini, citizen journalism tentu saja bukan jurnalisme. Tetapi, ia hanya sebuah aktivitas seperti layaknya seseorang menulis buku harian, hanya medianya saja memakai internet.<br /><br />Kalau kita berpedoman pada definisi jurnalisme yang dikemukakan dalam kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English (1987) terungkap bahwa, jurnalisme adalah:<br />a. The work of profession of producing<br />b. Writing that may be all right for a newspaper.<br /><br />Jelas bahwa menurut kriteria kamus itu, aktivitas yang dilakukan dalam blog tidak termasuk dalam ranah jurnalisme. Sebab, jurnalisme mensyaratkan sistem yang mempengaruhi kinerja seorang wartawan, layaknya kerja wartawan selama ini.<br /><br />Namun tak bisa dipungkiri, citizen journalism sebuah genre yang sudah menggejala di masyarakat digital saat ini. Jika kita sepakat bahwa jurnalisme itu adalah menginformasikan kejadian kepada masyarakat, maka citizen journalism masuk dalam ranah jurnalisme, ada atau tanpa ada sistem yang melingkupi wartawan dalam mainstream media.<br /><br /></span><span style="font-weight: bold;font-size:85%;" >a. Citizen atau Civic Journalism?</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style="font-size:85%;">Ada dua istilah yang perlu dipahami terlebih dahulu agar tidak menimbulkan kerancuan pemahaman yakni tentang new media (media baru) dan mainstream media (media utama) dengan citizen journalism (jurnalisme warga negara) dan civic journalism (jurnalisme publik). Media utama menunjuk pada saluran komunikasi massa lama seperti surat kabar, majalah, tv, radio, dan sejenisnya, sementara media baru menunjuk pada jaringan internet. Citizen journalism sering juga disebut dengan participatory journalism, netizen, open source juornalism dan grassroot journalism. Baik citizen journalism dan civic journalism menjadikan masyarakat “bahan utamanya”. Hanya dalam civic journalism masyarakat didudukkan sebagai objek, sementara dalam citizen journalism masyarakat didudukkan sebagai objek sekaligus subjek.<br /><br />Citizen journalism adalah keterlibatan warga dalam memberitakan sesuatu. Seseorang tanpa memandang latar belakang pendidikan, keahlian dapat merencanakan, menggali, mencari, mengolah, melaporkan informasi (tulisan, gambar, foto, tuturan), video kepada orang lain. Jadi setiap orang bisa menjadi wartawan (ini menurut penganjur citizen journalism).<br /><br />Sementara itu, civic journalism adalah mengangkat derajat warga menjadi pemegang peran potensial dalam masalah publik dan bukan sekadar korban, menggerakkan orang-orang sebagai warga suatu negara agar dapat meningkatkan diskusi publik, membantu komunitas menyelesaikan masalah, dan membantu negara dalam mencari orang-orang yang produktif sehingga kegiatan politik dan kemasyarakatan dapat berjalan dengan baik (Karsten, 2004).<br /><br />Atau upaya wartawan profesional dan media tempat mereka bekerja untuk lebih mendekat dengan persoalan warga (pembacanya), serta ikut terlibat dalam menyelesaikan persoalan itu secara langsung. Bukan hanya memberitakan peristiwa atau fenomena dalam sikap yang objektif saja, tetapi lebih menyatu dan terlibat dalam membimbing warga dan mendorong warga untuk melakukan sesuatu.<br />Jadi, wartawan yang bekerja di media massa biasanya melakukan liputan karena penugasan, sementara citizen journalist menuliskan pandangannya atas suatu peristiwa karena dirong oleh keinginan untuk membagi apa yang dilihat dan diketahuinya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">b. Bentuk-bentuk Citizen Journalism</span><br />D Lasica lewat tulisannya dalam Online Journalims Review (2003) pernah membagi media untuk citizen journalism dalam beberapa bentuk;<br /></span><ul><li><span style="font-size:85%;">Partisipasi audiens (seperti komentar-komentar pengguna yang dilampirkan untuk mengomentari kisah berita, blog pribadi, foto atau video gambar yang ditangkap dari kamera HP, atau berita lokal yang ditulis oleh penghuni sebuah komunitas). Coba Anda buka blog saya di http://www.nurudin.multiply.com</span></li><li><span style="font-size:85%;">Berita independen dan informasi yang ditulis dalam website.</span></li><li><span style="font-size:85%;">Partisipasi di berita situs. Berisi komentar-komentar pembaca atas sebuah beria yang disiarkan oleh media tertentu. Beberapa koran seperti Media Indonesia, Koran Tempo membuka space komentar dari pembaca tentang sebuah berita yang disajikan.</span></li><li><span style="font-size:85%;">Tulisan ringan seperti dalam milis, e-mail.</span></li><li><span style="font-size:85%;">Situs pemancar pribadi (video situs pemancar).</span></li></ul><span style="font-size:85%;">Steve Outing pernah mengklasifikasikan bentuk-bentuk citizen journalism sebagai berikut:</span><ul><li><span style="font-size:85%;">Citizen journalism membuka ruang untuk komentar publik. Dalam ruang itu, pembaca atau khalayak bisa bereaksi, memuji, mengkritik, atau menambahkan bahan tulisan jurnalisme profesional. Pada media cetak konvensional jenis ini biasa dikenal dengan surat pembaca.</span></li><li><span style="font-size:85%;">Menambahkan pendapat masyarakat sebagai bagian dari artikel yang ditulis. Warga diminta untuk ikut menuliskan pengalamannya pada sebuah topik utama liputan yang dilaporkan jurnalis.</span></li><li><span style="font-size:85%;">Kolaborasi antara jurnalis profesional dengan nonjurnalis yang memiliki kemampuan dalam materi yang dibahas. Tujuannya dijadikan alat untuk mengarahkan atau memeriksa keakuratan artikel. Terkadang profesional nonjurnalis ini dapat juga menjadi kontributor tunggal yang menghasilkan artikel tersebut.</span></li><li><span style="font-size:85%;">Bloghouse warga. Bentuknya blog-blog gratisan yang dikenal, misalnya ada wordpress, blogger, atau multiply. Melalui blog, orang bisa berbagi cerita tentang dunia, dan bisa menceritakan dunia berdasarkan pengalaman dan sudut pandangnya.</span></li><li><span style="font-size:85%;">Newsroom citizen transparency blogs. Bentuk ini merupakan blog yang disediakan sebuah organisasi media sebagai upaya transparansi. Dalam hal ini pembaca bisa melakukan keluhan, kritik, atau pujian atas apa yan ditampilkan organisasi media tersebut. .</span></li><li><span style="font-size:85%;">Stand-alone citizen journalism site, yang melalui proses editing. Sumbangan laporan dari warga, biasanya tentang hal-hal yang sifatnya sangat lokal, yang dialami langsung oleh warga. Editor berperan untuk menjaga kualitas laporan, dan mendidik warga (kontributor) tentang topik-topik yang menarik dan layak untuk dilaporkan.</span></li><li><span style="font-size:85%;">Stand-alone citizen journalism, yang tidak melalui proses editing.</span></li><li><span style="font-size:85%;">Gabungan stand-alone citizen journalism website dan edisi cetak.</span></li><li><span style="font-size:85%;">Hybrid: pro + citizen journalism. Suatu kerja organisasi media yang menggabungkan pekerjaan jurnalis profesional dengan jurnalis warga.</span></li><li><span style="font-size:85%;">Penggabungan antara jurnalisme profesional dengan jurnalisme warga dalam satu atap. Website membeli tulisan dari jurnalis profesional dan menerima tulisan jurnalis warga.</span></li><li><span style="font-size:85%;">Model Wiki. Dalam Wiki, pembaca adalah juga seorang editor. Setiap orang bisa menulis artikel dan setiap orang juga bisa memberi tambahan atau komentar terhadap komentar yang terbit (Yudhapramesti, 2007).</span></li></ul><span style="font-size:85%;"><br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:85%;">*Sumber: nurudin.staff.umm.ac.id</span><span style="font-size:85%;"><a href="http://nurudin.staff.umm.ac.id/buku-saya/jurnalisme-masa-kini/"></a><br /></span></div></div>Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292725872719500572.post-23048600996468011612011-05-06T20:48:00.005+07:002011-05-06T20:58:29.790+07:00EDENSOR; Desa Wisata Dalam Dongeng di Dunia Nyata<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiP3yNFuAEPSpy1IShHwBGioBAtqveUGA0FV4sgT1S6yenIFNGa-MUA6Y4Cg_zehPGIpVsZowX14QvH7dIh103uMxneeEH-B9mKuOF6hmKmNBO24Zu_Auec6G35UbBCVHZ3jCKRuoWt_Wyf/s1600/Edensor+1+Chatsworth.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiP3yNFuAEPSpy1IShHwBGioBAtqveUGA0FV4sgT1S6yenIFNGa-MUA6Y4Cg_zehPGIpVsZowX14QvH7dIh103uMxneeEH-B9mKuOF6hmKmNBO24Zu_Auec6G35UbBCVHZ3jCKRuoWt_Wyf/s400/Edensor+1+Chatsworth.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5603600765776593618" border="0" /></a><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" >The small estate village of Edensor, pronounced ‘Ensor’, is set in one of the most beautiful locations in the country in parkland owned by the Devonshire family, whose stately home at Chatsworth House is only five minutes walk away. Mentioned in the Domesday Book, the village has been re-sited since then. Originally it lay between the river and the road through the Park, when the houses were set out in a straggling line down to the Derwent.</span><br /></div><div style="text-align: justify;font-family:verdana;"><span style="font-size:85%;"><br />This did not appeal to the fourth Duke of Devonshire who having spent considerable money and effort improving the House, redesigning the gardens and building a grand new bridge over the river, decided to take down those houses visible from the House. The tenants were re-housed in the nearby estate villages of Pilsley and Beeley. The sixth Duke completed the dismantling of the old village and built the present one.<br /><br />One house and garden on the riverside of the road, surrounded by a stone wall, still remains. Spared it is believed, because the tenant, an elderly man, did not want to move and the duke in an act of kindness allowed him to stay. Under the brow of the hill it was not visible from the House.<br /><br />Joseph Paxton, who remodelled and landscaped the gardens at Chatsworth, chose the site for the new village, but it was John Robertson a relatively unknown architect from Derby who provided the designs. At that time aspiring young architects such as Robertson would prepare a book of house plans as part of their training.<br /><br />It is thought that Robertson approached the Duke to show him the plans when he was busy with other matters and that after quickly looking through them he could not make up his mind and chose all the different styles in the book. The designs ranging from Norman to Jacobean, Swiss-style to Italian villas are all here at Edensor. A few of the old houses remained virtually untouched including parts of the old vicarage, two cottages overlooking the green and the old farmhouse which now houses the post office, shop and tea rooms.<br /><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh58M8jN3ZVyTXEMpzjpJaiF9vbFm8gIPlLyKNnGE8paykmK_n9orcUezoNvxUPix4Ectczmg3lV1NF67kSgFZ3jZMlVqXr4yju_dOGsDVbRxL8FfbmYEKq1p-GM1PpOQJHWqGlTBGSOgDe/s1600/Edensor3.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 320px; height: 180px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh58M8jN3ZVyTXEMpzjpJaiF9vbFm8gIPlLyKNnGE8paykmK_n9orcUezoNvxUPix4Ectczmg3lV1NF67kSgFZ3jZMlVqXr4yju_dOGsDVbRxL8FfbmYEKq1p-GM1PpOQJHWqGlTBGSOgDe/s320/Edensor3.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5603601365994034322" border="0" /></a><span style="font-size:85%;">Robertson retained the 14th century church, but only about 30 years after the completion of the model village it was replaced by a much larger one built by George Gilbert Scott. The new church with its graceful spire and spacious layout added to the status and importance of the village. A more recent addition that helps make the village more complete is the green, added in 1948 after the demolition of the school.<br /><br />St Peter’s Church contains one of the finest monuments in the county. This commemorates Henry and William Cavendish, the sons of Bess of Hardwick, the latter son being the First Earl. In the chancel is a brass plaque which records the death of John Beaton, the loyal servant of Mary, Queen of Scots who was imprisoned at Chatsworth House during part of her period in captivity. Also in the church, in a glass case is a wreath of everlasting flowers sent by Queen Victoria to the funeral of Lord Frederick Cavendish, tragically killed in Ireland while on a peace mission. Joseph Paxton is buried in the churchyard in a grave of much grander scale than that of his master, the sixth Duke.<br /><br />At the top of the churchyard is the grave of Kathleen Kennedy, the sister of the late President of the USA. She was the wife of the present Duke’s elder brother and heir to the Dukedom who was tragically killed in Belgium during the last war. Only four years later his wife was killed in an air crash.<br /><br />In June, 1963, John F Kennedy, the President of the United States visited the grave -- five months before being assassinated – on the way by helicopter to a meeting with the Prime Minister. This event is recalled by the Duchess of Devonshire in her book, ‘The House: a Portrait of Chatsworth’, when she describes the reaction of one resident of the village, ‘The wind from that machine blew my chickens away, and I haven’t seen them since’.</span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOXUBx3vBot_sfBVOo3uP4s3oXFzX_P4ZZoGUmOhMS6TE1P4bk9jMC2Do2PWLd7f1CICELn_y4VQqCSBkWkClpvD1LTLo3bCmuEtNH5V1L5r0LhhCeTMGuRdC1bpk-8ozegjaywopxiFOV/s1600/ayu3o4.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOXUBx3vBot_sfBVOo3uP4s3oXFzX_P4ZZoGUmOhMS6TE1P4bk9jMC2Do2PWLd7f1CICELn_y4VQqCSBkWkClpvD1LTLo3bCmuEtNH5V1L5r0LhhCeTMGuRdC1bpk-8ozegjaywopxiFOV/s320/ayu3o4.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5603601539116184162" border="0" /></a><br /><span style="font-size:85%;"><br />The architect, Sir Jeffery Wyatville was employed in designing the two gate lodges; one an Italianate villa, the other in complete contrast an English Lodge to mark the entrance to the park. Through the park gates on the right the lane in the village forks; Edensor Lane bearing right and Japp lane to the left. The old coach house and stables have been converted into comfortable flats for retired employees.</span><br /><span style="font-size:85%;"><br />Edensor House, occupied for a time by the present Duke and Duchess, has been used to entertain royalty. Outside the park gates the handsome brick building was formerly an inn to serve travellers; villagers had to be content with a makeshift alehouse in one of the cottages. This inn later became Chatsworth Institute and is now occupied by Chatsworth Estate Offices in front is a bowling green and to the side a golf course. The old alehouse cottage still exists, as do the iron staples from where the inn sign hung.<br /><br /><br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:85%;">*Repost: <a href="http://www.derbyshire-peakdistrict.co.uk/edensor.htm">www.derbyshire-peakdistrict.co.uk</a></span><br /></div></div>Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292725872719500572.post-68800925572253877632011-05-05T20:34:00.005+07:002011-05-05T20:45:49.767+07:00TENTANG BID'AH<div style="text-align: justify;font-family:verdana;"><span style="font-size:85%;">Belakangan ini semakin gencar tudingan bid’ah pada seseorang atau kelompok tertentu, yang satu menyatakan bahwa kelompok yang tidak sefaham dengannya sebagai ahlu bid’ah sehingga mereka tersesat dan berhak masuk neraka, sementara kelompok lain juga menuding kelompok yang lainnya lagi mengembangkan bid’ah.<br /><br />Saling tuding seperti inilah kemudian menyebabkan perpecahan di kalangan umat Islam. Apa sebetulnya makna bid’ah itu? dan apakah memang benar bid’ah itu selalu berkonotasi negatif sehingga harus dihilangkan dari muka bumi ini?<br /><br />Menurut al-Imam Abu Muhammad ‘Izzuddin bin ‘Abdissalam, bid’ah adalah:<br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:85%;">اَلْبِدْعَةُ فِعْلُ مَا لَمْ يُعْهَدْ فِيْ عَصْرِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -- قواعد الأحكام في مصالح الأنام . ج 2 ص 172<br /></span></div><span style="font-size:85%;"><span style="font-style: italic;">Bid’ah adalah mengerjakan sesuatu yang tidak pernah dikenal (terjadi) pada masa Rasulullah Saw. </span>(Qawa’id al-Ahkam fi Mashalih al-Anaam, juz II hal. 172)<br /><br />Dalam khazanah pemahaman literatur fiqih, bid’ah secara garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu bid’ah hasanah (baik) dan bid’ah sayyi’ah (jelek), sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Syafi’i;<br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:85%;">قَالَ اَلْمُحْدَثاَتُ ضَرْباَنِ مَا أَحْدَثَ يُخَالِفُ كِتاَباً أَوْسُنَّةً أَوْ أَثَراً أَوْإِجْمَاعًا فَهذِهِ بِدْعَةُ الضَّلاَلِ وَمَا أَحْدَثَ مِنَ الْخَيْرِ لاَ يُخَالِفُ شَيْئاً مِنْ ذلِكَ فَهَذِهِ مُحْدَثَةٌ غَيْرُ مَذْمُوْمَةٍ انتهى -- فتح البارى , ج 17 ص .1<br /></span></div><span style="font-size:85%;"><span style="font-style: italic;">Sesuatu yang diada-adakan itu ada dua macam. Pertama, sesuatu yang baru itu menyalahi al-Qur’an, sunnah Nabi Saw., atsar sahabat atau ijma’ ulama’, hal ini disebut dengan bid’ah dhalalah. Dan kedua, jika sesuatu yang baru tersebut termasuk kebajikan yang tidak menyalahi sedikit pun dari hal itu (al-Qur’an, al-Sunnah dan Ijma’), maka perbuatan tersebut tergolong perbuatan baru yang tidak dicela.</span> (Fathu al-Bari, juz 17 hal.10)<br /><br />Sedangkan dalam Qawa’id al-Ahkam fi Mashalih al-An’am, Juz I, hal. 173 telah dijelaskan lebih lanjut secara terperinci bahwa sebagian besar ulama’ membagi bid’ah menjadi lima macam:<br /></span><span style="font-size:85%;"><br /></span><ul><li><span style="font-size:85%;">Bid’ah Wajibah, yakni bid’ah yang dilakukan untuk mewujudkan hal-hal yang diwajibkan oleh syara’ seperti mempelajari ilmu Nahwu, Sharaf, Balaghah, dengan alasan karena hanya dengan ilmu-ilmu inilah seseorang dapat memahami al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad secara sempurna.</span></li><li><span style="font-size:85%;">Bid’ah Mandubah, yakni segala sesuatu yang baik tapi tak pernah dilakukan pada masa Rasulullah Saw. misalnya, shalat tarawih secara berjama’ah, mendirikan madrasah dan pesantren.</span></li><li><span style="font-size:85%;">Bid’ah Mubahah, seperti berjabat tangan setelah shalat dan makan-makanan yang lezat.</span></li><li><span style="font-size:85%;">Bid’ah Muharramah, yakni bid’ah yang bertentangan dengan syara’ seperti madzhab Jabariyah dan Murji’ah.</span></li><li><span style="font-size:85%;">Bid’ah Makruhah, seperti menghiasi masjid dengan hiasan yang berlebihan.</span></li></ul><span style="font-size:85%;"><br />Dari sini dapat diketahui bahwa bid’ah terbagi menjadi dua, pertama bid’ah hasanah yakni bid’ah yang tidak dilarang dalam agama karena mengandung unsur yang baik dan tidak bertentangan dengan ajaran agama, masuk dalam kategori ini adalah bid’ah wajibah, bid’ah mandubah dan bid’ah mubahah, salah satu contoh dalam konteks ini seperti perkataan Sayyidina Umar bin Khattab ra. tentang jama’ah shalat tarawih yang beliau laksanakan:<br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:85%;">نِعْمَةُ اْلبِِدْعَةُ هٰذِهِ --الموطأ رقم 231<br /></span></div><span style="font-size:85%;"><span style="font-style: italic;">Sebaik-baik bid’ah adalah ini (yakni shalat tarawih dengan berjama’ah)</span>. (al-Muwatha’ [231])<br /><br />Contoh bid’ah hasanah antara lain adalah khutbah yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, membuka suatu acara dimulai dengan membaca basmalah dibawah seorang komando, menambah bacaan subhanahu wata’ala yang disingkat dengan Swt. setiap ada kalimat Allah Swt. dan sallaAllahu alaihi wasallama yang diringkas Saw. setiap ada kata Muhammad, berkendara ke tempat atau majlis terpuji dengan naik mobil Alphard, mengendara sepeda motor ke sekolah, melihat acara pengajian dengan televisi, membuat buku Galak Gampil dengan sarana komputer, mesin cetak, mengabadikan momen-momen tertentu dengan kamera digital, makan es krim, serta masih banyak lagi perbuatan lainnya yang belum pernah ada pada masa Rasulullah Saw. yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam.<br /><br />Bid’ah yang kedua adalah Bid’ah Sayyi’ah atau bid’ah dhalalah, yaitu bid’ah yang mengandung unsur negatif dan dapat merusak ajaran dan norma agama Islam. Bid’ah Muharromah dan Makruhah dapat digolongkan pada bagian yang kedua ini, dan inilah yang dimaksud oleh sabda Nabi Muhammad Saw:<br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:85%;">عَنْ عَائِشَةَ - رَضِىَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ ».<br /></span></div><span style="font-size:85%;"><span style="font-style: italic;">Dari Aisyah ra, ia berkata, sesungguhnya Rasulullah Saw. Bersabda: Barang siapa yang melakukan perbuatan yang tiada perintah kami atasnya, maka amal itu ditolak</span>. (Sahih Muslim, bab Idza Ijtahada al-Amal)<br /><br />Dengan adanya pembagian ini dapat disimpulkan bahwa tidak semua bid’ah itu dilarang dalam agama, sebab yang tidak diperkenankan adalah perbuatan yang dikhawatirkan menghancurkan sendi-sendi agama Islam, sedangkan amaliyah yang akan menambah syiar dan daya tarik agama Islam tidak dilarang, bahkan untuk saat ini sudah waktunya umat Islam lebih kreatif untuk menjawab berbagai persoalan dan tantangan zaman.<br /><br /><br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:85%;">*Sumber: <a href="http://book.pondokngalah.net/">Galak Gampil</a><br /></span></div></div>Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292725872719500572.post-77959304052681197452011-05-05T16:13:00.006+07:002011-05-05T16:29:05.269+07:00BERORGANISASI; Upaya Menapaki Tangga Kedewasaan Kita<div style="text-align: justify;"><span style=";font-family:verdana;font-size:85%;" ><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlh5P6YR0oQa5-Z57thDmh0YtivUtaZTEVodwbrZFC-dIGokKmvm1DNYPddMIsEEqVlfACFSDwiMlqHk0pg3w_g1pNI4f27M692rw432fZ8sQioAQtAHrWRyS8iFSiUvb3SnwzbUQH7Og_/s1600/edukasi.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 79px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlh5P6YR0oQa5-Z57thDmh0YtivUtaZTEVodwbrZFC-dIGokKmvm1DNYPddMIsEEqVlfACFSDwiMlqHk0pg3w_g1pNI4f27M692rw432fZ8sQioAQtAHrWRyS8iFSiUvb3SnwzbUQH7Og_/s320/edukasi.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5603159856750905250" border="0" /></a></span><span style="font-weight: bold;font-family:verdana;font-size:85%;" >Berorganisasi, Bikin Cerdas dan Berguna</span><span style="font-size:85%;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;">Saat anak memiliki kegiatan ekstrakulikuler (ekskul) di sekolah, terlibat dalam organisasi siswa atau berkegiatan di luar rumah, ini pertanda positif bagi pengembangan dirinya. Sebagai guru atau orangtua, tugasnya adalah memberikan dukungan.<br /></span></div><div style="text-align: justify;font-family:verdana;"><span style="font-size:85%;"><br />Pakar Pendidikan, Prof Dr Arief Rachman MPd, menyarankan sebaiknya anak mulai dilibatkan dalam kegiatan kolektif sejak usia TK. Anak yang berorganisasi sejak kecil memiliki kepribadian lebih efektif dan efisien. Anak juga akan tumbuh menjadi pribadi cerdas dan berguna, bukan sekadar pintar di sekolah.<br /><br />"Anak mulai TK perlu terlibat dalam kegiatan bersifat hobi, kegiatan yang sifatnya kolektif. Bisa berupa drama, menari, pentas musik, menggambar, sesuatu yang digemari dan menjadi talentanya. Libatkan anak dalam berbagai festival, bukan kompetisi. Bebaskan mereka menampilkan dirinya dengan pendekatan heterogenitas, bukan homogen. Lalu, berikan apresiasi atas keberagaman ini. Kompetisi cenderung menggunakan pendekatan standar seragam, sementara anak akan lebih berkembang positif jika sejak kecil diajarkan untuk berbaur dalam keberagaman," jelas Arief kepada Kompas.com di Jakarta, pekan lalu.<br /><br />Aktivitas beragam yang dijalankan anak sejak belia sangat memengaruhi tumbuh kembangnya. Hal itu terutama terhadap pembentukan kepribadian dan jiwa kepemimpinan.<br /><br />Sebaliknya, kata Arief, membatasi anak berorganisasi atau beraktivitas di luar sekolah hanya akan meciptakan generasi pintar namun tidak berguna.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Manfaat Berorganisasi</span><br />Arief mengatakan, kegiatan berorganisasi memiliki sejumlah dampak positif bagi diri anak maupun kemampuan sosialnya. Manfaat personal yang didapatkan anak di antaranya adalah memiliki potret diri positif. Artinya, anak memiliki persepsi yang baik atas dirinya, lebih kreatif, lebih berani, serta memiliki kemampuan mencipta.<br /><br />Potret diri positif dalam diri anak berdampak pada penghargaan atas diri yang lebih tinggi. Dengan berorganisasi, lanjut dia, anak juga belajar mengenai kepemimpinan.<br /><br />"Generasi global memiliki kepemimpinan dalam dirinya. Kepemimpinan dalam diri anak membantunya mengendalikan diri, memiliki keberanian, dan mampu berkomunikasi dengan orang lain," lanjutnya.<br /><br /><br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size:78%;">*Sumber: <a href="http://lipsus.kompas.com/edukasi/read/2011/05/04/10341494/Berorganisasi.Bikin.Cerdas.dan.Berguna">Kompas</a></span><br /></span></div><span style="font-size:85%;"><br /><span style="font-weight: bold;"><br />Tahu, Kenapa Anak Wajib Berorganisasi?</span><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7SDgiatP8-X6WKjJm5nUfMsCYl6DwBWtDvt3erNvvlZCX-d-nCtaulMZXqUmKjY1apiYOJt5t-1G1rIsWI0o1UZYHJOZE_pN_YtcZKhJChM8IjG51-6luS9Tg7xlSgaMuMLaxZ_zFHDhu/s1600/organisasi+1.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 200px; height: 102px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7SDgiatP8-X6WKjJm5nUfMsCYl6DwBWtDvt3erNvvlZCX-d-nCtaulMZXqUmKjY1apiYOJt5t-1G1rIsWI0o1UZYHJOZE_pN_YtcZKhJChM8IjG51-6luS9Tg7xlSgaMuMLaxZ_zFHDhu/s200/organisasi+1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5603160240465954802" border="0" /></a></span><span style="font-size:85%;">Pakar Pendidikan Prof Arief Rachman mengatakan, dengan berorganisasi anak juga belajar mengenai kepemimpinan. Terkait dengan kepemimpinan, Arief menegaskan, anak wajib berorganisasi.<br /><br /></span><span style="font-size:85%;">"Generasi global memiliki kepemimpinan dalam dirinya. Kepemimpinan dalam diri anak membantunya mengendalikan diri, memiliki keberanian dan mampu berkomunikasi dengan orang lain." lanjut Arief saat ditemui Kompas.com, pekan lalu.<br /><br />Dalam organisasi, anak belajar memimpin dirinya dengan kebiasaan mengatur diri. Karena di organisasi, anak mendapatkan tugas yang harus diselesaikannya dengan baik. Anak juga dipicu untuk kreatif menciptakan program, dan menjalankan program tersebut sesuai sasaran dan tujuan.<br /><br />"Kebiasaan dalam berorganisasi inilah yang membentuk karakter kepemimpinan dalam diri anak. Anak tumbuh menjadi pribadi kreatif dan memenuhi kewajibannya dengan baik," jelas Arief.<br /><br />Kegiatan anak di luar belajar formal juga melatih inisiatif. Anak yang melibatkan dirinya dalam organisasi, akan berusaha menjadi pribadi yang berguna. Inilah sebabnya, anak menjadi pribadi yang berinisiatif tinggi karena ia merasa diperlukan oleh organisasinya.<br /><br />Anak yang berorganisasi juga cenderung lebih obyektif dalam menilai sesuatu. Ia terbiasa dengan perbedaan dan lebih mudah menerimanya. Anak juga lebih mudah menerima konflik yang biasa terjadi dalam organisasi.<br /><br />Yang juga penting adalah, anak belajar menumbuhkan kepercayaan terhadap orang lain. Mental positif inilah yang membentuk karakter anak lebih positif.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Dampak</span><br />Arief mengatakan, dampak berorganisasi pada anak tak menonjol saat itu, namun akan terpatri dalam dirinya hingga kelak dewasa. Menurutnya, pribadi seperti ini lebih mampu bertahan dalam kehidupan yang kompleks saat anak telah dewasa, yaitu sebagai individu maupun profesional di bidangnya.<br /><br />"Kebiasaan berorganisasi sejak kecil menjadi modal penting bagi anak untuk terjun di ranah publik kemudian hari, karena berorganisasi seringkali menuntut seseorang untuk menyelesaikan berbagai tugas dalam waktu dan tenaga terbatas," ujar Arief.<br /><br />Kebiasaan melakukan tugas secara efektif dan efisien, lanjut Arief, terbentuk dalam diri anak saat berorganisasi. Keterampilan seperti ini jelas akan berguna di kemudian hari.<br /><br />Namun, Arief menambahkan, berbagai manfaat positif berorganisasi itu bisa didapatkan oleh anak dengan syarat, anak harus terlibat aktif, berbaur, dan bergaul di organisasi dengan perasaan senang, bukan paksaan. Dengan begitu, anak bisa mengoptimalkan dirinya dan menuai manfaat atas pilihannya.<br /><br />"Berikan dukungan kepada anak sedini mungkin untuk berorganisasi. Jika saat ini anak duduk di kursi SMP-SMA, masa ini justru penting dimanfaatkan anak untuk terlibat di organisasi. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih terampil. Beda hasilnya jika anak baru memulai berorganisasi sejak masa kuliah," kata Arief.<br /><br /><br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size:78%;">*Sumber: <a href="http://lipsus.kompas.com/edukasi/read/2011/05/04/11503790/Tahu.Kenapa.Anak.Wajib.Berorganisasi">Kompas</a></span><br /></span></div></div>Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292725872719500572.post-67698813983200596122011-05-05T15:06:00.004+07:002011-05-05T16:05:37.211+07:00Belajar dari Hikayat Osama<div style="text-align: justify; font-family: verdana;"><span style="font-size:85%;">Akhirnya Osama bin Laden tewas di tangan pihak yang pernah menjadi mitra atau disebut-sebut ikut melahirkannya: militer Amerika Serikat. Akhir hidup yang tragis seperti dialami Saddam Hussein. Kedua tokoh itu pernah menjadi sekutu AS, tetapi setelah pecah kongsi berbalik menjadi musuh nomor wahid.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Bagi korban kekerasan aksi teror yang pernah dilancarkan oleh jaringan Tanzim Al Qaeda, organisasi teror bentukan Osama bin Laden, kematian Osama pantas disyukuri dan dianggap sebagai balasan yang </span><span style="font-size:85%;">setimpal dengan kekerasan yang pernah ia lakukan. Bagi yang mendukung Osama bin Laden, kematian ini kian mengobarkan dendam dan diprakirakan akan ada serangan balas dendam.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Kematian Osama bin Laden dianggap mampu memukul telak jaringan terorisme global. Meskipun bukan pukulan yang mematikan, paling tidak itu cukup ampuh melemahkan kekuatan lawan. Namun, tak sedikit yang meragukan anggapan ini. Abu Haniyah, analis jaringan terorisme yang dikutip Al Jazeera pada 2 Mei lalu, berpendapat, tewasnya Osama tak berpengaruh banyak terhadap jaringan Al Qaeda.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Menurut Abu Haniyah, aksi terorisme yang meledak di beberapa kawasan dunia sebelum ini belum tentu melalui kendali langsung Osama. Meskipun ada keterkaitan ideologis, dari sisi operasional aksi teror itu merupakan operasi yang bisa dianggap mandiri dan terpisah dari Al Qaeda pusat.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Selain itu, tokoh nomor dua dalam Al Qaeda setelah Osama, Ayman Al Zawahiri, tak berhasil dicokok. Maka, kematian Osama bukanlah akhir terorisme.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Terorisme yang hanya dikaitkan dengan Osama dan Al Qaeda merupakan pendapat yang sudah usang dan dipaksakan. Kalau kita amati, aksi-aksi teror yang hingga saat ini terjadi di Indonesia tidak lagi dilakukan oleh individu dan jaringan yang memiliki keterkaitan langsung dengan organisasi Al Qaeda. Mereka berasal dari generasi baru terorisme yang terpengaruh ideologi Al Qaeda.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Maka, pertanyaan penting ke depan bukan lagi apakah kematian Osama ini berpengaruh terhadap jaringan terorisme global, melainkan bagaimana memutus mata rantai kekerasan dan terorisme yang sudah berkembang biak sangat cepat. Menurut hemat saya, dengan atau tanpa Osama, terorisme akan terus mengancam.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-weight: bold;">”Anak haram” kekuasaan</span></span><br /><span style="font-size:85%;">Osama bin Laden adalah sosok yang pernah menjadi mitra intelijen AS dalam perang melawan Uni Soviet pada 1979-1989, yang dikenal sebagai Operation Cyclone. Soviet sebagai negara komunis yang antiagama dan Tuhan serta menduduki Afganistan menjadi musuh bersama aliansi intelijen dan militer Amerika, Pakistan, dan Arab Saudi.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Aliansi ini memanfaatkan milisi sipil orang-orang Arab di Timur Tengah yang nanti disebut Arab Afgan. Dalam kelompok ini ada Osama bin Laden dan gurunya, Abdullah Azzam. Dalam konteks inilah Osama dipakai dan dibentuk untuk melawan tentara Soviet.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Namun, setelah kongsi politik pecah, milisi Arab Afgan—yang pada kemudian hari di tangan Osama menjadi Tanzim Al Qaeda ini—melancarkan aksi teror di negara-negara yang sebelumnya sohib mereka: di AS terjadi peristiwa 11 September 2001, di Arab Saudi serangan di Riyadh, dan kekerasan-kekerasan lain di Pakistan. Kita pun disadarkan, pihak yang memanfaatkan kelompok dan milisi kekerasan untuk menghadapi lawan akhirnya akan membalikkannya kepada mereka yang melahirkannya.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Tiba-tiba saya teringat nasib Sang Imam, tokoh dalam novel yang ditulis oleh Nawal el Saadawi berjudul Suqûth al-Imâm atau Jatuhnya Sang Imam. Novel ini berkisah tentang seorang pemimpin (imam) politik dan agama yang memiliki anak dari hubungan gelap. Imam ini tidak mau mengakui anaknya itu dan membungkus dirinya dengan pencitraan moral. Akhirnya imam itu mati di tangan anak yang diingkarinya.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Novel Saadawi tersebut sebenarnya alegori untuk kekuasaan yang jatuh dalam hubungan gelap dengan kemunafikan dan kekerasan. Novel ini terinspirasi oleh kematian Sadat, Presiden Mesir yang ditembak mati kelompok garis keras Tanzim Al Jihad dan Jemaah Islamiyah, Oktober 1981.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Bagi Saadawi, kelompok-kelompok Islam garis keras di Mesir itu merupakan ”anak haram” yang lahir dari rahim politik Sadat. Kelompok-kelompok itu awalnya didukung penuh oleh Sadat. Mereka dimanfaatkan dalam konfrontasi melawan Israel, sementara di dalam negeri mereka dipakai untuk mengebiri kekuatan nasionalisme (kiri) Gamal Abdul Nasser, Presiden Mesir sebelum Sadat.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Seperti Sang Imam yang berkedok moralitas agama dan akhirnya jatuh oleh anaknya yang berasal dari hubungan gelap, politik luar negeri AS juga sering berlindung di balik nilai-nilai luhur, seperti kebebasan dan demokrasi, tetapi tak jarang memanfaatkan kelompok garis keras atau menggunakan kekerasan yang mereka daku untuk menyebarkan nilai-nilai luhur itu.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-weight: bold;">Memutus rantai kekerasan</span></span><br /><span style="font-size:85%;">Dari penjelasan itu, saya tidak hendak mengajak pembaca untuk memaklumi kekerasan. Saya tidak ingin mengatakan aksi-aksi terorisme hanyalah reaksi belaka atau balas dendam yang dilancarkan oleh pelakunya karena sasarannya dituding punya saham dalam kekerasan itu.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Korban terorisme, khususnya masyarakat sipil, tidak terkait sama sekali dengan kekerasan. Namun, dalam konteks ini mereka bukan hanya korban pelaku teror, melainkan juga korban dari kebijakan politik pemerintah mereka yang bisa dijadikan dalih untuk balas dendam.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Untuk itulah mata rantai kekerasan harus diputus bukan dengan cara kekerasan dilawan dengan kekerasan. Cara ini akan semakin memperpanjang mata rantai kekerasan. Segala penggunaan potensi kekerasan sejak awal harus ditentang.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Strategi gelap yang pernah dilakukan untuk mendukung atau membentuk Osama dan jaringannya atau kelompok-kelompok garis keras dan milisi-milisi sejenisnya tidak bisa dibenarkan sama sekali. Osama adalah hikayat yang tidak bisa dilepaskan dari politik luar negeri dan operasi militer AS.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Maka, tantangan terberat AS di bawah pemerintahan Obama di dunia internasional dan dunia Islam khususnya hanya bisa dijawab bukan dengan pidato saja. Namun, apakah strategi politik luar negerinya tidak lagi melahirkan ”Osama-Osama” yang baru pada masa depan atau tak lagi menggunakan operasi-operasi militer yang bisa dijadikan dalih sebagai reaksi balas dendam.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;">Bisakah kita belajar dari hikayat Osama?</span><br /><br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size:85%;">*Oleh: </span><span style="font-size:85%;"><a href="http://internasional.kompas.com/read/2011/05/04/04163728/Belajar.dari.Hikayat.Osama">M. Guntur Romli</a></span><br /></div></div>Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292725872719500572.post-3302978708900768532011-05-05T01:04:00.005+07:002011-05-05T01:15:05.351+07:00Mengubah Hobi Jadi Profesi<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;font-size:85%;" ><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjunmtwk0utn3iwpIUx-gtP3gxu-vZZenvUCIFYADDM3DWwlZMZt0R-drAF0990aYTkjLp1TPiHQzkIK6W5XPAWyvS7giQdn42v5JqACz1rgG_o0WDBD9sJRI8J92vFXvkDuphA0H8ZtLiK/s1600/planet.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 154px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjunmtwk0utn3iwpIUx-gtP3gxu-vZZenvUCIFYADDM3DWwlZMZt0R-drAF0990aYTkjLp1TPiHQzkIK6W5XPAWyvS7giQdn42v5JqACz1rgG_o0WDBD9sJRI8J92vFXvkDuphA0H8ZtLiK/s200/planet.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5602925085443453938" border="0" /></a></span><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;font-size:85%;" >Judul Buku: The Lonely Planet Story</span><br /><span style="font-family: verdana;font-family:verdana;font-size:85%;" >Pengarang: Tony & Maureen Wheeler (Penerjemah: Reni Indardini)</span><br /><span style="font-family: verdana;font-size:85%;" >Penerbit: B-First, 2009</span><br /><span style="font-family: verdana;font-size:85%;" >Jumlah Halaman: 265</span><br /><span style="font-family: verdana;font-size:85%;" >Peresensi: Meisia</span><br /></div><div style="text-align: justify; font-family: verdana;font-family:verdana;"><span style="font-size:85%;"><br />Tidak ada cerita yang lebih menginspirasi di bidang karir dibanding cerita tentang karir (atau bisnis) yang dibangun dari hobi. Kisah Lonely Planet adalah salah satunya. Di buku ini Tony dan Maureen Wheeler, pasangan suami-istri pendiri salah satu perusahaan penerbitan panduan perjalanan terbesar di dunia itu, membagikan ceritanya.<br /><br />Bagi mereka yang senang jalan-jalan, khususnya para backpacker, pasti nama Lonely Planet tidak perlu diperkenalkan lagi. Buku panduan perjalanan ini sangat akrab dengan para pelancong tipe baru --pada saat itu--yaitu tipe yang santai dan independen.<br /><br />Kisah ini diawali dengan dua backpacker "kere" (pada waktu itu masih mahasiswa) yang melakukan perjalanan ke Australia dari Inggris. Sebagian perjalanan itu dilakukan dengan mobil butut, sebagian lagi menumpang angkutan umum. Semua itu kemudian menghabiskan uang mereka, dan hanya menyisakan 27 sen.<br /><br />Bagaimana kemudian Tony dan Maureen melalui masa itu, serta apa yang menginspirasi mereka untuk mulai menulis buku panduan perjalanan, bagaimana mereka tumbuh dari backpacker usia dua puluhan --yang tak berduit tapi selalu ingin bepergian-- menjadi pemilik perusahan bernilai jutaan dolar yang sudah berusia lima puluhan, dan bisa dibilang perusahaan penerbitan panduan perjalanan tersukses di planet ini, semuanya dapat dibaca dalam buku ini.<br /><br />Trinity, seorang backpacker, penulis blog dan buku bestseller The Naked Traveler mengomentari buku ini, “Buku-buku Lonely Planet menjadi kitab wajib bagi saya dan backpackers lainnya di dunia. Namun, buku inilah yang sangat inspiratif!”<br /><br />Meskipun sedikit yang bisa dipetik dari segi manajemen sumber daya manusia, kisah ini dapat menginspirasi siapa saja yang pernah bermimpi mengubah hobi menjadi mata pencaharian. Pembaca bisa memetik hikmah dan belajar, bagaimana sebuah pekerjaan dijalankan dengan penuh passion dan bahkan telah menjadi hidup seseorang.<br /><br />Seperti dituturkan Maureen Wheeler dalam pengantar buku ini. "Lonely Planet telah menjadi hidup kami. Kami menghidupi sekaligus dihidupinya, dan kami mencintainya. Meski tidak jarang ada halangan dan rintangan, Lonely Planet tak pernah membosankan.”<br /><br />Setelah menceritakan petualangan yang spektakuler di Australia hingga Tony dan Maureen mendapat ide menulis buku panduan Lonely Planet edisi pertama mereka (Across Asia on The Cheap), bab-bab selanjutnya menceritakan pasang surut Lonely Planet sebagai sebuah usaha bisnis. Tentu saja buku ini tidak akan lengkap tanpa cerita tentang perjalanan-perjalanan luar biasa yang dilakukan Tony dan Maureen. Mereka tetap bekerja dan terus bepergian.<br /><br />Salah satu hal yang sangat menarik, Indonesia, khususnya Kuta - Bali, termasuk dalam daftar 3K yang menjadi prioritas tempat yang harus dikunjungi para backpacker di Asia, selain Kabul dan Kathmandu.<br /><br />Singkat kata, buku ini sangat menyenangkan dan inspiratif.<br /><br /><br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:85%;">*Sumber: <a href="http://www.portalhr.com/resensibuku/5id49.html">www.portalhr.com</a><br /></span></div></div>Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292725872719500572.post-48585823006721367872011-05-04T13:28:00.001+07:002011-05-04T13:33:17.009+07:00IBU KITA KARTINI; Dan Tafsir Al-Fatihah<div style="text-align: justify;font-family:verdana;"><span style="font-size:85%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgW3sgqc4YB0qwZHI_FhbWpMVbnrq8P-qzIuHuzKy6cv1o5_-fbAawE57RKSJhi0a-BG_H3HID3Uwb9dzDJ0L-7rrcFk1PdQbdotwmAaCPqoNI3ZZrshDj1WoGldE1g0zHWKXGzlUnlZNbO/s1600/kartini.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 158px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgW3sgqc4YB0qwZHI_FhbWpMVbnrq8P-qzIuHuzKy6cv1o5_-fbAawE57RKSJhi0a-BG_H3HID3Uwb9dzDJ0L-7rrcFk1PdQbdotwmAaCPqoNI3ZZrshDj1WoGldE1g0zHWKXGzlUnlZNbO/s200/kartini.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5602743478091812994" border="0" /></a></span><span style="font-size:85%;">Kisah ini, mungkin tidak banyak terekspos di media atau buku-buku sejarah. Namun terlepas dari keotentikan sejarah dan validitasnya, setidaknya kisah ini menggambarkan bagaimana sudut lain keinginan mulia seorang wanita yang terkungkung oleh budaya bangsanya kala itu, untuk memajukan kaumnya.<br /></span></div><div style="text-align: justify;font-family:verdana;"><span style="font-size:85%;"><br />R.A. Kartini, semua tahu bagaimana kisah kehidupan beliau. Kesejenakan usianya, 25 tahun, ternyata tidak membuat sejenak pula pengaruh dan pemikirannya. Semakin menjauh, namun semakin dikenang. Sebuah ketulusan akan pemikiran, keikhlasan tanpa pamrih, kemuliaan cita-cita, yang membuat nama ibunda Kartini terus harum sepanjang masa.<br /><br />Sebagai putra bangsa dan bagian dari negeri ini, aku pribadi merasa sangat bangga mempunyai ibu seagung Kartini.<br /><br />Emansipasi dalam arti sebenarnya yang tidak melewati batas kodrati penciptaan, kemajuan pendidikan dalam semua sudut kehidupan untuk kaum wanita, dan hak untuk belajar bagi mereka, adalah intisari daripada pemikiran ibu kita kartini.<br /><br />Dalam salah satu catatan di kumpulan surat berbahasa Belanda tulisan beliau pada Rosa Abendanon, <span style="font-style: italic;">"Door Duisternis tot Licht"</span>, beliau memberikan kritikan bahwa kenapa agama ini hanya dilafalkan dan dihafalkan saja tanpa ada kewajiban untuk dipahami? Seharusnya, bagi setiap manusia umumnya, dan muslim khususnya (mengingat beliau ada muslimah) adalah sebuah keharusan memahami agamanya dengan baik.<br /><br />Terusan dari pada catatan ini, yang memang sepertinya sengaja beliau tindak lanjuti, dan kisah ini yang mungkin tidak banyak kita dengar, adalah bahwa kemudian beliau menulis sepucuk surat kepada Kyai Sholeh Darat, Semarang, dan memintanya secara khusus untuk menerjemahkan dan menafsirkan surat al-Fatihah. Surat terpenting yang dibaca 17x dalam sehari, setidaknya.<br /><br />Bagaimana antusias dan kehausan beliau untuk mengerti tentang agamanya, dan pada titik yang paling krusial, sholat. Bisa kita rasakan bagaimana dengan penuh semangat beliau ingin mengerti dan memahami serta merasakan indahnya al-Fatihah. Tentu saja Kyai Sholeh Darat menjawab keinginan mulia itu dengan menuliskan terjemah Al-Fatihah serta beberapa surat yang lain. Di kisah yang lain, aku dengar bahwa kemudian Kyai Sholeh Darat, menerjemahkan al-Qur'an dalam bahasa jawa secara lengkap atas permintaan Ibunda Kartini juga! Sebagai sebuah persembahan khusus kepada wanita mulia ini.<br /><br />ketidaksanggupan beliau keluar untuk belajar karena menjalankan adat kaum ningrat, sekat budaya, tidak menghalanginya untuk belajar, untuk mencari ilmu apapun, dan itu terekam jelas dalam biografi beliau.<br /><br />Catatan khusus dibalik keinginan pribadi ibu kita Kartini, sekaligus keinginan beliau untuk kaumnya di antaranya adalah bahwa pelajarilah agamamu dengan baik, sehingga kita bisa terhindar dari dosa, sebagaimana lanjutan surat beliau.<br /><br />Bukan berarti kita harus mendalami secara khusus ilmu-ilmu agama, itu adalah tugas khusus bagi yang mempersiapkan diri sejak awal untuk mendalaminya. Tetapi pahami apa yang diwajibkan agamamu dan apa yang dilarang, ketahui dengan baik apa yang boleh kita kerjakan dan apa yang harus dihindari sebagaimana petunjuk agama. Dalam istilah syariat, memahami <span style="font-style: italic;">"Maa Lana wa Maa Alaina".</span><br /><br />Teringat petuah pendek orang tuaku, bahwa kita ini tidak dituntut menjadi ahli agama, tetapi kita semua dituntut untuk menjadi agamawan. Adapun ahli agama, didalami oleh orang-orang tertentu, tidak semua orang, sebagaimana perintah dalam QS. Attaubah : 122.<br /><br />Sedangkan maksud menjadi agamawan, yakni kita tahu secara umum mana yang halal, mana yang haram, mana yang wajib dilaksanakan, dan mana yang harus ditinggalkan.<br /><br />Hal yang sebenarnya memang dipesankan secara tersirat oleh Ibu kita Kartini dalam catatan beliau, dan aku yakin beliau menulisnya dengan sangat sadar sekali bahwa beliau bukan dari kalangan pesantren namun tetap ingin tahu apa yang diharuskan agamanya baginya, karena agama bukan monopoli pesantren. Sebuah emansipasi dari sudut lain.<br /><br />Pada akhirnya, tidak ada kata tidak bisa atau malu untuk mempelajari agama. Tekuni, perdalami, bidang kalian masing-masing, namun untuk memahami agama secara umum yang merupakan bagian dominan dalam kehidupan, bahkan naluri, adalah sebuah keharusan yang tidak bisa dihindari setiap orang. Karena agama pada dasarnya (khususnya Islam) tidak sekedar indoktrinasi dan dogma saja, tetapi memberikan kesempatan pada rasio juga untuk andil dalam penerimaannya dengan penuh keimanan dalam jiwa.<br /><br />Semoga Allah merahmati selalu Ibunda Kita Kartini, mengharumkan selalu namanya, dan kesemangatan serta impiannya terus memberikan motivasi dan inspirasi terhadap seluruh putri dan putra bangsa ini, <span style="font-style: italic;">ila an yaritsallahul Ardha wa maa alaiha ...</span><br /><br /><br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:85%;">*Sumber: <a href="http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/catatan-khusus-ibu-kita-kartini-dan-tafsir-al-fatihah/10150219212241042">kisah inspiratif</a><br /></span></div></div>Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-292725872719500572.post-50078831352041437322011-05-04T12:00:00.003+07:002011-05-04T12:35:17.335+07:00Bing Menyalin Hasil Pencarian Google??<div style="text-align: justify;font-family:verdana;"><span style="font-size:85%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRDttTfpXSINIz2U8TQDPMB3regQo28JACAzEth-F92UWMujK37zhu9E-aZ9VfOK6csstqRZUXi5CfM_pJx8pP6FA7B3qYirmrHVcrGZLrvonsnr5sErxq8dKi1m12RFxXnKW6Vr9DnSFF/s1600/google-vs-bing-300x241.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 200px; height: 161px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRDttTfpXSINIz2U8TQDPMB3regQo28JACAzEth-F92UWMujK37zhu9E-aZ9VfOK6csstqRZUXi5CfM_pJx8pP6FA7B3qYirmrHVcrGZLrvonsnr5sErxq8dKi1m12RFxXnKW6Vr9DnSFF/s200/google-vs-bing-300x241.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5602730113161936610" border="0" /></a>Ada sebuah novel yang isinya itu menceritakan bahwa sebetulnya Bing menyalin hasil pencarian Google untuk kemudian di masukkan ke dalam database Bing. Novel ini ditulis oleh Search Engine Land’s Danny Sullivan, kisah ini di ambil dari peristiwa perangkap honeypot milik Google yang telah menangkap Bing ketika menyalin hasil pencarian dari google. Sejak saat itu kedua perusahaan yakni Bing dan Google berperang di depan publik saling menuduh dan menyangkal, dengan cara memposting tuduhan dan sangkalan tersebut di blog, di twiter, dan di mana mana. Tapi masih ada hal yang patut di tanyakan. Apa yang terjadi sekarang??<br /></span></div><div style="text-align: justify;font-family:verdana;"><span style="font-size:85%;"><br />Bahkan apabila microsoft tidak sengaja menyalin bagaimana mungkin hasil pencarian bing itu bisa sama persis dengan google?<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Pembelaan Microsoft?</span><br />Microsoft mengklaim bahwa hasil pencarian pada bing itu di ambil dari data orang-orang yang melakukan pencarian di situs google menggunakan Internet Explorer dan Toolbar Bing. Dan data-data ini sebetulnya 1000 x berbeda dan juga berbeda dari sisi algoritmanya. Jadi sebetulnya Bing tidak secara langsung menyalin hasil pencarian dari mesin Google.<br /><br />Dari sinilah kemudian google akhirnya melakukan inovasi-inovasi yang dapat membedakan hasil pencarian Bing dan Google. Pihak Google mengatakan bahwa akan mencoba untuk mengurangi kemampuan bing untuk menyalin hasil pencarian Google.<br /><span style="font-weight: bold;"><br />Langkah Google Selanjutnya?</span><br />Dari sini terlihat bahwa google memiliki dua langkah yang sangat mungkin dilakukan pada saat ini. Pertama google secara otomatis akan memberikan hasil pencarian yang buruk ketika seorang pencari menggunakan toolbar bing, hal ini digunakan pastinya untuk menjatuhkan ejaan bing. Sehingga menjadikan bing susah untuk mengambil data pencarian karena mencari menggunakan toolbar bing di situs google sangat buruk. Opsi yang kedua, Google mengatakan akan lebih fokus untuk memperbaiki data pencarian, mengekstrak metadata, perbaikan query seperti pencarian hasil lokal dan saran pencarian, kemudian lebih merelevankan iklan yang ada.<br /><br />Lau sang insinyur Google mengatakan Google tidak akan hilang meskipun Bing membajak hasilnya. Setelah musim panas tahun 2010, google mengatakan bahwa bing melakukan desain pencarian dengan query yang salah eja, ini menjelaskan bahwa Google memang memahami teknologi web jauh lebih baik dari pada bing.<br /><br /><br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:85%;">*Sumber: <a href="http://www.ilmuwebsite.com/news-website/bing-menyalin-google">www.ilmuwebsite.com</a><br /></span></div></div>Arif H. Ayikhttp://www.blogger.com/profile/11104773924396805521noreply@blogger.com0