RSS

Banyak Membaca tapi Tetap Tolol!!

Apa tujuan anda rajin membaca?
Baik dengan membaca buku, makalah, artikel, koran, kitab suci dan sebagainya?

Secara kasar bagi saya ada 2 tujuan orang membaca, meski kedua hal ini jarang terucap:

Pertama: Ingin mencari tempat bersandar

Cirinya adalah, baik dalam tulisan maupun komentarnya tampak seperti puzzle kutipan. Kerjanya hanya menyambung-nyambung kutipan demi kutipan. Baik dari nama-nama besar, ulama, kitab suci dan sejenisnya. Sedang pendapatnya sendiri tidak ada. Jika muncul pertanyaan atau gugatan atas tulisannya, maka dia akan menambah kutipan berikutnya. Singkatnya, apa yang dibacanya, adalah sebagai tempat bersandar secara psikologis, bahwa dirinya tahu dan paham. Tapi giliran diajak berpendapat bebas, dia tidak berani. Tetap dia akan merujuk pada sebuah nama dan Kitab Suci.

Kedua: Mencari Kenderaan Berpikir

Cirinya adalah, baik tulisan maupun komentarnya jarang mengutip. Kecuali jika memang diperlukan. Misalnya karena topiknya memang membedah sebuah nama, literatur, kitab suci, dan sejenisnya. Jika muncul pertanyaan dan gugatan atas tulisan dan komentarnya, dia berani berpendapat atas nama dirinya sendiri. Kata kuncinya lebih kurang adalah: Menurut saya, bagi saya, pendapat saya. Bukan menurut Si Anu, menurut Islam, menurut Kristen, berdasarkan agama Tuhan, dan seterusnya.

Intinya, mereka membaca dalam rangka mencari tuas. Sebagai dongkrak untuk mendorong laju berpikirnya sendiri. Mereka berani meloncat dari satu nama ke nama lainnya. Bahkan mungkin dengan pendapat yang tidak populis. Karena apa? Karena dirinya, tidak mau menjadi orang lain. Tidak mau menjadi buku, tidak mau menjadi nama lain selain dirinya.

Penutup:

Keduanya sama-sama gandrung membaca. Tapi sikapnya berbeda. Yang satu membaca sepeti siswa yang akan menghadapi ujian nasional. Atau seperti mahasiswa yang akan menulis dan menghadapi ujian skripsi. Sedang yang kedua membaca untuk meluaskan cakrawala. Untuk meloncat lebih tinggi. Sejauh dia mampu meloncat membangun paradigma berpikirnya sendiri.

So, dimana posisi anda?

Beranikah anda untuk mengakuinya?
Hati-hati, pengakuan malu-malu dan tebar pesona tidak akan pernah membawa anda kemana-mana.


Sumber: Ea Setan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar